12 Desember 2010

Aku, Air




Bersama hujan yag turun ini, aku mencoba merasuk pada anak ini. Yah, dia hanya penulisku, dan dia sedang flu. Apakah aku terdengar kejam menyuruh anak muda yang sedang flu menulis untukku? Kurasa tidak.
Anak ini sedang menghadap laptop yang aku tahu bukan laptopnya. Dia kelelahan dan juga sedang sakit. Lagu Katon Bagasakara yang berjudul Jika Bumi Bisa Bicara sedang berbicara di sampingnya.
Ada hal penting yang harus aku ceritakan pada manusia. Dan anak ini adalah jalanku. Sebenarnya da banyak, tapi entah mengapa aku memilih anak ini.
Aku ingin bercerita, perasaanku sebagai air. Aku ingin menasehati manusia, yang merupakan sahabat kami sebenarnya, ada sesuatu yang mendesak yanga harus diceritakan. Ada banyak hal yang rasanya tak bisa dibendung. Aku harus segera mengusai anak ini. Dengan tangannya aku akan bercerita.


Aku Air. Water. Terserah kau mau memanggilku apa. Terlahir dari Oksigen yang kau hirup dan Hidrogen yang agresif. Dari mereka aku lahir. Meski aku sangat tahu bahwa tanpa campur tangan Tuhan, aku takkan ada.
Aku Air, sumber kehidupan, ya. Semua orang tahu itu. Tapi entah mengapa itu hanya seperti slogan yang kadaluarsa melawan ego manusia.


Hujan mulai tersendat. Dan aku tahu waktuku tak banyak, maka aku hanya bisa menyampaikan sedikit saja pesan.
Aku Ada, Maka KAU ada, aku tak ada, maka kau tak ada.

1 komentar:

  1. manaf!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
    byuh byuh!!!!!!!!1

    BalasHapus

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,