Main di kos-kosannya jayen. Sumpah, kos-kosan ini cuma 250ribu sebulan. Gila nggak? urah puol... |
Jadi, kemarin, tanggal 25 Desember 2012, aku bertemu dengan
teman akrabku di junior high dulu, MTsN Kediri 2 (ya, aku dari MTs dan masih
banyak anak yang kaget dengan fakta ini). Mereka adalah Jayen, Ivan, Rofiq, dan
Thoriq. Pertemuan degan mereka sungguh-sungguh diluar rencana.
Sebenarnya, pertemuan tersebut dilandasi pembehasan mengenai
keinginan Jayen dan aku untuk pergi ke rumah Thoriq, Lumajang untuk hiking dan kegiatan lain. Sehingga
saat itu aku hanya meminta Jayen dan Thoriq untuk bertemu bersama. Namun,
setelah satu hari, info ini untungnya tersebar ke teman-teman yang lain, Rofiq
dan Ivan melalui chatting facebook. Jayen mengajak Ivan, aku mengajak Rofiq.
Pada awalnya, pertemuan akan dilaksanakan di rumah Jayen,
namun dia pikir pertemuan akan lebih enek jika dilaksanakan di rumahku. Hal itu
disebabkan Thoriq ternyata ada di daerah Wates, dan dia meminta tolong Jayen
untuk menjemputnya, jadi jadilah rumahku sebagai markas.
Mengetahui berita ini, aku segera bergegas pergi ke pasar
pada senin pagi waktu setempat untuk membeli nutrijell. Aku tahu aku harus
membelinya karena aku berpikir bahwa semua orange akan suka jeli. Selain tiu,
aku juga mempersiapkan hal-hal lain.
Akhirnya, pada hari Selasa pagi, aku terbangun karena saatnya
subuh dan saatnya untuk mengolah nutrijell itu. Jadilah sepagian itu aku berada
di dalam dapur, membantu ibuku untuk memasak dan memasak keperluanku sendiri.
Setelah masakan terakhir selesai, yakni membuat sambal terasi yang terlalu asin
bagiku, aku mandi dan mulai menunggu mereka dengan bersih-bersih kemudian
membaca buku Harry Potter kesukaanku.
Saat menunggu itulah saat yang paling menyebalkan, apalagi
ditambah habisnya masa aktif pulsaku yang membuat aku tidak bisa memastikan
apakah teman-temanku jadi datang atau tidak. Pada saat itu Rofiq sudah mulai
sms aku untuk konfirmasi, namun aku tidak bisa membalasnya. Akhirnya, aku
memutuskan untuk membeli pulsa setelah menukarkan uang seratus ribuanku dengan
uang pecahan dupuluh ribu dan lima ribuan.
Aku tak menyangka pada awalnya kalau kedatangan Jayen juga
diikuti oleh Ivan. Pada saat itu aku tidak tahu kalau Ivan juga akan datang ke
rumahku, mengingat rumahnya sangat jauh. Namun, mereka berdua disana, tersenyum
lebar kepadaku dan aku membalas senyuman mereka dan menyambut mereka. Mereka
tidak terlihat bebeda semnejak kami berpisah di MTsN Kediri 2. Ivan tetap
dengan model rambutnya, dan Jayen tetap juga dengan bentuk tubuh seperti itu,
meski dia sudah mulai tumbuh kumis. Setelah bertukar kabar sebentar, kami
memutuskan untuk pergi ke rumah Thoriq yang ada di Wates.
Dibonceng oleh Jayen, kami bertiga pergi untuk menjemput
Thoriq pagi itu di daerah Wates. Kebetulan, pada saat itu Thoriq ada di Wates
untuk acara keluarga. Rumah neneknya Thoriq sebenarnya tidak sulit untuk
ditemukan, namun karena ada 3 rumahnya di situ, membuat kami sempat salah
rumah.
Akhirnya, duduk dengan tenang di beranda rumah nenek Thoriq,
aku, Jayen, Ivan, dan Thoriq saling bertukar kabar dan juga bercanda sambil
menghadap jajanan dan kue-kue dari acara keluarga Thoriq di depan kami. Setelah
beberapa saat disitu, Rofiq ternyata sudah sampai di rumahku. Dengan perasaan
kurang enak aku meminta teman-teman untuk lebih cepat. Akhirnya setelah
beberapa lama Thoriq meminta kami untuk naik mobilnya saja dan menitipkan
sepeda motor yang dimiliki Jayen dan Ivan di rumah Thoriq. Jadilah kami ke
rumahku memakai mobil yang kaca sebelahnya pecah akibat kecelakaan yang dialami
Thoriq (untung, kalau orang tidak tahu, mungkin mereka anggap kala kaca jendela
tersebut memang kami sengaja buka).
Setibanya di rumahku, kami berniat untuk mengerjai Rofiq
sebentar, namun ternyata di acuh saja dan tetap membaca buku Harry Potter yang
aku suruh baca pada saat itu sambil menunggu kami dari rumah Thoriq yang kurang
sukses.
Akhirnya duduk berlima di dalam ruang tamu kami bertukar
kabar, bercanda, menanyakan kabar sekolah masing-masing yang sangat menarik dan
berbagai hal. Karena ada buah rmabutan yang sedang berbauah dan juga jelly yang
menunggu untuk dihidangkan, aku memutuskan untuk mengihdangkan buah rambutan
terlebih dahulu kemudian buah jelly yang cukup disukai teman-teman. Rofiq
beberapa kali membuat gerakan lucu dan menjengkelkan dengan jelly tersebut. Ada
juga istilah mengenai Bacula (Bocah lelelt, lucu, dan allay) dan hal-hal lucu
lain.
Akhirnya tibalah kami pada acara utama, yakni mendiskusikan
mengenai rencana liburan kmai untuk pergi ke Lumajang dan hiking. Namun
ternyata setelah diskusi yang cukup lama dan mempertimbangkan berbagai hal,
kami akhirnya sepakat untuk melkaukannya pada saat setelah kami selesai UNAS,
meski Rofiq sudah tidak perlu ikut UNAS karena sudah masuk ITS (dia ikut
progarm akselerasi saat SMA).
Kemudian setelah itu kita makan siang bersama dengan sate
dan gulai kambing yang menurutku secara pribadi, kurang enak yang dibeli dari
warung dekat masjid. Sate langgananku tuutp saat itu, jadi dengan terpaksa beli
yang ini.
Setelah makan siang kami menonton film In Time sambil
berdiskusi. Sebelum itu kami sempat mencari film-film yang menarik, sempat juga
menonton Bayu SKAK yang garing menurut opiniku. Kami juga sempat menonton film
Incepion yang saat itu rasanya terlalu berat untuk dilihat. Akhirnya pilihan
kita jatuh pada In Time, aku dan Rofiq yang sudah pernah menonton menjelaskan
kepada mereka mengenai film tersebut. Sambil memakan kerupuk dan memakan buah
nangka dari hasil kebunku, menonton film In Time tersebut sungguh sangat
menarik.
Setelah jeda sholat dan film In Time selesai, kami
membicarakan Avatar Korra. Thoriq ternyata belum pernah menonton. Setekah
berapal lama menonton kami putuskan untuk menyudahi pertemuan kami pada hari
itu. Setelah berpamitan dengan orangtuaku, kami semua naik mobilnya Thoriq
untuk mengambil motornya Jayen dan Ivan, anehnya aku dan Rofiq juga ikut serta.
Padahal hal itu sebenarnya kurang perlu dilakukan, namun karena hal itu bisa
membuat kami lebih lam untuk bertemu, akhirnya kai semua ikutan ke rumahnya
Thoriq.
Perjalanan balik ke rumahku sungguh sanagt konyol mengingat
ternyata kami sudah 4 kali bolak balik ke rumah Thoriq dan rumahku hanya untuk
bisa lebih lama bertemu.
Ternyata keseruan hari itu belum berkahir, masih ada hal-hal
lain yang lebih menyenangkan. Seperi aku, Ivan, dan Rofiq memutuskan untuk
pergi ke tempat kos nya Jayen yang keren dan murah. Kemudian juga nonton film
Brave di kos nya Jayen, kemudian saatnya belanja buku dengan Jayen di Togamas,
yang juga merupakan saatnya kami berpisah dengan Ivan dan Rofiq, dan aku yang
bermalam di kosnya Jayen untuk nemenin dia dan nonton film di kamarnya.
Pokoknya, tanggal 25 Desember ini sangat menyenangkan sekali
bagiku. Bisa beli 4 buku byang menghabiskan sekitar 160.000 rupiah. Ada buku
Ring of Fire karangan Larence dan Lorne Blair yang sangat bagus, buku spm
Matematika, buku UNAS dari Widyagama, dan juga buku terjemah Ta’lim Muta’alim
yang harus aku baca. Meski aku sempat berhutang ke Jayen sebanyak 10 ribu, hari
itu sangat menyenangkan, karena setelah itu aku bisa mengambil uang di ATN
lagi, hahahah. Oh ya, yang paing seru adalah aku berjalan-jalan tersebut hanya
memakai sandal jepit yang berwarna kuning menyala. Tetapi sepertinya nggak ada
yang lihat kalau aku memakai sandal warna seperti itu.
Gak nyawang sandalmu naf... sumpah,, :D
BalasHapus