22 Juli 2013

Kerja keras dalam menuntut ilmu


Kemarin guru saya menekankan pentingnya bekerja keras dalam mencari ilmu. Bahwa apa yang kita dapatkan itu sebanding dengan usaha kita. Ketika mendengar ini, pikiran saya kembali ke masa SMA yang baru saja saya tinggalkan hampir satu bulan lalu.
Di SMA dulu, saya pikir saya belum bekerja keras untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Sungguh benar sekali. Saya jadi malu dan menyesal mengingatnya. Saya ingin bisa british accent, namun saya kurang bekerja keras memraktikan speaking dengan gaya itu. Saya ingin bisa bagus bahasa inggris, namun saya kurang bekerja keras untuk beljaar grammatical nya dengan keras. Saya ingin mendapat nilai SAT bagus, namun sepertinya usaha saya dibanding dengan teman-teman saya yang rela tidak tidur sampai larut malam terlalu ringan. Saya ingin nilai UNAS bagus namun saya tidak mau bersungguh sungguh untuk belajar dengan keras. Saya baru menyadari betapa saya terlalu santai dalam meraih impian saya.
Saya ingat teman syaa yang bernama Jaya. Dia adalah contoh dari kebalikan sifat saya dalam belajar. Ketika dia menginginkan ssuatu, dia benar-benar bekerja untuk itu. Tidak heran, dia sebentar lagi berangkat ke US untuk kuliah. Sedangkan saya, impian di ITB pun kandas karena ternyata usaha saya masih kurang dibandingkan dengan pesaing-pesaing di SITH Rekayasa ITB.
Saya menyadari diri saya seperti itu dan saya bersyukur saya bisa merefleksikan diri saya sebelum kuliah ini. Saya meski malu mengatakannya sebenarnya pemalas, namun saya ingin berubah. Saya ingin bisa melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh dan bekerja keras, terutama dalam menuntut ilmu. Karena ilmu itu kedudukannya sangat penting dalam agama saya, Islam.
Mungkin banyak yang berpikir, bukannya Islam identik dengan ibadahnya yang tak tanggung-tanggung? Puasa sebulan penuh. Sholat 5 kali sehari. Zakat, tak boleh init tak boleh itu. Memang benar, Islam menekankan ibadah karena memang itulah tujuan manusia seperti kita diciptakan. Namun ternyata kedudukan ilmu lebih tinggi lho dibandingkan dengan ibadah. Ilmu itu bagai pohon, sedangkan ibadah itu buah, yang menjadikan pohon itu lebih berharga lagi.
Balik lagi ke bekerja keras, saya berharap nanti disaat kuliah, saya bisa meniru semnagat kerja keras teman-teman saya, seperti Jaya, Nain, Bimly, dan masih banyak anak di SMA lain yang hebat-hebat. Bukan hanya karena otaknya yang cemerlang, namun mereka mampu membawa diri mereka untuk mengambil kerja keras demi memperoleh ilmu. Sungguh salut saya ini dan malu pada teman-teman saya. Semoga Allah memberikan saya kesempatan untuk menunjukkan perubahan yang positif waktu kuliah nanti.


1 komentar:

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,