30 Agustus 2013

Asrama Lagi

Asrama Putra Universitas Airlangga (ASTRA) yang terletak di timur FPK
Sepertinya aku jatuh cinta dengan asrama lagi. Ketika diterima di Universitas Airlangga, aku sudah bidik asrama saja. Kebetulan sekali asrama mahasiswa putra dekat dengan fakultas aku (meski kalau jalan 15 menit). Ketika uang sudah ada, aku langsung saja daftar, bayar, dan pindah.
Pertama kali lihat asrama Universitas Airlangga, rasanya seperti melihat asrama lama aku di SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy), namun dengan kualitas yang lebih rendah (bukannya bermaksud menghina, namun aku hanya memamerkan fakta). Namun aku pikir lagi, ini lho sudah kuliah. Harus siap dengan berbagai situasi. Gak selamanya kan kita selalu ada di atas, sekali-kali perlu lah merasakan bagaimana di bawah itu seperti apa.
Ketika datang dulu, aku mengincar kamar 504, karena anak nya asik-asik, sesuai dengan tipe aku. Pendiam dan suka kebersihan. Akungnya, waktu daftar asrama aku ditaruh di kamar 506. Ketika masuk, aku langsung berkata dalam hati. “Alamat masuk kandang macan nih”. Karena, di kamar 506 itu diisi oleh anak-anak yang mendapat predikat cowok rame (urakan), merokok, baju dimana-mana, tapi meski begitu, mereka baik hati semua. Namun tetap saja, aku dan mereka beda values yang dianut, jadi aku menanti kesempatan untuk bisa pindah ke kamar lain.
Tidak tahu kenapa, di kamar 506 ternyata gak ada kasur. Sehingga aku gak bisa tidur disitu. Akhirnya, aku pergi ke kamar 504 dan tidur disitu. Paginya, ketika aku mengurus administrasi lagi ke Mas Agus (petugas asrama nya), aku bilang kalau pada waktu itu aku terpaksa tidur di kamar lain, karena di 506 tidak ada kasurnya. Akhirnya, aku dipindah ke kamar 504 deh, karena penghuni kamar 504 yang ke-4 gak datang-datang. Tidak tahu kenapa, mungkin dia pindah, soalnya yang asalnya di kamar 504 itu kampusnya di B, jauh banget dari kampus C.
Akhirnya, dengan senang hati aku bisa menempati kamar 504, kamar yang bersih dan memiliki penghuni yang memiiki values kayak aku. Yang artinya anaknya gak urakan, serius, menjunjung tinggi kebersihan dan kerapian (meskipun aku gak terlalu rapi). Pokoknya di kamar 504 ku betah deh, berasa kayak kamar ku yang lama di asrama SMA.

Akungnya, di Asrama Mahasiswa Putra Universitas Airlangga (Astra) itu ada banyak peraturan yang kadang-kdang memberatkan kita. Yakni harus laundry. Dari dulu aku gak terlalu suka laundry, sudah mahal kotor lagi. Ini nih yang harus disiasati. Bingung juga sebenarnya caranya gimana, namun insyaallah aku bisa nemu jalan agar laundry ku bisa bersih, meski dengan begitu aku harus kerja 2 kali. Selain laundry, masalah yang lain biasa aja kayak asrama. Jam malam, jaga kebersihan, dan sebagainya. Pokoknya bagi kamu, yang mungkin juga mahasiswa baru Universitas Airlangga yang bertempat di Kampus C, asrama ini bisa jadi pertimbangan sebelum tahun depan pindah (seperti yang insyaallah akan aku lakuin).

Menjadi Mahasiswa!

Akirnya bisa posting

Selama ini saya absen dari blog disebabkan kesibukan baru yang tak bisa ditunda dan menyita waktu saya dari pagi hingga sore. Malemnya sudah lelah sehingga tak bisa memutuskan mau gimana, jadinya tidur saja.
Ya, sekarang saya menjadi seorang mahasiswa. Kata kakak-kakak senior menjadi mahasiswa itu adalah sebuah kehormatan yang harus dipertanggung jawabkan. Karena ternyata dari sekian juta remaja di Inonesia, hanya sejumlah kecil yang menjadi mahasiswa, dan itu nggak ada 5% dari total remaja.
Selain itu, menjadi mahasiswa berarti harus siap masuk garda depan karena kita-kita ini yang akan dijadikan rakyat sebagai tumpuan untuk mengadu. Yah, pokoknya jadi mahasiswa gampang-gampang susah lah.
Susahnya ya paling-paling mengenai tanggung jawab yang lebih berat, karena kita sudah di perhitungkan sebagai orang dewasa dan kita yang akan take full of our responsibility kita. Ospek juga susah, karena dibentak-bentak oleh senior, tugas seabreg, dan juga masih banyak lagi. Namun senengnya atau kemudahan nya juga banyak. Ketemu teman baru yang asyik-asyik dan seru, dan kebebasan yang diberikan itu lho, I love it.

Pokoknya menjadi mahasiswa seru lah, terutama di permulaan ini. Namun yang pati tidak boleh terlena. Teman-teman saya yang di luar negeri semuanya berprestasi, mari buktikan bahwa yang di dalam negeri ini pun juga sanggup berprestasi.

16 Agustus 2013

Thank God


Thank God, alhamdulillah. You hear my prayer.
Thank God, thank you really. You never let down Your child.

Thank you.

"Although the world is full of suffering, it is also full of the overcoming of it."

Hellen Keller

13 Agustus 2013

Creased Brow




Memikirkan masalah kuliah benar-benar membuat kita lebih tua dengan cepat. Bagaimana tidak, selama kita belum mendapatkan kuliah, muka kita didominasi oleh ekspresi sedih dan bingung. Senyum kita turun, ada lipatan di dahi kita yang sulit menghilang, mata terlihat berair seperti meratapi sesuatu. Well, ini tidak terjadi disetiap orang. Namun setidaknya ini adalah gambaran yang tepat terhadap apa yang terjadi pada saya.
Saya tidak menyangka mencari kuliah akan sesulit ini dan quite depressing, sesuatu yang kurang saya antisipasi. Bukan bermaksud sombong atau bagaimana, namun saya menilai diri saya sebagai siswa yang bisa mendapat tempat di universitas dengan tidak terlalu sulit. Namun kenyataan tidak sejalan dengan hipotesa. Setidaknya alasannya cukup jelas.
Saya menilai diri saya sebagai siswa yang biasa-biasa saja. Secara akademis dan non akademis tidak ada sesuatu yang menonojol, setidaknya dibandingkan dengan teman-teman SMA saya yang kebanyakan A straight students dan merupakan orang-orang pekerja keras. Namun malah orang-orang biasa lah yang sering kesulitas mendapat universitas. Karena mungkin mereka terlalu datar. Kurang ada yang menonjol yang bisa membuat orang mengalihkan pandangan hanya untuk melihat seperti apa orang itu (setidaknya kalau ini terjadi di dapur admission office mereka akan tergoda untuk melihat aplikasinya). Nah, karena saya biasa saja makanya sulit mencari.
Selain itu, mungkin karena jurusan yang saya ambil termasuk favorit se-Nasional dan juga termasuk membutuhkan nilai tinggi. yakni SITH-Rekayasa ITB, Teknik Pertanian UGM, dan Teknik LIngkungan ITS. Jurusan-jurusan tersebut pastinya direbutkan oleh banyak siswa sehingga kesempatan yang saya dapat sedikit, terutama jika melawan orang-orang yang beruntung. Saya jelas kalah.
Saya bersyukur sekali bahwa UNAIR membuka pendaftaran Mandiri gel. 2 yang semoga saja bisa menjadi jalan untuk saya bisa diterima. Saya pikir saya bodoh sekali kok bisa-bisanya tidak melirik UNAIR waktu SBMPTN kemarin. Padahal UNAIR menawarkan program Tekno Biomedik yang merupakan jurusan favorit waktu kelas 2 SMA dulu. Saya mungkin terlalu dibutakan dengan ambisi sekolah di ivy league Indonesia, yakni UI, ITB, dan UGM.
Semoga saja pilihan saya di UNAIR ini diridhoi oleh Allah dan saya bsa diterima. Akhirnya, dan senyum saya yang turun nanti akhirnya bisa keatas, tersenyum bahagia karena pada akhirnya I belong to something (I hope UNAIR will claimed me).

08 Agustus 2013

Hari Raya


 Rasanya masih baru kemarin saya mencicipi puasa Ramadhan 1434 H. Eh, ternyata sekarang sudah lebaran. Saya mengucapkan selamat hari raya Idul Fitri 1434 H, mohon maaf lahir batin. Mungkin selama saya menulis blog ini, tanpa terasa saya mencicipi kehidupan kalian, mengomentari, dan bahkan mengolok-olok. Dari hati yang paling dalam, saya mohon maaf atas kelancangan saya. Itu semua saya lakukan tanpa ada unsur kesengajaan.
Hari raya ini harus kita nikmati sebagai suatu berkah dengan bahagia. Namun sayangnya, saya kurang merasa bahagia karena di Ramadhan ini saya masih melakukan banyak kesalahan, bahkan saya tidak tahu apakah puasa saya dihitung sempurna karena kesalahan saya. Well, it’s little bit embarrassing to say I’m not well perfect moslem teenager while all my siblings are well educated in Islamic environment and really pious.
Rasanya susah meninggalkan Ramadhan. Waktu seperti berjalan dengan cepat. Namun mau bagaimana lagi, karena memang waktu berputar kan? Matahari terbit, tenggelam, bulan tidur, kemudian tersenyum malu dengan wujud bulan sabitnya kemudian bahagia bersinar dengan purnamanya. Benar-benar mengejutkan sekarang sudah lebaran.
Ramadhan tahun ini memang berat. Pertama kali sejak kelas 1 SMA saya menghabiskan puasa di rumah dan rasanya berbeda. Berbuka dan sahur terasa hambar. Di asrama saya sudah terbiasa dengan celotehan empat ratusan anak, bahkan saya sudah mulai mengembangkan defensi atas perkataan kotor teman-teman saya.
God, I miss my friends. I wish I will meet them again soon, maybe in university.
Sekali lagi, saya mengucapkan
“Selamat Hari Raya Idul Fitri 1434 H, Mohon Maaf Lahir dan Batin”

02 Agustus 2013

Buber Part III














Oh, the Places You'll Go!


Oh, the Places You'll Go!

by Dr. Seuss


Congratulations!
Today is your day.
You're off to Great Places!
You're off and away!

You have brains in your head.
You have feet in your shoes
You can steer yourself
any direction you choose.
You're on your own.  And you know what you know.
And YOU are the guy who'll decide where to go.

You'll look up and down streets.  Look 'em over with care.
About some you will say, "I don't choose to go there."
With your head full of brains and your shoes full of feet,
you're too smart to go down any not-so-good street.

And you may not find any
you'll want to go down.
In that case, of course,
you'll head straight out of town.

It's opener there
in the wide open air.

Out there things can happen
and frequently do
to people as brainy
and footsy as you.

And when things start to happen,
don't worry.  Don't stew.
Just go right along.
You'll start happening too.

OH!
THE PLACES YOU'LL GO!

You'll be on your way up!
You'll be seeing great sights!
You'll join the high fliers
who soar to high heights.

You won't lag behind, because you'll have the speed.
You'll pass the whole gang and you'll soon take the lead.
Wherever you fly, you'll be the best of the best.
Wherever you go, you will top all the rest.

Except when you don't
Because, sometimes, you won't.

I'm sorry to say so
but, sadly, it's true
and Hang-ups
can happen to you.

You can get all hung up
in a prickle-ly perch.
And your gang will fly on.
You'll be left in a Lurch.

You'll come down from the Lurch
with an unpleasant bump.
And the chances are, then,
that you'll be in a Slump.

And when you're in a Slump,
you're not in for much fun.
Un-slumping yourself
is not easily done.

You will come to a place where the streets are not marked.
Some windows are lighted.  But mostly they're darked.
A place you could sprain both your elbow and chin!
Do you dare to stay out?  Do you dare to go in?
How much can you lose? How much can you win?

And IF you go in, should you turn left or right...
or right-and-three-quarters? Or, maybe, not quite?
Or go around back and sneak in from behind?
Simple it's not, I'm afraid you will find,
for a mind-maker-upper to make up his mind.

You can get so confused
that you'll start in to race
down long wiggled roads at a break-necking pace
and grind on for miles across weirdish wild space,
headed, I fear, toward a most useless place.
The Waiting Place...

...for people just waiting.
Waiting for a train to go
or a bus to come, or a plane to go
or the mail to come, or the rain to go
or the phone to ring, or the snow to snow
or waiting around for a Yes or a No
or waiting for their hair to grow.
Everyone is just waiting.

Waiting for the fish to bite
or waiting for wind to fly a kite
or waiting around for Friday night
or waiting, perhaps, for their Uncle Jake
or a pot to boil, or a Better Break
or a string of pearls, or a pair of pants
or a wig with curls, or Another Chance.
Everyone is just waiting.

NO!
That's not for you!

Somehow you'll escape
all that waiting and staying.
You'll find the bright places
where Boom Bands are playing.

With banner flip-flapping,
once more you'll ride high!
Ready for anything under the sky.
Ready because you're that kind of a guy!

Oh, the places you'll go! There is fun to be done!
There are points to be scored.  there are games to be won.
And the magical things you can do with that ball
will make you the winning-est winner of all.
Fame!  You'll be famous as famous can be,
with the whole wide world watching you win on TV.

Except when they don't.
Because, sometimes, they won't.

I'm afraid that some times
you'll play lonely games too.
Games you can't win
'cause you'll play against you.

All Alone!
Whether you like it or not,
Alone will be something
you'll be quite a lot.

And when you're alone, there's a very good chance
you'll meet things that scare you right out of your pants.
There are some, down the road between hither and yon,
that can scare you so much you won't want to go on.

But on you will go
though the weather be foul
On you will go
though your enemies prowl
On you will go
though the Hakken-Kraks howl
Onward up many
a frightening creek,
though your arms may get sore
and your sneakers may leak.

On and on you will hike
and I know you'll hike far
and face up to your problems
whatever they are.

You'll get mixed up, of course,
as you already know.
You'll get mixed up
with many strange birds as you go.
So be sure when you step.
Step with care and great tact
and remember that Life's
a Great Balancing Act.
Just never forget to be dexterous and deft.
And never mix up your right foot with your left.

And will you succeed?
Yes! You will, indeed!
(98 and 3/4 percent guaranteed.)

KID, YOU'LL MOVE MOUNTAINS!

So...
be your name Buxbaum or Bixby or Bray
or Mordecai Ali Van Allen O'Shea,
you're off to Great Places!
Today is your day!
Your mountain is waiting.
So...get on your way!

01 Agustus 2013

Dalam Persimpangan




Aku akan menceritakan ini dengan menghela napas panjang
Suatu waktu, bertahun-tahun kemudian
Dua jalan terpencar di sebuah hutan kekuningan
Dan aku-
Aku mengambil jalan yang paling jarang dilalui
Dan itu mengubah segalanya

Di hari Rabu yang cerah, aku duduk di bawah pohon palem dengan membaca buku The Historian yang sudah berkali-kali aku baca namun kesan misterius yang ada di dalamnya tidak menghilang. Saat itu aku sedang menunggu kedatangan university counselor sekolah aku yang ternyata datang 2 jam lebih lambat dari yang dijadwalkan. Padahal aku sudah datang sejak pukul 9 dan harus melepas janji untuk bertukar sapa dengan teman aku yang tiba-tiba datang disaat aku membutuhkan tumpangan.
Setelah aku berkeliling, duduk membaca buku, mengangumi bangunan yang diadptasi dari Arc de Triomphe Perancis, aku mulai lelah dan kembali lagi membaca buku. Sambil duduk, aku mulai mempertimbangkan keputusan yang aku buat. Apakah aku bisa berkomitmen untuk mengambil ujian SBMPTN lagi tahun depan sementara aku mengambil gap year atau apakah aku harus mengambil PTS yang jelas-jelas sudah ada dan aku tinggal mengurus adiministrasinya. Kedua keputusan tersebut menghantui aku terus, pakah benar yang aku lakukan.
Matahari tepat diatas kepala dan teman aku Ade, mulai sms. Kamu dimana?. Mereka berarti sudah dekat. Aku mulai berdiri dan stand by di parkiran SLG (Simpang Lima Gumul) untuk menunggu mereka. Ketika mobil berwarna silver mendekat dan membunyikan klaksonnya, aku tahu kalau itu mereka dan aku melambiakan tangan menyambut.
Miss Novi, university counselor tetap terlihat sama seperti terakhir aku bertemu dengan orangnya. Ade juga demikian. Setelah bertukar sapa dan kabar kami mulai berjalan menuju monument melewati jalan ruang bawah tanah sambil berbicara.
“Jadi gimana Manaf?”, Miss Novi bertanya. Aku sudah tahu kalau beliau akan bertanya mengenai universitas meskipun subjek yang ditanyakan kurang jelas.
“Aku belum diterima dimanapun, mungkin akan mengambil gap year tahun ini dan mencoba lagi tahun depan”, aku menjawab dengan sedikit malu.
Akhirnya, dengan berdiri di depan pintu masuk di jalan bawah tanah SLG, kami berbicara mengenai masa depan.
Miss Novi terus meyakinkan saya untuk mengambil PTS, jangan sampai menganggur setahun, karena bisa saja nanti kebablasan. Masalahnya semua PTS yang menerima aku ada di Jakarta, and I hate Jakarta without reasonable reason, merely by heart. Aku masih ingin ambil PTN, selain lebih murah, jurusan yang aku inginkan juga ada di PTN, tidak di PTS, yakni jurusan yang berkaitan dengan biotechnology.
Miss Novi terus meyakinkan aku, dan aku mulai goyah. PTS sounds cool after she speaks about it . namun di hatiku tetap saja rasanya masih ada yang mengganjal. Lebih baik gap year setahun daripada mengambil PTS.
Setelah berbincang selama satu jam, dan aku juga masih belum memberikan jawaban yang pasti. Aku berjanji padanya akan memberikan jawaban setelah aku memikirkan masak-masak. Aku berharap masih ada PTN yang buka pendaftaran, dan PTN itu benar-benar berkualitas.
Di akhir pertemuan, Ade menceletuk. “Sangat simbolis ya, membicarakan persimpangan masa depan di tempang yang bernama Simpang Lima Gumul”, Simpang Lima Gumul atau lebih dikenal dengan nama SLG memang sebuah monument yang menandai adanya simpang lima yang menuju beberapa daerah seperi Malang, Surabaya, dan tempat-tempat wisata di Kediri. “Mungkin 4 tahun lagi kita akan membicarakan hal yang sama di sini”, ungkap Ade penuh canda. Aku hanya mengangguk angguk. Memang benar, bisa saja 4 tahun lagi kita akan bingung mencari kerja, atau nikah. Memikirkan itu membuatku tersenyum.