30 Januari 2013

Shocked

I'm really relieved to know the fact that my bad score in Bahasa Indonesia simply because of the technical problem. I got 58 in my national exam try out last week and it was shocking. But, after I checked my answer with the key answer from my teacher, I should get a score around 70-74. Hugh...

*however, it was nice to know that the problem in't my brain

28 Januari 2013

Try Out Result Come out!

As I predicted before that I will got 6 (actually 6.38) as an average in my national examination trials last week. I didn't prepare anything because I was studying the SAT at the moment. Just like my teacher said. Win the tournament, not the game, and the SAT is the tournament because when I can not get a higher score on this challenging test, I will be cut off. However, there is something that make me happy, I got 9.25 on Biology. I must admitted that I never expected my score that high. I think I just need to make this better and better. Who I am if not trying to make something better?

Wondering

Oh, I just realize an important fact when I saw my friend's birthday was celebrating by his friends. I never got any. So pity... But, let me think. I think I had, when I'm turned to 18, my roommates celebrated my birthday. Yeah, that was really cool. With all cakes and surprised that really annoyed me. They took my laptop and acted like my PC was gone and they didn't know that!
However, I don't really mind that my birthday is not celebrated. Because, usually God always have some surprise in my own solitude, like a new violin in my 18th birthday and many things that right now I forgot. *sigh...

27 Januari 2013

Malam Minggu yang Sempurna

Biasanya, malam minggu itu bai anak asrama tak jauh-jauh dari tidur dan nonton film atau bahkan ngerjain tugas-tugas yang menumpuk.Namun, malam minggu kemarin itu ada acara yang lebih seru dibandingkan dengan nonton film atau mungkin ngedate dengan pacar. Ketemu dengan alumni dan bakar jagung.
Jadi, sebenarnya pada tanggal 26 kemarin, alumni SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), atau lebih dikenal sebagai Ikasadhirsa, datang ke asrama untuk melakukan kegiatan SAtU (Sampoerna Academy to University) yang bertujuan untuk memperkenalkan universitas mereka ke adek-adek kelas dan mengenalkan bagaimana cara survival di universitas. Sayangnya, aku dan beberapa teman tidak bisa ikut karena kami ada ujian SAT sebagai salah satu syarat untuk bisa kuliah di luar negeri.
Meskipun begitu, pada saat malam minggu ternyata masih banyak kakak kelas yang tinggal di asrama untuk menjalankan acara Spot Light, acara talkshow dan hiburan sebagai ajang keakraban. Disitu ada talkshow dan penampilan live music dari beberapa teman.
Setelah memutuskan untuk bergabung mengikuti kegiatan tersebut, aku dan Virgi, my roommate turun ke depan gedung Mercusuar untuk menikmati acara yang digagas oleh kakak kelas (atau komite asrama ya?). Karena nggak ada sandal, dan punyaku juga hilang. Akhirnya aku memutuskan untuk barefoot, toh cuaca cerah dan jalan nggak becek. Anehnya, jarang ada yang tahu kalau aku nyeker, atau sebenarnya ada yang tahu namun terlalu sungkan untuk berbicara mengenai itu.
Disana aku bertemu dengan teman-teman, ngomong sana ngomong sini, kemudian ngintip kegiatan anak kelas 10 yang menjalankan acara movie night, masih barefoot dan ditemani beberapa teman. Acara movie night yang diprakarsai oleh House Rhino tersebut sepertinya berjalan lancar, dekorasinya juga lumayan untuk acara mendadak (Btw, sekolahku seringkai mengadakan acara mendadak lho, namun selalu sukses besar). Setelah bosen ngelihat anak histeris bahagia, aku dan temen-temen pindah ke atas lagi. Akhirnya aku berpisah dan ketemu Mbk Hanna, kakak alumni yang sekarang kuliah di Teknik Pangan UGM. Aku tanya-tanya ke dia mengenai mata kuliahnya seperti apa, ternyata lebih kepada cara mengolah makanan yang bermutu. Setelah melahap jagung bakar pemberian Mbk Hanna, aku pergi untuk kumpul dengan teman-teman yang lain.
Malam itu ada api unggun, langit cerah, bulan bersinar dengan terang, dan Mercusuar menyala. Melihat wajah-wajah gembira dan perut kenyang karena jagung bakar rasanya bisa melepas ketegangan akan skor yang akan aku terima saat pengumuman hasil SAT nanti. Waktu api unggun tersebut kami bernyanti Spread Our Wings, theme song dari PSF bersana-sama.
Setelah api unggun, ada pertunjukan dari teman-teman perkusi yang keren banget. Harmoni yang mereka ciptakan hanya dari tabuhan ember pun menggema di asrama kami. Suara tersebut juga membuat malam minggu cerah berbintang dan berbulan ini semakin sempurna. Tak lupa, aku juga bertemu dengan banyak kakak kelas dan bincang-bincang mengenai universitas yang mereka tuju. Seperti Mbk Helen yang mengambil Hukum di Universitas Brawijaya. Dari penjelasan Mbk Helen, aku tahu kalau kehidupan kuliah itu bisa sangt kejam. Karena ternyata mereka itu sudah menganut partai-partai yang menjadikan mereka berekelompok kelompok. Kelompok partai A bermusuhan dengan kelompok partai C, dan lain sebagainya. Meskipun begitu, kata Mbk Helen, banyak juga aktivitas positif yang bisa diambil saat kuliah. Setelah puas berbincang dengan Mbk Helen, aku turun untuk membakar jagung.
Membakar jagung di samping Mercusuar bersama temen-temen sungguh menarik seklai untuk dilakukan. Apalagi semuanya gratis. Jadi, malam itu aku membakar sekitar 6 jagung yang aku bagikan ke temn-teman. AKu sendiri sudah memakan 3 jagung bakar 2 hasil buatanku dan 1 hasil dari buatan panitia. Setelah puas bakar jagung, nyanyi nyanyi bersama teman dan melepas penat sampai pukul 11 kurang.
Denting ke sebelas malam itu menandai berakhirnya acara malam minggu tersebut dan menyisakan aku yang puas dengan kegiatan malam itu. Serunya lagi, ternyata di kamar ada Mas Arizky, alumni yang dulu sekamar denganku. Enak sekali bisa melepas kangen dengan Mas Arizky. Baru pada pukul 12 malam kami tidur.

26 Januari 2013

My SAT Score

I hope my SAT score will be like this:

Mathematics        : 680
Critical Reading   : 550

Please pray for me

Finally, SAT Finished

*Sigh...
Thanks God, finally SAT test finished. I just hope that my score will reach 1200, because this is the requirements needed to go to ever seas university. Didn't I tell you that I want to go to US university?
I want to take a biological engineering or biotechnology in some of these university. University of Missouri, Texas Tech University, or University of Kentucky. Those university are supported by PSF, therefore I can go there if my requirements meet what the university admission seek.
Maybe some of you will ask me why I didn't choose Harvard, Cornell, or Yale? Hmm, first, my junior high school career are not so bright to be accepted in those Ivy League universities. But, don't worry, for master degree or doctoral, maybe I will go there. However, for master degree I will conquer Oxford first.

23 Januari 2013

Sebuah Surat Untuk Diri Saya


From: Anies Baswedan
Date: 2013/1/19
Subject: Fw: Salam untuk teman-teman PPI

--------------------------


Kepada Teman-teman PPI
(di Kobe, Jepang)

Assalamu’alaikum wr wb

Saya menulis email ini dalam perjalanan kembali dari Tokyo ke Jakarta. Senang sekali bisa berdiskusi dengan teman-teman di PPI kemarin. Setiap kali perjalanan pulang sesudah berdiskusi dengan teman-teman mahasiswa yang sedang belajar di luar negeri, ada kenangan yang khusus. 

Diskusi di Kobe kemarin malam mengingatkan saya pada masa-masa kuliah dulu. Saat itu setiap kali ada dialog dengan siapa saja yang datang dari tanah air tercinta, maka banyak urusan di kampus saya jadwal ulang agar bisa pergi ke pertemuan, sekadar untuk mendengar kabar terbaru dari tanah air dan berdiskusi tentang Indonesia kita.

Memang waktu saya kuliah itupun sudah ada internet, sudah ada kabar terbaru yang real-time tetapi tetap saja sebuah tatap muka itu adalah obat kangen kampung halaman.

Pesawat terbang memang sanggup menerbangkan badan kita ke negeri yang jauh, tapi ia takkan pernah berhasil membawa pergi hati dan pikiran dari Indonesia. Sejauh apapun badan pergi, hatinya, pikirannya selalu tertinggal di Indonesia.

Dalam diskusi PPI malam itu saya tersadarkan lagi bahwa sedang bertemu dan menyaksikan sebuah generasi baru, generasi amat terdidik. Anda semua mewakili sebuah generasi baru Indonesia yang akan ikut mendorong perubahan.

Seperti saya katakan malam itu, kalau diukur maka hitungan kilometer jarak anda dengan Indonesia amat-amat jauh. Tapi saya yakin sekali Indonesia kita ada amat dekat dengan benak, dengan hati dan dengan semangat anda.

Selama ini hampir seluruh energi dan perhatian anda dipakai untuk belajar, meneliti atau menulis tapi saya amat yakin bahwa cahaya Indonesia itu selalu hidup di dada anda.

Anda sesungguhnya sedang mewakili kita semua untuk meraih ilmu pengetahuan, mengambil best-practice dari manapun. Setiap hari senin jutaan anak-anak sekolah mengucapkan Pembukaan UUD 1945, sesungguhnya mereka sedang menyebutkan tentang anda dan kita semua.

Republik ini berjanji akan mencerdaskan dan mensejahterakan. Sebagian dari kita sudah mendapatkan janji itu. Anda yang saat ini sedang belajar di negeri-negeri termaju di dunia ini sesungguhnya adalah anak-anak bangsa yang kepadanya janji kemerdekaan itu sudah dibayar lunas: telah tercerdaskan, tersejahterakan, telah menjadi bagian dari dunia yang amat raya dan tentu terlindungi.

Bagi kita yang sudah merasakan janji kemerdekaan, rasanya tidak pantas lagi untuk sekadar mengidentifikasi dan mendiskusikan apalagi mengutuk terus kekurangan bangsa kita.

Daftar kekurangan kita panjang. Tapi ingat, semua bangsa yang maju hari ini dulunya juga pernah tertinggal. Hanya lewat usaha kolektif yang serius dan dimulai dengan mengubah kualitas manusianya maka mereka bisa meraih kemajuan seperti sekarang.

Mengubah Indonesia itu sesungguhnya mengubah manusia Indonesia. Manusia Indonesia yang terdidik dan tercerahkan adalah kunci untuk mempercepat pelunasan semua Janji Kemerdekaan kita.

Kita yang sudah merasakan manfaat pendidikan ini tidak boleh menjadi beban bagi republik, sebaliknya kita harus menjadi motor pendorong. Jangan pilih lipat tangan tapi pilih turun tangan untuk membenahi Indonesia kita.

Seperti saya sampaikan kemarin bahwa iuran terbesar untuk pendidikan itu bukan bea-siswa, bukan buku, bukan fasilitas belajar tapi iuran kehadiran. Kehadiran anda sebagai inspirasi adalah iuran terbesar. Anda memang tinggal jauh dari Indonesia tapi hadirkan diri anda di kelas-kelas tempat dulu anda pernah belajar. Jadikan diri anda yang sudah mendapatkan kesempatan untuk belajar di kampus-kampus terkemuka ini sebagai inspirasi. Sama sekali bukan untuk menyombongkan diri, tetapi untuk menanamkan bibit mimpi, iuntuk menjadi motivasi bagi adik-adik sebangsa.

Buatlah rekaman movie singkat tentang kegiatan anda. Gambaran saat belajar, saat di laboratorium, di kelas, di perpustakaan, di kampus dan di mana saja tempat sekarang anda menuntut ilmu. Jelaskan itu semua sebagai cerita, sebagai narasi kegiatan anda. Lalu kirimkan rekaman itu ke SD, SMP atau SMA anda atau yang lain. Jangan takut dianggap menyombongkan diri, tegaskan bahwa rekaman ini anda kirimkan untuk adik-adik sebangsa agar mereka kelak bisa melampaui keberhasilan anda.

Anda kirimkan rekaman ini sebagai iuran anda untuk menghadirkan mimpi di kelas-kelas di kampung halaman anda dan di manapun di negeri tercinta ini. Titipkan pesan disana bahwa Anda jauh dari tanah air tapi tidak pernah lupa dan akan selalu mendorong kemajuan bagi Indonesia.

Perjalanan anda di Kobe dan di manapun anda belajar tidak akan terlupakan. Jadikan masa di “pengasingan” ini sebagai masa membawa bekal ilmu sebesar-besarnya untuk memberikan makna pada saudara sebangsa.

Jika anda telah selesai belajar, anda tidak harus pulang cepat-cepat. Selesai kuliah langsung pulang itu baik-baik saja, tapi sesungguhnya pulang sesaat sesudah lulus membuat anda hanya bisa membawa pulang ilmu dari kampus dan selembar ijazah bukti telah tamat.

Menurut saya, jika usia masih muda apalagi jika belum ada kewajiban yang harus ditunaikan di tanah air maka akan lebih baik jika anda bisa mencari peluang untuk bekerja dan mencari pengalaman dahulu. Bekerja di institusi yang bagus di negeri maju bisa meluaskan wawasan, menambah jaringan di bidang anda.

Dengan begitu kelak saat pulang anda bisa membawa juga pengalaman bekerja dengan standard profesionlisme yang tinggi dan membawa jaringan yang anda bangun selama bekerja. Kehadiran anda di Indonesia kelak akan lebih berpotensi untuk memberikan manfaat dan makna yang jauh lebih besar. Silahkan anda pertimbangan sesuai dengan kondisi dan situasi yang anda hadapi.

Selamat belajar, selamat meneruskan perjalanan mulia di tempat-tempat jauh. Kemarin malam saat anda semua memperkenalkan diri, saya perhatikan wajah anda anda satu per satu. Saya menyaksikan anak-anak bangsa yang sedang jauh dari rumah asalnya, jauh dari keluarganya.

Setiap anda menyebutkan bidang ilmu yang sedang dipelajari, dalam hati saya mengatakan pada anda terdapat tanda akumulasi pahala dan didikan yang luar biasa dari orang-tua, dari para guru dan dari lingkungan tempat anda tumbuh.

Kini Anda sedang jauh dari mereka semua untuk meraih ilmu pengetahuan, pengalaman; ya anda pergi jauh untuk belajar, untuk menjawab tantangan zaman dengan mempelajari ilmu-ilmu termutakhir di bidangnya.

Anda sedang melewati jalan mulia. Jaga stamina: stamina fisik, stamina intelektual dan stamina moral. InsyaAllah anda kelak akan meraih kemuliaan.

Keluarga di tanah air tentu bangga dengan keberhasilan studi Anda, tapi saya yakin mereka akan lebih bangga saat keberhasilan studi itu menjadi awal baru kiprah anda untuk tetap memberikan makna pada saudara sebangsa.

Salam hangat dari tanah ibu.

Salam,

Anies Baswedan
----------
Ketika membaca pesan ini, merinding saya dibuatnya. Saya jadi ingat dengan hijaunya Indonesia, dengan langitnya yang berwarna biru cerah dan mataharinya yang hangat sehangat senyuman masyarakatnya. Ketika membaca ini, saya teringat juga akan perjuangan yang saya dan teman-teman saya lakukan untuk meraih Janji Kemerdekaan, yakni sebuah janji untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Saya termasuk orang yang beruntung, bahwa saya bisa merasakan janji tersebut. Sekolah secara gratis di sebuah fasilitas berstandar internasional, meskipun kami tidak pernah gembar gembor standar sekolah kami. Ketika saya menampakkan kaki saya di sekolah ini dan menarik nafas dalam-dalam, teringat Janji Kemerdekaan tersebut dan betapa saya sangat bersyukur sekaligus tertantang, karena saya lah yang bertanggung jawab terhadap generasi sesudah saya nantinya. Saya bertanggung jawab kepada mereka untuk membuat negara ini bukan lagi negara yang terkenal akan kekurangannya, namun negara ini bisa terkenal karena semangat putra dan putri mereka yang berjuang untuk memajukan tanah air mereka tercinta.
Membaca pesan ini juga membuat saya memiliki pandangan fresh terhadap cita-cita saya. Kadang-kadang saya ingin bersekolah untuk bisa mendapat gaji tinggi ketika nanti saya bekerja. Namun setelah membaca ini, niat saya kembali diluruskan. Ada tugas mulia yang menanti, yakni memberikan Janji Kemerdekaan itu kepada orang lain, kepada generasi dibawah saya. Maka, dari sekarang, mari berjuang bersama, wahai putra putri generasi bangsa.

Malang, 23 Januari 2013 di Kamar Asrama

20 Januari 2013

Rainbow


I was really amazed by the second chance to saw a beautiful rainbow in my dormitory. This rainbow is perfectly painted on the north east sky and it has very distinctive color compared the blue purple sky on the evening. 


My dormitory west sky also very beautiful. I cannot explain it with words, but I think this picture give you the best explanation than mine.


Middle twilight sky.


Late twilight sky.






Sowhatever


Kondisi fisik tubuh nggak menentukan kemampuan yang kita miliki.

Saya bisa dikatakan bertubuh pendek bagi seorang cowok. Bagaimana tidak dengan tinggi 160 cm saja tentunya saya termasuk golongan “dwarfs” dalam legenda The Lord of The Rings kesukaan saya, atau saya lebih suka disebut Hobbit, karena saya bisa menghilang dengan cepat, alias lari dan kamuflase.
Seperti yang saya sebutkan diatas, bahwa kondisi tubuh tidak menjamin apa yang bisa kita lakukan dan apa yang tidak bisa kita lakukan. Banyak sekali orang yang bertubuh pendek yang bisa mengubah dunia. Dalam film kesukaan saya tadi, The Lord of The Rings, bagaimana sang Frodo Baggins bisa mengubah nasib Middle Earth dari bayangan zaman kegelapan yang dipancarkan oleh Sauron dan antek-anteknya ke zaman menuju cahaya dengan mengemban tugas menghancurkan cincin milik Sauron. Meski dia bertubuh kecil, bahkan tak mencapai 150 cm, dia bisa mengemban tugas tersebu dengan baik.
Memang, usaha tersebut nyaris mustahil dilakukan oleh makhluk kecil bernama Hobbit yang sering diremehkan. Namun, makhluk kecil tersebutlah yang memiliki kualitas yang tidak dimiliki oleh orang besar yang lain. Makluk kecil tersebut, malah yang memiliki keyakinan paling kuat dan kebaikan hati yang mampu menenggelamkan kegelapan.
Dalam kasus saya, sudah sering saya diremehkan secara diam-diam (mungkin saja, saya juga kurang tahu). Tetapi sepertinya banyak yang meremehkan saya karena saya pendek dan kurus kering. Tetapi dari kondisi tersebutlah yang membuat banyak orang seperti saya merasa terdorong untuk melakukan suatu hal besar yang tidak bisa kami lakukan.
Jadi, kebaikan saya bukan karena memang saya dari dulu baik. Saya memutuskan untuk berbuat baik. Maka, saya selalu berusaha sebaik mungkin. Oke, mungkin ini terdengar bahwa saya terlalu memuji diri saya sendiri. Namun, saya hanya ingin anda mendapatkan tone dari pesan ini.
Jadi begini ceritanya, korden kamar saya rusak karena perapatnya hilang. Saya tidak tahu benda itu disebut apa, yang pasti fungsi dari benda itu adalah untuk menghalangi agar benda tersebut jatuh. Tidak ada makhluk tinggi di kamar saya yang peduli. Padahal, hanya perlu diperlukan sedikit naik jendela dan mereka tak perlu berjinjit untuk bisa membenahi korden. Namun sayangnya tidak ada yang mau melakukannya, mereka cenderung mengabaikannya.
Mungkin inilah selalu kita lakukan jika kita memiliki kekuatan. Kita cenderung mengabaikan sesuatu yang kita anggap kurang penting dan tidak berguna. Dalam kasus saya adalah membenahi korden, meskipun hal tersebut  kurang gentle bagi seorang lelaki.
Akhirnya, saya memilih untuk turun tangan setelah saya berusaha untuk tidak memedulikannya beberapa hari. Nmaun semakin lama tidak saya pedulikan, korden tersebut tetap tidak ada yang membenahi. Akhirnya dengan kesadaran yang coba saya kumpulkan, saya benahi korden yang jatuh melambai itu.
Saya naik jendela dan berjinjit untuk bisa meraih koren yang melambai itu. Tangan kanan saya berpegangan erat pada besi jendela yang terbuka. Sedangkan tangan saya mencoba memasangkan korden tersebut kedalam teralisnya. Saya berusaha keras untuk tidak bergetar. Saya harus berjinjit dan tangan saya mengangkat tinggi untuk bisa membenahinya. Setelah beberapa lam, akhirnya saya berhasil membenahi korden tersebut. Saya melakukannya sendirian, meski makhluk tinggi ada disekitar saya dan tidak melakukan apa-apa.
Saya tidak tahu sebenarnya apa yang harus saya lakukan. Mungkin mereka merasa saya tidak butuh bantuan, karena saya memang tidak meminta bantuan. Saya tidak tahu siapa yang lebih egois disini. Saya eois karena membenahinya sendirian, saya memang tidak pernah menyuruh orang untuk membenahi korden tersebut. Atau mereka yang lebih egois karena berdiam diri saja dan tidak proaktif untuk membantu.
Saya tidak tahu siapa yang lebih rendah. Namun saya berjanji kepada diri saya, jika saya punya kekuatan, saya akan menggunakannya untuk melakukan kebaikan dan menolong orang lain. Tidak peduli saya ini mengidap disabilities atau tidak, dan saya yakin orang-orang diluar sana juga akan melakukan hal yang sama.

17 Januari 2013

Long Gone : Math

Rasanya bisa nulis lagi di blog seperti memiliki waktu tersendiri yang bisa aku bawa kemana-mana di kantungku. Aku sibuk sekali akhir-akhir ini dan selalu tidak sempat untuk membuka blog ini dan menulis beberapa katah kata sekedar untuk menghidupkan detak jantung blog yang mulai melemah ini. Seiring dengan lamanya aku absen dari dunia blog ini, aku disibukkan di dalam dunia akademis yang menguras semua energiku.
Ok, to be honest, aku nggak terlalu masuk ke dalam dunia akademis, namun lebih kepada... hmm, bingung sebenarnya. Kalau aku mengatakan bahwa aku terserap dalam dunia akademisku alias sekolah, rasanya kurang benar juga, karena aku juga masih punya banyak waktu untuk hal-hal lain. Terutama waktu untuk merenungi diriku sendiri. Entah kenapa aku selalu menjadi anak yang bodoh di kelas.
Hm, tidak benar-benar bodoh, tetapi aku bodoh terutama dalam hal matematis dan logical and critical thinking secara teoritis. Aku kurang sekali dalam bidang tersebut. Maka dalam rangka resolusi tahun 2013 ini, aku ingin bisa menjadi anak yang "geek" dalam dunia logika matematis yang rumitnya seperti labirin-kadang-kadang-.
Yang jelas, dalam konteks yang lebih intelek, aku ingin bisa berubah menjadi orang yang lebih baik. Jika sebelumnya saya membenci matematika, maka aku akan mulai menyukainya. Mungkin saja aku bisa menyukainya, karena aku mulai melihat matematika itu sebagai suatu proses kreatif, bukan hanya asal hitung saja.

12 Januari 2013

Sick

I got a flu today. God, this is really inconvenient for me who have a bunch tasks for today. Journalist training for the junior, because of I'm in senior year right now. This is also pretty embarrassing, because my snot come out from my nose unconsciously and I should bring tissue everywhere.
Please God, help me to alleviate this pain.

10 Januari 2013

Bring Him Home : Les Miserables


This is a cool music piece from Les Miserables musical drama.

(Valjean is standing over Marius at the barricade)

VALJEAN
God on high
Hear my prayer
In my need
You have always been there

He is young
He's afraid
Let him rest
Heaven blessed.
Bring him home
Bring him home
Bring him home.

He's like the son I might have known
If God had granted me a son.
The summers die
One by one
How soon they fly
On and on
And I am old
And will be gone.

Bring him peace
Bring him joy
He is young
He is only a boy

You can take
You can give
Let him be
Let him live
If I die, let me die
Let him live
Bring him home
Bring him home
Bring him home.

09 Januari 2013

SAT Fun Fact 1

Why SAT exam take on Saturday morning instead of Friday or Sunday?


..... Because, Saturday is SAT-day, (SATurday)

Empty Chairs and Empty Tables : Les Misetables

This is one of my favorite music pieces from Les Miserables movie directed by Tom Hooper. Les Miserables movie is adapted from Les Misetables novel, at the same tittle by Victor Hugo that published in 19 century and take setting on 18th century.

MARIUS

There's a grief that can't be spoken.
There's a pain goes on and on.
Empty chairs at empty tables
Now my friends are dead and gone.

Here they talked of revolution.
Here it was they lit the flame.
Here they sang about `tomorrow'
And tomorrow never came.

From the table in the corner
They could see a world reborn
And they rose with voices ringing
I can hear them now!
The very words that they had sung
Became their last communion
On the lonely barricade at dawn.

Oh my friends, my friends forgive me

(The ghosts of those who died on the barricade appear)

That I live and you are gone.
There's a grief that can't be spoken.
There's a pain goes on and on.

Phantom faces at the window.
Phantom shadows on the floor.
Empty chairs at empty tables
Where my friends will meet no more.

(The ghosts fade away)

Oh my friends, my friends, don't ask me
What your sacrifice was for
Empty chairs at empty tables
Where my friends will meet no more

06 Januari 2013

The Historian

It is a fact that we historians are interested in what is partly a reflection of ourselves, perhaps a part of ourselves we would rather not examine except through the medium of scholarship; it is also true that as we steep ourselves in our interest, they become more and more a part of us

01 Januari 2013

Selamat Tahun Baru 2013!

Wah, nggak nyangka kalau sudah memasuki tahun 2013 hari ini. Hmm, pastinya ada banyak hal yang harus kita introspeksi dari diri kita. Di tahun 2013 ini, kita harus bisa menjadi pribadi yang lebih baik.