25 Agustus 2012

Just Hit The Book!



Yay! My SAT book finally arrived in dorm. It because of university preparation that made me bought this expensive book. But I think it’s okay because I will use it to gain my success in my own right?
So actually I’m included in 36 students selected for study overseas. I was very happy at that moment but when it comes to the preparation I’m little worried to compete with others. You know, the school will do selection again to get 20 students (If I’m not mistaken) ready to go overseas. So, they will test us with the SAT, TOEFL, A level, and of course we should passed the national exam first. This will be a long and rough journey. But it’s worth.
Since I really want to go to the overseas, I will take this chance and fight for this. I know that I’m not smart enough compared to my friends like Jaya, Bimly, Aji, and others. But I think I have spirit and blessing from my parents and teachers so I think I can. You know that the most important thing is the spirit from yourself. Isn’t it?
In this holiday, I have already search the info, tips, and anything about SAT and A level. I also have the books, so it will be better if I can start from now on. If it’s not, I will be kicked up from this group. Just study hard and pray more!.
Btw, this is the picture from the SAT. I bought this from EduHouse Surabaya. I know this from Toko Bagus and I got discount! So it’s really cheap just Rp 260.000 plus delivery fee from Surabaya to Malang.

21 Agustus 2012

Lebaran Tri Mas Ketir



Ketika laki-laki duduk di dikursi merah. Didepannya duduk orang yang lebih tua sambil sekali-sekali mempersilahkan ketiga anak muda tersebut untuk mengambil jajan yang ada di atas meja di depan mereka.
Ketiga anak muda tersebut berbisi-bisik dan saling sikut.
“Lo aja, ..”
“Jangan gua, gua gak terlalu kenal sama yang punya rumah, lo aja”
“Lha.. kok gua lagi, jangan lah”.
***
Begitulah yang terjadi antara aku dan temen-temenku saat lebaran ini. Aku menghabiskan waktuku bersilaturahmi bersama dua teman sahabat karib dari desaku. Ilham dan Vithon. Kami bertiga dulu sering menghabiskan waktu bermain bersama seperti perang-perangan dan beraneka macam permainan tradisional yang lain. Satu-satunya permainan yang tidak pernah aku ikuti dengan antusias adalah sepak bola (yeah, because I don’t know anything about kicking a ball).
Ilham dan Vithon sudah banyak berubah sejak kami bertiga berpisah untuk menempuh studi SMA kami. Ilham di SMK Al-Huda Kediri, Vithon di SMKN 1Kediri, dan aku di SMAN 10 Malang. Mereka yang dulu ketika aku pergi masih seperti anak-anak, begitu juga aku. Sekarang sudah mulai besar. Mereka bahkan lebih tinggi dari aku. Vithon malah sudah punya kumis, meski masih sedikit.
Ilham dari dulu kurus kering, ditambah tinggi badan yang lumayan membuatnya semakin kelihatan tinggi dan kurus. Sekarang dia lebih pendiam. Ketika kami bersilaturahmi di rumah-rumah tetangga kami, dia lebih banyak diam. Diam benar-benar diam, tak menyentuh makanan ringan yang ada di depan meja, hanya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh pemilik rumah.
Beda lagi dengan Vithon. Vithon yang dari dulu selalu rame tambah rame lagi sekarang. Meski sudah gede, dia lebih kayak anak-anak dibandingkan denganku. Padahal ayahnya lebih pendiam. Mungkin sifat ramenya turun dari Ibunya, meski secara physically dia lebih kayak ayahnya. Anak ini benar-benar humoris. Humor yang keluar dari dia adalah jenis humor yang free dari kekerasan dan kata-kata kotor. Pembicaraan yang biasa saja bisa berumah jadi tawa jika berhdapan dengan dia.
Begitulah teman-temanku yang sudah aku kenla sejak  aku kecil. Lebaran ini mungkin adalah lebaran terakhir aku bisa menghabiskan waktu dengan mereka. Sejak aku harus menempuh cita-cita diluar, jadi kesempatan menjalasni lebaran ala tri mas ketir ya lebaran tahun 2012 atau 1433 H ini. Pokonya lebaran bersama mereka selalu seru dan nggak boring. Meski aku yang dijadikan umpan untuk pamit dan sebagainya, tapi at least itu adalah hal yang bisa aku lakukan sebelum kami berpisah secara geografis.

19 Agustus 2012

Ramadhan Sebagai Momentum Perubahan



Bulan Ramadhan sudah menunjukkan tanda-tanda akan berakhir. Selama satu bulan penuh seluruh umat muslim di dunia melaksanakan puasa dan berbagai macam ibadah pendukung seperti shalat tarawih dan witir. Di bulan ini pula, mereka berlomba-lomba melakukan kebajikan seperti infaq dan sedekah, menyantuni anak yatim, dan berbagai kegiatan sosial. Berbagai macam amalan tersebut dilaksanakan demi memeroleh berkah bulan suci ini.
Pada bulan tersebut seakan dunia menjadi tempat yang damai, dimana-mana kita bisa melihat orang melakukan kebaikan, televisi pun turut meramaikan suasana ramdhan dengan menyajikan tayangan yang lebih islami, bahkan iklan-iklan pun turut terislamisasi. Memang, bulan ramadhan benar-benar menjadi bulan pernuh berkah, baik ditinjau dari segi agamis maupun ekonomis.
Sayangnya, ketika bulan ramadhan ini berakhir, kedamaian yang dirasakan banyak orang selama satu bulan itu pelan-pelan terhapus seiring bergantinya hari. Ketika ramadhan sudah benar-benar terganti, damai yang sempat dirasa itu seperti kedamaian sesaat. Orang-orang mulai lagi lupa daratan, perempuan memakai busana mini terlihat dimana-mana dan kejahatan yang sempat tidur bangun untuk mencari mangsa. Herannya lagi, yang melakukan hal tersebut kebanyakan juga umat muslim sendiri.
Bulan ramadhan seharusnya dimaknai sebagai bulan untuk berubah. Bulan yang diperuntukkan bagi manusia untuk melakukan refleksi diri atas apa yang telah diperbuatnya selama bulan-bulan sebelum Ramadhan. Jika banyak dosa, segera minta ampun di bulan yang suci ini. Jika hidupnya berantakan segera tata hidupnya, mantapkan iman, dan jadilah insan yang lebih baik untuk  menyambut bulan berikutnya.
Sudah jelas sekali kalau inti dari puasa adalah menjadi orang yang lebih bertaqwa. Bertaqwa secara luas dapat diartikan menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, terutama dalam aspek keyakinan. Jika keyakinan sudah lebih mantap dan baik, maka hal itu akan mengefek ke bagian-bagian hidup yang lain. Kalau dianalogikan, puasa itu seperti saringan. Semua kegiatan kita yang biasanya di bulan- bulan biasa bisa lewat, kali ini diperiksa secara ketat lewat saringan. Hanya perbuatan terpuji saja yang bisa lewat. Dengan begitu, kita akan menjadi terbiasa dengan perbuatan baik dan akan membawanya ke bulan-bulan yang lain.
Kenyataan yang ada memang kebalikannya, meski sudah disaring berkali-kali tetap saja perbuatan tak terpuji terus dipelihara. Malah inilah tantangannya, apakah kita sanggup menjadikan bulan ramadhan sebagai momentum untuk berubah atau tidak. Kalau kita bisa menjadikan bulan ramadhan sebagai bulan untuk berubah, maka berarti kita sukses meraih tujuan adanya puasa. Tetapi kalau kita sudah puasa satu bulan penuh namun perbuatan kita setelah bulan ramadhan tidak merefleksikan adanya perubahan, maka sia-sia lah rasa lapar dan usaha kita menahan hawa nafsu selama satu bulan tersebut.
Marilah dalam Hari Raya Idlul Fitri 1433 H ini kita saling mengingatkan satu sama lain untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menyongsong kehidupan setelah satu bulan ini mejalani puasa. Tetapi yang paling penting, ingatkan dulu diri kita sendiri untuk berubah, niatkan diri bahwa ramadhan tahun ini akan menjadi momentum perubahan untuk menjadi insan yang lebih baik. (naf)


ENALI DIRIMU, MAKA KAU AKAN MENEMUKAN TAKDIRMU


KENALI DIRIMU, MAKA KAU AKAN MENEMUKAN TAKDIRMU

Tahu takdir masing-masing merupakan dambaan setiap insane di bumi ini. Betulkan? Kita selalu ingin mengetahui apa takdir kia, apa pekerjaan kita nanti, apa yang cocok untuk saya, jika aku nanti mau ngambil jurusan ini apakah nanti aku akan berhasil, jika aku menikah dengan wnaita ini apakah aku akan bahagia dan langgeng nantinya. Manusia selalu memimpikan bisa meprediksikan masa depan. Maka tak heran kalau banyak sekali majalah-majalah dan servis-servis ramalan dari berbagai media laris manis dikonsumsi.
Sudah bukan rahasia umum kalau kita selalu tertarik dengan hal-hal tersebut. Tetapi pertanyaannya adalah kenapa kita tertarik untuk mengetahui apa takdir kita? Benarkah takdir itu ada? Apakah kita manusia bisa merubah takdir kita? Apakah mungkin melihat masa depan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan umum yang sering kita ajukan, bahkan ada lebih banyak pertanyaan lain lagi yang berhubungan dengan takdir.
Membahas takdir itu tak akan ada habisnya. Bagaimana bisa habis kalau setiap manusia memiliki takdir yang bermacam-macam dan ada begitu banyak manusia. Pokoknya selama manusia masih ada, maka pembahasan takdir tidak akan pernah berhenti. Jawabannya simple sekali kenapa kok bisa begitu, karena manusialah makhluk yang bisa berfikir. Jika kita bukan manusia, maka kita nggak perlu mikir yang namnaya takdir. Betul?
Manusia tertarik untuk mengetahui takdir karena manusia ingin tahu dan ingin bisa merubah takdir tersebut kalau takdir yang digariskan kepada kita itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika takdirmu hanya menjadi seorang buruh tani, apakah kamu mau menerimanya begitu saja? Pasti banyak yang nggak pingin menjadi seperti itu. Dia pasti pingin menjadi seseorang yang lebih seperti guru mungkin? Atau kalau bisa lebih tinggi lagi jabatannya.
Jika kita sudah tahu apa takdir kita, seumpama aku tahu akalau nantinya aku akan memimpin perusahan multinasional yang bergerak dalam bidang biotekhnologi aku pastinya akan bersyukur sekali diberi takdir seperti itu. Jika aku orangnya malas, bisa saja aku bertindak seperti ini. Aku nggak melakukan apapun. Aku akan berhenti belajar dan tinggal di rumah menanti kejadian tersebut ada. Atau aku juga bisa bertindak sebaliknya, aku mulai belajar mengenai bioteknologi dan memperluas relasi untuk mempersiapkan perusahaan yang nantinya akan aku pimin tersebut.
Kedua tindakan tersebut sangat mungkin akan dilakukan olehku. Tergantung dari kepercayaan yang dianut olehku. Dari sudut pandang pribadi, aku akan memilih opsi kedua tersebut sebagai opsi yang paling the best dan berkesempatan terwujud 100%. Sedangkan opsi pertama opsi terwujudnya nggak ada 50%. Kenapa aku kok nggak menyalahkan opsi pertama? Karena aku sendiri juga nggka tahu apakah tindakanku pada opsi pertama tersebut berhasil atau nggak.
Dari situ muncul pertanyaan apakah takdir itu ada? Aku jawab, YA, TKADIR ITU ADA. Selalu ada yang menggerakkan kita di dunia ini. Selalu ada, tetapi bukan berarti kita ini boneka. Karena aku beragama Islam, aku yakin sekali bahwasetiap tindakan kita ini ada yang menggerakkan dan takdir kita itu sudah ada yang menggariskan. Aku memiliki teori tentang takdir manusia yang aku hubungkan dengan yang namanya kromosom manusia. Tetapi disini aku akan menjelaskan secara singkat saja teoriku itu.
Takdir manusia, dalam kepercayaan Islam sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz, semacam kitab yang mencatat apa-apa yang akan terjadi pada manusia itu. Didalam tubuh manusia, kita mengenal adanya gen didalam kromoson yang membentuk sifat-sifat yang dapat dilihat oleh kita. Rambut hitam, kulit sawo matang, hidung mancung, merupakan ekspresi dari gen tersebut. Bahkan penyakit-penyakit sudah tercatat dalam gen.
Jika kamu pernah membaca buku yang berjudul Genom, kamu akan tahu banyak mengenai gen dan pengaruhnya terhadap tubuh kita. Di dalam kromosom kita sudah tertulis jutaan gen pembentuk diri kita yang menentukan seperti apa kita ini. Takdir pun juga seperti itu, takdir itu juga tertulis seperti gen yang menentukan seperti apa masa depan kita nanti.
Gen pada hakikatnya tidak bisa dirubah, namun bisa terpengaruh oleh lingkungan. Aku pernah membaca disitu kalau kita mempengaruhi gen kita, kita bisa merubah penampilan kita. Tetapi perubahan yang saya maksud tersebut ada batas maksimal sesuai gen yang ada. Jika tidak, maka gagal. Ambil contoh, tinggi badan. Tinggi badan dipengaruhi oleh dua factor. Lingkungan dan gen. kalau kamu tinggal di temapt yang kurang asupan gizinya, kamu bisa saja pendek meski genmu aslinya tinggi. Kamu bisa juga memiliki gen pendek tetapi kamu lebih tinggi daripada orangtuamu (sudah lumrah kalau tinggi kita biasanya sama dengan orang tua kita. Jika ingin tahu lebih lanjut, belajar saja biologi). Tetapi setinggi-tingginya kamu, jika kamu memiliki gen pendek, tinggimu tidak akan lebih daripada temanmu yang Bergen tinggi dan mendapat asupan gizi yang baik yang otomatis memaksimalkan ekspresi dari gen tersebut.
Begitu pula dengan takdir. Aku percaya bahwa takdir itu ada dan mengikat seperti gen. Namun kita wajib berusaha untuk mewujudkan agar takdir tersebut bisa menjadi kenyataan (seperti gen tinggi, kalau tidak diberi supan gizi yang baik maka juga tidak akan menjadi tinggi maksimal secara genetis). Takdir tersebut juga bisa berubah, tetapi merubah takdir tidak semudah yang kita kira lho. Seperti merubah genetis, kebanyakn perubahan tersebut malah karena terjadi kecelakaan (seperti sel kanker pada manusia). Tetapi ternyata jika kita berkaca dengan gen, maka takdir tersebut bisa berubah. Tetapi maksimal seperti apa yang tertulis dalam gen tersebut. Tetapi mungkin juga ada gen-gen lain yang membantu perubahan tersebut.
Intinya, takdir itu ada. Namun kita wajib berusaha untuk mewujudkannya. Semuanya itu mungkin, tetapi semuanya tergantung pada diri kita. Didalam gen semuanya itu mungkin. Semuanya ada gen-gen pemicu yang tertidur. Didalam tubuhku dan tubuhmu ada gen-gen pemicu kanker dan diabetes dan bermacam penyakit lainnya. Tetapi kadarnya berbeda. Kalau tidak diaktifkan, maka juga tidak akan terwujud, tetapi kalau diaktifkan ya tamatlah kita. Itu juga berfungsi seperti gen.
Itu adalah teoriku mengenai takdir ketika dikaitkan dengan genetic pada manusia. Lain kali aku akan mencoba menjelaskannya secara lebih detail.
Kini kita sampai pada pertanyaan terakhir, bisakah kita melihat masa depan, atau dengan kata lain mengetahui takdir kita. Mungkin saja, tetapi bukan lewat kartu-kartu tarot, bintang, maupun media yang lain. Kalau lewat tersebut mungkin saja itu dibisikkan oleh setan dank arena kebetulan. Tetapi KUNCI TAKDIR KITA ADALAH KITA SENDIRI. Jika kita mampu memahami diri kita, maka kita akan tahu apa yang sebenarnya kita inginkan adan keinginan tersebut cocok dengan kemampuan kita.
Jika kita tahu apa yang cocok dengan kita, maka kita akan tergerak untuk mengikuti kata-kata tersebut kan? Itulah suara Tuhan yang menuntun kita. Tuhan itu ada dimana-mana. Jika kita bisa memahami diri kita, kita nggak perlu ramalan, karena sebenarnya diri kita itu tahu di bidang apa kita nanti bisa berhasil nantinya. Diri kita itu tahu, jika kita membiarkan diri kita memahami jiwa kita, aku yakin takdir akan tersibak didalam diri kita, meunjukkan apa jalan yang hasru diambil.
Oke, tulisan ini rasanya teralalu panjang. Lain kali aku kana mencoba untuk mendeskripsikan dengan lebih jelas kepada kamu jika kamu punya pertanyaan atau sanggahan. Kamu mungkin juga pengen membantu aku menyempurnakan teori hubungan genetik dan takdir pada manusia. Aku sedikit bingung menjelaskannya, tetapi pokoknya takdir manusia itu bekerja seperti gen yang ada pada diri kita. (naf)

16 Agustus 2012

Tuhan Masih Bilang...

Tuhan
              Memang Masih Bilang

                                    "Tunggu...."

Mungkin itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan apa yang terjadi pada diriku pada minggu-minggu ini.Bayangkan saja, apa yang aku cita-citakan semuanya belum berhasil. LKIR, aku mundur. Lomba blog, gagal lagi.
Kadang aku bertanya kepada Allah kenapa kok aku diberi semacam cobaan seperti ini.Aku berfikir, mungkin karena aku kuat.Yah, aku selalu bisa bangkit lagi dari keterpurukan, jadi mungkin Dia memberiku cobaan lagi dan lagi.
Kata orang, kalau kita dibri cobaan berarti kita diperhatikan kan? Jadi aku yakin kalau Allah menyayangi aku (narsis). Tetapi memang sebenarnya Allah menyayangi semua hambanya kan? Jadi kenapa aku harus ragu.
Memang dua impianku itu secara kasar belum bisa diwujudkan. Tetapi bukankah aku selalu bisa mencari impian-impian baru yang dapat memotivasi aku untuk terus berkembang.
Toh aku masih punya banyak kartuuntuk dimainkan. 
Aku masih punya tiket untuk pergi ke USA menempuh studi, meski nggak gratis tapi setidaknya aku suda diberi kesempatan kan? Kesempatan ini pun langka sekali. Nggak semua anak di sekolahku mendapatkannya. Padahal yang dicari anak-anak yang bener-bener pinter, sedangkan aku hanya average. Jadi Tuhan pasti tahu pada titik ini, aku mungkin akan sedikit desperate dan bangkit lagi karena sebenarnya Tuhan sudah menyiapkan kartu untukku di USA. 
Jadi kenapa aku harus bersedih, aku masih bisa berjuang untuk mimpiku bersekolah di luar negeri. Aku tahu kalau ini akan menjadi jalan yang panjang, remang-remang, berliku, tajam. Namun itulah tantangan yang harus aku taklukan, dan kali ini aku akan berhasil selama aku fokus dan yakin.

Wish me Luck!
 

Mundur Untuk Naik Lagi

Rasanya berat untuk mengatakan ini, tapi aku sudah emmutuskan untuk mundur dari LKIR.

Sebenarnya, bukan aku, tapi Kami tepatnya. Aku dan temanku Pipit udah sepakat untuk mundur dari lomba penelitian paling bergengsi ini. Bukan karena kami nggak mampu atau kami bermala-malasan, tetapi waktu yang tersedia nggak cukup untuk melaksanakan penelitian mengenai diabetes yang tingkatnya memang bukan untuk anak SMA lagi.
Tetapi kami berniat untuk tersu melanjutkan penelitian ini. Bayangkan, kami sudah menghabiskan 2 juta lebih untuk penelitian ini, maka kami nggak akan menyerah untuk melakukannya.Kalau kami berorientasi pada lomba, masih banyak lomba yang mampu menampung karya kami kok. Meski aku masih mengaharpkan LKIR tetap bisa menerima kami, atau setidaknya membantu kami.
Sepertinya itu adalah jalan terbaik untuk penelitian kami. Kalau kami mengejar deadline saja, maka hasil penelitian ini akan kosong melompong tak berarti, uang yang digunakan aka terbuang sia-sia karena hasilnya nggak memuaskan dan cenderung acak-acakan. Tetapi kalau ada waktu lebih hasilnya bisa lebih memuaskan dan analisa yang diberikan bisa tajam dan terpercaya.
AKu hanya berharap semoga penelitian ini tetap berjalan dengan lancar meski kami sudah tidak terikat dengan LKIR.


Selamat tinggal LKIR, ini jalan terbaik yang bisa kami berikan.

13 Agustus 2012

Bella's Lullaby-Twilight OST

Yeah! Finally I found this great song!
Bella's Lullaby is one of the ost Twilight movie, and i just easily melted in this heart-touching song.

Pokoknya ini musik bagus banget. Ini jadi OST liburan ku kali ini.

I started to search everything about this music. From youtube video, mp3, music score, everything. I want to learn to play it in violin version. It will be great project.

This is the best version. Watch it!

09 Agustus 2012

Liburan Yang Tidak Diharapkan

Libur telah tiba, libur telah tiba
Entah kenapa, hatiku tak gembira!



Hal ini tentu saja disebabkan oleh reasearch-ku yang belum selesai. Hmm, pengen nangis. Tapi ya mau gimana lagi, harus bekerja terus. Apalagi ini mepet banget waktunya. Semoga aja dikumpulin tanggal 15 September 2012. Aamiin...

04 Agustus 2012

Al Little Bit Worried

How's your feeling when you know that your research must be finish in one month later and you still don't do anything? I mean you haven's start your research yet. You just do the administration thing and do nothing. This is what happen in me RIGHT NOW!.
Any suggestion to make be better? I don't now what should I do with this all crap and confuse thing in my life. I can't blame anyone and school or something. I just worried about my research. How if i can finish it? How if there are more bigger problem facing me in the future? How if I can reach my dream? I really scared and I just want to cry to my Mom and tell that I can't hold it any longer.
However, I'm a boy. I'm not a little kid anymore so I should be stronger than before. If this is my dream, I should fight for it. Isn't it true? I should make a plan to arrange this short time can be useful for my team. So rather than crying and blaming others i should think carefully and be proactive to use this time effectively. 
I've been struggling for so long time and I just feel that I really want to give up. But I will not giving up in this challenge. I should be strong, I WILL FIGHT FOR MY DREAM, because IF I BELIEVE I CAN, I CAN!. Just pray for my team so God can give us a big big appreciation and realize my team dream.