I never killed anybody and I never developed an intense
level of hatred for the enemy. Because my war ended before I ever put on a
uniform; I was on active duty all my time at school; I killed my enemy there.
Cuplikan paragraph ini adalah bagian yang paling mewakili
dari novel yang digarap dengan indah oleh John Knowles ini, dan membuat saya
tergila-gila sepertinya, meski dalam bahasa inggris. Novel yang bercerita
mengenai persahabatan 2 laki-laki remaja di sebuah sekolah berasrama bernuansa
Perang Dunia II menyimpan sisi gelap yang mengejutkan.
Sebenarnya saya punya buku ini sejak 2011 lalu, yang terbeli
saat ada gelaran buku discount import. Saya membelinya karena ketika membaca
cuplikannya seperti ada hubungannya dengan saya, selain itu saya juga ingin
menghabiskan uang saya di buku itu, investasi istilahnya. Namun setelah buku
itu terbeli, buku tersebut hanya tersimpan rapi di lemari, saya sentuh beberapa
kali untuk mencoba membacanya, namun saya kembalikan lagi. Barulah saat liburan
ini saya bisa membacanya dan saya benar-benar terserap oleh karenanya.
Buku ini entah kenapa memberikan warna baru mengenai
persahabatan, dan lebih dalam lagi, mengenai diri sendiri. Peperangan antara
malaikat dan setan, antara kenyataan dan dunia maya.
Saya belum pernah membaca novel karya John Knowles, namun
buku ini, tidak seperti novel yang lain, sungguh sangat konsisten dengan
alurnya. Meskipun jika belum terbiasa dengan buku English maka orang akan mudah
bingung, buku ini mampu menghipnotis saya. Bahwa sayalah yang menjadi pemeran
utamanya, karena memakai kata ganti saya. Buku ini layak dibaca dan
sungguh-sungguh merupakan bacaan yang berbobot dan keren.
Saya bahkan hamper menangis dan terharu, pokoknya perasaan
saya bercampur aduk gara-gara novel ini. Ada perasaan sedih yang tidak bisa
saya keluarkn dan membuat saya ingin menangis tapi tak bisa. Entahlah, saya
ingin menjadi Gene lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,