01 Agustus 2011

Marhaban ya Ramadhan

Alhamdulillah, this is the word that can i say when i can face this ramdhan 1432 H. I feel so happy and i can’t express it with usual words. Rasanya ada sesuatu yang memeluk hati dan rasanya itu nyaman banget. Bahagia ya, tapi juga ada setitik rasa sedih yang membuatnya bertambah terasa khidmat dan agung.

Aku nggak merasa banget bahwa sekarang udah bulan Agustus 2011. Perasaan, aku baru saja melewatkan idul fitri dan idul adha kemudian melihat tahun baru 2011. Sekarang aku udah melihat ujung tahun 2011 dengan memasuki bulan ramdhan.

Apa yang spesial di bulan ramdhan ini? Ada banyak. Kenyataan bahwa aku sudah berumur 17 tahun. Actually i didn’t want to figure out this matter in my life. Usia yang menuntut tanggung jawab penuh atas kendali diriku sendiri. Kemudian di ramadhan ini aku merasakan untuk yang pertama kalinya puasa hari pertama ada di asrama dengan adek kelas yang baru dan suasana baru. It’s really challenging.

Di sini, di Tlogowaru Malang, atau yang akrab disapa daerah timur kota Malang, masyarakatnya masih memegang teguh agamanya hal itu tercermin dari lantunan- lantunan ayat- ayat suci la-qur’an yang masih terdengar di pukul 10 malam. Kemudian kumandang adzan subuh yang menyejukkan hati dengan panorama sawah yang hijau dan sunset yang dilatar belakangi oleh gunung membuat tambah khidmat saja menjalankan ibadah puasa.

Ini sudah kedua kalinya aku merasakan puasa di asrama. Enak sekali berpuasa di asrama. Jangan pikir aku akan mendapatkan jadwal yang ketat untuk sahur dan berbuka. Aku dan teman- temanku melakukannya dengan inisiatif kami sendiri. It’s fun to be autonomous.

Dulu, di asrama UNIBRAW kami tak pernah kesulitan untuk berwudhu, sholat tarawih, maupun melakukan hal- hal lain. Tapi di sini, dengan keterbatasan air dan belum adanya masjid mendorong kmai untuk lebih berfikir secara kreatif bagaimana menangani maslah ini.

Kadang- kadang kami harus bangun lebih awal, mandi jam empat pagi untuk daripada antri atau airnya habis nantinya. Kemudian harus curi start untuk menyuci baju agar kebagian air. Aku pernah terpaksa tidak mandi ke sekolah gara-gara air habis atau pergi ke Masjid di bawah untuk sekedar dapat berwudhu di sana, aku juga pernah bertayamum di sini, yang merupakan hal baru bagiku.

Belum lagi, masalah-maslaah teknis seperti dimana nanti kita mau sholat? Kalau sholat di Masjid, cukupkah? Letaknya jauh, apakah diperbolehkan? Untungnya, thanks God! Asrama kami menghadap barat, dengan kata lain kiblat dengan 3 lantai yang memiliki ruang terbuka cukup besar di lobby tiap lantai (aku nggak tahu apa namanya). Kamu bisa liat lantai 1 dengan jelas lewat lantai 3. Akhirnya, pihak asrama memutuskan membeli karpet dan kami tarawih di gedung asrama kami sendiri. Mirip masjid bertingkat jika kmau pernah sholat di masjid bertingkat.

Untuk masalah sahur dan buka bukan suatu masalah yang berarti. Makanannya sellau memenuhi gizi dan memiliki jam makan yang tepat. Hal itu membantu kami untuk menjadi lebih displin dalam mengambil makanan.

Yang spesial di bulan ramdhan ini yang paling utama aku menjalakannya bersama orang orang yang baik, sahabat dan kakak yang baik di sini. Apalagi ada kembang api tiap malam yang bisa aku liat dari kamarku. Karena asrama kami ada di sebuah bukit dan kebetulan aku berada di kamar 3, membuat aku bisa melihat keindahan ini.

Harapanku di sini adalah semoga aku bisa menjalankan puasa dengan penuh, dosaku terampuni, pahalaku bertambah, imanku bertambah kepada Tuhan yang Maha Esa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,