26 Desember 2012

Happy Friends


Main di kos-kosannya jayen. Sumpah, kos-kosan ini cuma 250ribu sebulan. Gila nggak? urah puol...
Senangnya bisa bertemu dengan teman-teman saat liburan. Sumpah, senang sekali seperti hari raya datang lebih awal atau aku mendapat prestasi yang bagus di sekolah. Apalagi jika teman-teman tersebut merupakan sahabat kalian. Wah, tambah berlipat kesenangannya.
Jadi, kemarin, tanggal 25 Desember 2012, aku bertemu dengan teman akrabku di junior high dulu, MTsN Kediri 2 (ya, aku dari MTs dan masih banyak anak yang kaget dengan fakta ini). Mereka adalah Jayen, Ivan, Rofiq, dan Thoriq. Pertemuan degan mereka sungguh-sungguh diluar rencana.
Sebenarnya, pertemuan tersebut dilandasi pembehasan mengenai keinginan Jayen dan aku untuk pergi ke rumah Thoriq, Lumajang untuk  hiking dan kegiatan lain. Sehingga saat itu aku hanya meminta Jayen dan Thoriq untuk bertemu bersama. Namun, setelah satu hari, info ini untungnya tersebar ke teman-teman yang lain, Rofiq dan Ivan melalui chatting facebook. Jayen mengajak Ivan, aku mengajak Rofiq.
Pada awalnya, pertemuan akan dilaksanakan di rumah Jayen, namun dia pikir pertemuan akan lebih enek jika dilaksanakan di rumahku. Hal itu disebabkan Thoriq ternyata ada di daerah Wates, dan dia meminta tolong Jayen untuk menjemputnya, jadi jadilah rumahku sebagai markas.
Mengetahui berita ini, aku segera bergegas pergi ke pasar pada senin pagi waktu setempat untuk membeli nutrijell. Aku tahu aku harus membelinya karena aku berpikir bahwa semua orange akan suka jeli. Selain tiu, aku juga mempersiapkan hal-hal lain.
Akhirnya, pada hari Selasa pagi, aku terbangun karena saatnya subuh dan saatnya untuk mengolah nutrijell itu. Jadilah sepagian itu aku berada di dalam dapur, membantu ibuku untuk memasak dan memasak keperluanku sendiri. Setelah masakan terakhir selesai, yakni membuat sambal terasi yang terlalu asin bagiku, aku mandi dan mulai menunggu mereka dengan bersih-bersih kemudian membaca buku Harry Potter kesukaanku.
Saat menunggu itulah saat yang paling menyebalkan, apalagi ditambah habisnya masa aktif pulsaku yang membuat aku tidak bisa memastikan apakah teman-temanku jadi datang atau tidak. Pada saat itu Rofiq sudah mulai sms aku untuk konfirmasi, namun aku tidak bisa membalasnya. Akhirnya, aku memutuskan untuk membeli pulsa setelah menukarkan uang seratus ribuanku dengan uang pecahan dupuluh ribu dan lima ribuan.
Aku tak menyangka pada awalnya kalau kedatangan Jayen juga diikuti oleh Ivan. Pada saat itu aku tidak tahu kalau Ivan juga akan datang ke rumahku, mengingat rumahnya sangat jauh. Namun, mereka berdua disana, tersenyum lebar kepadaku dan aku membalas senyuman mereka dan menyambut mereka. Mereka tidak terlihat bebeda semnejak kami berpisah di MTsN Kediri 2. Ivan tetap dengan model rambutnya, dan Jayen tetap juga dengan bentuk tubuh seperti itu, meski dia sudah mulai tumbuh kumis. Setelah bertukar kabar sebentar, kami memutuskan untuk pergi ke rumah Thoriq yang ada di Wates.
Dibonceng oleh Jayen, kami bertiga pergi untuk menjemput Thoriq pagi itu di daerah Wates. Kebetulan, pada saat itu Thoriq ada di Wates untuk acara keluarga. Rumah neneknya Thoriq sebenarnya tidak sulit untuk ditemukan, namun karena ada 3 rumahnya di situ, membuat kami sempat salah rumah.
Akhirnya, duduk dengan tenang di beranda rumah nenek Thoriq, aku, Jayen, Ivan, dan Thoriq saling bertukar kabar dan juga bercanda sambil menghadap jajanan dan kue-kue dari acara keluarga Thoriq di depan kami. Setelah beberapa saat disitu, Rofiq ternyata sudah sampai di rumahku. Dengan perasaan kurang enak aku meminta teman-teman untuk lebih cepat. Akhirnya setelah beberapa lama Thoriq meminta kami untuk naik mobilnya saja dan menitipkan sepeda motor yang dimiliki Jayen dan Ivan di rumah Thoriq. Jadilah kami ke rumahku memakai mobil yang kaca sebelahnya pecah akibat kecelakaan yang dialami Thoriq (untung, kalau orang tidak tahu, mungkin mereka anggap kala kaca jendela tersebut memang kami sengaja buka).
Setibanya di rumahku, kami berniat untuk mengerjai Rofiq sebentar, namun ternyata di acuh saja dan tetap membaca buku Harry Potter yang aku suruh baca pada saat itu sambil menunggu kami dari rumah Thoriq yang kurang sukses.
Akhirnya duduk berlima di dalam ruang tamu kami bertukar kabar, bercanda, menanyakan kabar sekolah masing-masing yang sangat menarik dan berbagai hal. Karena ada buah rmabutan yang sedang berbauah dan juga jelly yang menunggu untuk dihidangkan, aku memutuskan untuk mengihdangkan buah rambutan terlebih dahulu kemudian buah jelly yang cukup disukai teman-teman. Rofiq beberapa kali membuat gerakan lucu dan menjengkelkan dengan jelly tersebut. Ada juga istilah mengenai Bacula (Bocah lelelt, lucu, dan allay) dan hal-hal lucu lain.
Akhirnya tibalah kami pada acara utama, yakni mendiskusikan mengenai rencana liburan kmai untuk pergi ke Lumajang dan hiking. Namun ternyata setelah diskusi yang cukup lama dan mempertimbangkan berbagai hal, kami akhirnya sepakat untuk melkaukannya pada saat setelah kami selesai UNAS, meski Rofiq sudah tidak perlu ikut UNAS karena sudah masuk ITS (dia ikut progarm akselerasi saat SMA).
Kemudian setelah itu kita makan siang bersama dengan sate dan gulai kambing yang menurutku secara pribadi, kurang enak yang dibeli dari warung dekat masjid. Sate langgananku tuutp saat itu, jadi dengan terpaksa beli yang ini.
Setelah makan siang kami menonton film In Time sambil berdiskusi. Sebelum itu kami sempat mencari film-film yang menarik, sempat juga menonton Bayu SKAK yang garing menurut opiniku. Kami juga sempat menonton film Incepion yang saat itu rasanya terlalu berat untuk dilihat. Akhirnya pilihan kita jatuh pada In Time, aku dan Rofiq yang sudah pernah menonton menjelaskan kepada mereka mengenai film tersebut. Sambil memakan kerupuk dan memakan buah nangka dari hasil kebunku, menonton film In Time tersebut sungguh sangat menarik.
Setelah jeda sholat dan film In Time selesai, kami membicarakan Avatar Korra. Thoriq ternyata belum pernah menonton. Setekah berapal lama menonton kami putuskan untuk menyudahi pertemuan kami pada hari itu. Setelah berpamitan dengan orangtuaku, kami semua naik mobilnya Thoriq untuk mengambil motornya Jayen dan Ivan, anehnya aku dan Rofiq juga ikut serta. Padahal hal itu sebenarnya kurang perlu dilakukan, namun karena hal itu bisa membuat kami lebih lam untuk bertemu, akhirnya kai semua ikutan ke rumahnya Thoriq.
Perjalanan balik ke rumahku sungguh sanagt konyol mengingat ternyata kami sudah 4 kali bolak balik ke rumah Thoriq dan rumahku hanya untuk bisa lebih lama bertemu.
Ternyata keseruan hari itu belum berkahir, masih ada hal-hal lain yang lebih menyenangkan. Seperi aku, Ivan, dan Rofiq memutuskan untuk pergi ke tempat kos nya Jayen yang keren dan murah. Kemudian juga nonton film Brave di kos nya Jayen, kemudian saatnya belanja buku dengan Jayen di Togamas, yang juga merupakan saatnya kami berpisah dengan Ivan dan Rofiq, dan aku yang bermalam di kosnya Jayen untuk nemenin dia dan nonton film di kamarnya.
Pokoknya, tanggal 25 Desember ini sangat menyenangkan sekali bagiku. Bisa beli 4 buku byang menghabiskan sekitar 160.000 rupiah. Ada buku Ring of Fire karangan Larence dan Lorne Blair yang sangat bagus, buku spm Matematika, buku UNAS dari Widyagama, dan juga buku terjemah Ta’lim Muta’alim yang harus aku baca. Meski aku sempat berhutang ke Jayen sebanyak 10 ribu, hari itu sangat menyenangkan, karena setelah itu aku bisa mengambil uang di ATN lagi, hahahah. Oh ya, yang paing seru adalah aku berjalan-jalan tersebut hanya memakai sandal jepit yang berwarna kuning menyala. Tetapi sepertinya nggak ada yang lihat kalau aku memakai sandal warna seperti itu.

1 komentar:

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,