13 Agustus 2013

Creased Brow




Memikirkan masalah kuliah benar-benar membuat kita lebih tua dengan cepat. Bagaimana tidak, selama kita belum mendapatkan kuliah, muka kita didominasi oleh ekspresi sedih dan bingung. Senyum kita turun, ada lipatan di dahi kita yang sulit menghilang, mata terlihat berair seperti meratapi sesuatu. Well, ini tidak terjadi disetiap orang. Namun setidaknya ini adalah gambaran yang tepat terhadap apa yang terjadi pada saya.
Saya tidak menyangka mencari kuliah akan sesulit ini dan quite depressing, sesuatu yang kurang saya antisipasi. Bukan bermaksud sombong atau bagaimana, namun saya menilai diri saya sebagai siswa yang bisa mendapat tempat di universitas dengan tidak terlalu sulit. Namun kenyataan tidak sejalan dengan hipotesa. Setidaknya alasannya cukup jelas.
Saya menilai diri saya sebagai siswa yang biasa-biasa saja. Secara akademis dan non akademis tidak ada sesuatu yang menonojol, setidaknya dibandingkan dengan teman-teman SMA saya yang kebanyakan A straight students dan merupakan orang-orang pekerja keras. Namun malah orang-orang biasa lah yang sering kesulitas mendapat universitas. Karena mungkin mereka terlalu datar. Kurang ada yang menonjol yang bisa membuat orang mengalihkan pandangan hanya untuk melihat seperti apa orang itu (setidaknya kalau ini terjadi di dapur admission office mereka akan tergoda untuk melihat aplikasinya). Nah, karena saya biasa saja makanya sulit mencari.
Selain itu, mungkin karena jurusan yang saya ambil termasuk favorit se-Nasional dan juga termasuk membutuhkan nilai tinggi. yakni SITH-Rekayasa ITB, Teknik Pertanian UGM, dan Teknik LIngkungan ITS. Jurusan-jurusan tersebut pastinya direbutkan oleh banyak siswa sehingga kesempatan yang saya dapat sedikit, terutama jika melawan orang-orang yang beruntung. Saya jelas kalah.
Saya bersyukur sekali bahwa UNAIR membuka pendaftaran Mandiri gel. 2 yang semoga saja bisa menjadi jalan untuk saya bisa diterima. Saya pikir saya bodoh sekali kok bisa-bisanya tidak melirik UNAIR waktu SBMPTN kemarin. Padahal UNAIR menawarkan program Tekno Biomedik yang merupakan jurusan favorit waktu kelas 2 SMA dulu. Saya mungkin terlalu dibutakan dengan ambisi sekolah di ivy league Indonesia, yakni UI, ITB, dan UGM.
Semoga saja pilihan saya di UNAIR ini diridhoi oleh Allah dan saya bsa diterima. Akhirnya, dan senyum saya yang turun nanti akhirnya bisa keatas, tersenyum bahagia karena pada akhirnya I belong to something (I hope UNAIR will claimed me).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,