06 Januari 2014

Malming Makan Rapat


Memang benar, kalau mau imbang akademik dan non akademik saat kuliah itu membuatmu seperti tak punya libur. seperti yang aku lakuin hari Sabtu kemarin. Meski sudah aku agendakan untuk istirahat dan persiapan bahan buat UAS, tetap saja pada saat itu ada kegiatan yang tidak bisa ditingggal, yakni rapat kerja UKM Penalaran Universitas Airlangga yang bertempat di R. Propadause FK UA.
Hari Sabtu kemarin padahal temen-temenku pada bermalas-malasan semua. Tetangga kamarku yang sehausnya juga ikutan rapat malah tidur. Ketika aku bangunin alasannya males bangun belum jam 10. Akhirnya aku siap-siap sendiri dan aku meminta tolong temenku, Bagir, untuk nganterin aku ke kampus A.
Sungkan juga sebenarnya setiap hari minta tolong dia buat nganterin kemana-mana kalau lagi gak ada tebengan. Tapi mau gimana lagi.
Akhirnya aku di kampus A jam setengah 9. Telat setengah jam dari agenda awal. Padahal aku sudah lelah dan aku berharap acaranya segera dimulai. Ternyata acaranya dimulai pukul 09.30 pagi. Jadi selama satu jam aku disana gak ngapa-ngapain. Untungnya bawa iPad, jadi bisa review Fisika untuk ujian Senin nya.
Acgenda rapatnya ya seperti itu. Khas penalaran, penuh diskusi jadi malah acaranya kurang terfokus. Spertiny apnitia yang memberi materi juga kurang siap dengan bahannya, jadi banyak waktu yang perlu dilakukan untuk menjelaskan sesuatu dahulu.
Waktu di kampus A hingga pukul 17.30 an. Setelah itu aku dsn teman-teman sholat maghib dulu. Beberapa anak ada yang nyoba uji nyali dengan lewat ruang anatomi, yang berarti aklau dari R. Propadause mereka harus muter dahulu. Aku sih gak mau, males. Akhirnya lewat jalan yang biasa dan sholat maghrib. Hujan tak hnti-hentinya mengguyur Surabaya saat itu. Gak terlalu deras memang, tapi bener-bener intens dan tahan lama. Jadi waktu itu kami gunakan untuk bincang-bincang disamping musholla tentang banyak hal. Ternyata cowok juga suka menggosip, hahaha.
Setelah menimbang-nimbang sepertinya cuaca akan tetap seperti ini, kami memutuskan untuk nekat menembus hujan (alay banget bahasa gua). Dengan dibonceng Wahyu, tanpa helm, bersama Gandhi, Wahyu Herlambang, dan Igor, kami langsung balik. Tetapi akhirnya, kami pergi mencari makan dulu. Niatnya sih mencari penyetan. Ternyata kami malah mampir ke Wapo.


Wapo merupakan kafe yang biasa digunakan untuk nongkrong anak muda. Cukup mahal sebenarnya bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya mahasiswa. Namun sudah terlanjur masuk dan diluar masih hujan, kami memutsukan untuk lanjut saja disana.
Setelah mencari temapt duduk untuk berlima, kami memutuskan untuk naik di lantai dua, kami segera memesan dua nasi goreng jawa dan dua mie goreng plus 5 es teh manis. Kami pikir kami meemsan yang medium, ternyata kami diberi yang large portion. Wah, anggaran yang semula hanya 100 ribu untuk 5 anak berubah menjadi 26 ribu tiap anak.
Parahnya lagi, aku nggak nyadar kalau uangku itu sudah habis. Tinggal dikit, banget uangku. Aku hanya punya uang 30 ribuan di dompet, dan di ATM hanya ada 100 rb yang bisa aku pake. Argh, alamat salah pilih tempat makan. Padahal seharusnya 26 ribu bisa buat makan 4 kali, berarti bisa dua hari. Namun apa daya, nasi sudah masuk perut.


Daripada mikir kehabisan duit mending mikir bagaimana caranya agar survive buat Fisika Senin besok dan juga having fun aja. Foto-foto narsis mumpung tempatnya asyik juga. Yang paling utama, menggosip. Aku juga tak tahu ternyata anak-anak ini suka menggosip. Menggosipnya pun dibahas ala ilmiah. Jadi kosakata yang dipake itu adalah ilmiah. Jika kita menggosip anak itu lengannya gemuk, kita akan menggunakan bahasa lain yang lebih ilmiah dan hanya beberapa orang yang tahu. Kebetulan sekali 2 dari kami FKH, 1 Biologi, 1 Teknobiomedik yang cukup akrab dengan sitilah medis. Hanya satu dari jurusan Statistika dan akhirnya dia menyerah untuk mengikuti gosip kita yang apda saat itu membahas seseoarng, katakanlah subjek X.
Tak menyangka disini aku ketemu banyak temen. Ada temen sekelasku Septa yang lagi makan sama keluarganya, terus juga ada temen sekels Kalkulus yang lagi makan sama pacarnya. Bener-bener kayak reuni.
Ketika kami selesai, hujan sudah cukup reda dan akhirnya aku pulang denga perut puas tapi dompet lemas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,