Tampilkan postingan dengan label ENERGI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ENERGI. Tampilkan semua postingan

05 Desember 2012

Menjaga Lingkaran Energi; Menyelamatkan Kehidupan

 
Tanpa kita sadari, kita hidup dalam pusaran energi yang berputar terus menerus. Matahari menyinari bumi memberikan energinya dan diserap oleh makhluk hidup di bumi. Hewan dan makhluk heterotrof yang lain mengambil energi dalam bentuk konsumen sekunder atau tersier. Makhluk tersebut kemudian mati tertimbun tanah hingga berjuta-juta tahun kemudian, muncullah minyak bumi atau batubara. Manusia kemudian manfaatkannya untuk menghasilkan energi listrik yang digunakan untuk menyinari gelapnya malam dan menghasilkan barang-barang lain seperti lilin, bahan bakar, kosmetik, oli, plastik, dan sebagainya. Pada hakikatnya, energi yang kita gunakan itu ternyata satu sumber yang kemudian terus berputar seperti siklus.
Pada hakikatnya, kalau ditinjau dari jauh ternyata semuanya berasal dari satu. Oleh karena itu, ada kaitan sangat penting antara menjaga energi dan menyelamatkan kehidupan. Amati sekeliling kita, cuaca yang tidak menentu, lingkungan yang semakin panas, kekeringan, hujan asam, hilangnya biodiversitas dan global warming adalah wajah buruk dampak dari pemanfaatan energi yang kita lakukan secara tidak bijaksana. Meskipun begitu, kita masih punya kesempatan untuk mengubahnya, setidaknya untuk anak cucu kita nanti.
Kebutuhan energi manusia dipasok sebanyak 80% dari energi fosil, sedangkan hanya 10% menggunakan energi terbarukan. Energi fosil dikenal selain tidak bisa diperbarui juga karena gas-gas rumah kaca yang dikeluarkannya. Setiap energi yang kita gunakan (terutama dari bahan bakar fosil) ikut menyumbang suplai gas CO2 ke atmosfer. Maka dengan melakukan penghematan, kita bisa dikatakan ikut menyelamatkan lingkungan.
Tak dapat disangkal, menggunakan energi yang disediakan alam itu penting untuk memenuhi kebutuhan kita. Namun, lebih penting lagi untuk menjaga lingkaran energi dan menggunakannya secara bijaksana agar tetap lestari sehingga bisa dinikmati sampai anak cucu kita dan dampaknya dapat diperkecil. Kita harus bisa menahan diri untuk tidak menuruti hawa nafsu dalam penggunaan energi. Jika tidak, kita akan terkenang sebagai makhluk perusak bumi, bukan sebagai pemimpin bijak bumi ini.
Saatnya Bertindak
Sebagai makhluk berakal, kita mempunyai pilihan. Memanfaatkan energi secara bijak atau menggunakannya secara semena-mena. Namun ingat, kita berada dalam lingkaran energi bersama yang lain. Tindakan kita akan berefek pada makhluk lain dan berefek ke masa-masa yang akan datang. Sudah cukup apa yang kita lakukan pada bumi ini beribu-ribu tahun ini. Sekarang, saatnya kita membuat perubahan dengan cara menjadi seorang penjaga energi.
Tindakan kita tersebut bukan untuk kita sendiri, tapi untuk kebaikan yang lebih besar. Untuk masa depan kita, untuk anak cucu kita, untuk makhluk lain di bumi ini, untuk bumi sendiri. Ingat hukum kekekalan energi. Jika kita bisa beraksi secara bijaksana, berarti kita menjaga lingkaran energi yang berarti menjaga kehidupan.

Dibawah ini ada 10 hal yang sering saya dan teman-teman lakukan untuk menjaga lingkaran energi. Kamu bisa mencontohnya atau menyebarkannya karena dengan bersama-sama, perubahan menuju kebaikan ini bisa semakin cepat terlaksana.
1.       Mulai dari Diri Sendiri 

Menjaga lingkaran energi harus dimulai dari diri sendiri. 


Semua ini harus dimulai dari diri sendiri, jika kita belum sadar untuk menjaga energi dan lingkungan, bagaimana kita bisa mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama? Maka mulai dari sekarang, buka mata, hati, dan pikiran kita untuk menyelamatkan bumi. Ada banyak cara untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga pioneer lingkungan, salah satunya adalah melihat film mengenai lingkungan. Bagi kamu yang tidak terlalu suka film mengenai lingkungan yang terlalu serius, coba lihat The Lorax, pasti kamu akan semakin sadar akan betapa pentingnya pohon bagi kehidupan.
 
2.       Menghemat Listrik
 
Matikan lampu jika tidak dipakai.
Tahukah kamu bahwa 840 kg gas CO2 dikeluarkan oleh hanya satu bohlam lampu selama 24 jam X 1 tahun? Tahukah kamu bahwa untuk mendapatkan 1 kW listrik selama satu jam, turbin bertenaga batubara mengeluarkan 750 gram gas CO2 ke atmosfer? Banyak energi bisa terbuang sia-sia, termasuk menyalakan lampu meski tidak dibutuhkan atau menggunakan alat-alat listrik yang tidak ramah lingungan.
Untuk menghemat energi, pakailah lampu yang hemat energi, meski lebih mahal tapi ini merupakan hal yang sangat berharga untuk dilakukan. Matikan alat-alat elektronik yang tidak digunakan, jangan meninggalkannya stand-by, tapi matikan dan cabut kabel dari sumbernya. Pastikan alat-alat listrik di rumahmu ramah lingkungan.
 



 
 
3.       Mendaur Ulang
Gunakan kertas bekas untuk nge-print.
Berdasarkan penelitian, 95% sampah merupakan recyclable (dapat di daur ulang). Maka jangan bingung sampah apa saja yang bisa didaur ulang dan mana yang bukan. Saya dan teman-teman sering mendaur ulang kertas, terutama kertas bekas ujian untuk nge-print latihan-latihan soal, partitur, maupun bacaan dari internet.
Daur ulang ini banyak sekali manfaatnya, dalam kegiatan sehari-hari hal ini dapat mengurangi sampah yang kita timbulkan. Makanya sangat penting sekali untuk membuang sampah sesuai jenisnya, agar mudah dipilah untuk daur ulang.
Dalam kegiatan industri, daur ulang ini bisa memangkas biaya bahan baku, energi yang dibutuhkan, dan juga biaya operasional. Satu ton kertas daur ulang hanya membutuhkan kurang dari 0,5% dari 444.000 liter air dan hanya memerlukan 1/3 energi yang digunakan untuk memproduksi satu ton kertas berkualitas tinggi.
 
4.       Menghemat BBM dan Bijak Gunakan Transportasi
Ke sekolah jangan naik kendaraan pribadi, tapi naiklah kendaraan umum, kalau beruntung, naik bus sekolah oke juga
 
Perlu diketahui, pada tahun 2007 sektor transportasi menyumbang 73 juta ton gas CO2. Data dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral itu menyatakan kalau terjadi peningkatan dari data tahun 2005 yang hanya 53 juta ton CO2. Masih dari sumber yang sama, Pada tahun 2000 konsumsi energi untuk transportasi sebesar 140 juta sbm, dan pada tahun 2007 meningkat menjadi 179 juta sbm. Kontribusi emisi CO2 terbesar berasal dari konsumsi premium dan turunannya (pertamax, pertamax plus dan super TT), dan solar. Sungguh betapa banyak energi yang dihabiskan untuk sektor transportasi.
Kita bisa mengurangi jumlah ini jika kita mau berusaha. Cukup hal-hal simpel seperti naik kendaraan umum daripada naik kendaraan pribadi untuk ke sekolah, kantor, dsb. Saya dan teman-teman ke sekolah menggunakan bus sekolah yang tentu menghemat BBM dan mengurangi emisi gas CO2. Setiap hari Jumat ada kegiatan B-Cool (Bike to School), yakni menggunakan sepeda ke sekolah. Kamu juga bisa melakukan hal serupa!
 
5.       Mengkonservasi Air
 
Ingatkan teman kalau kita perlu menghemat air!
Air merupakan lambang kehidupan. Oleh karena itu, air perlu dijaga kelestariannya agar kita dan generasi mendatang tetap bisa mencicipi segarnya air. Sekarang pun air sudah banyak yang tercemar. Sumber-sumber air sudah menciut dan kelangkaan air dimana-mana.
Tempat dimana asrama saya berada, Tlogowaru, merupakan daerah yang dikenal daerah sulit air. Penduduk disini menggantungkan kebutuhan air mereka pada sumur atau Hipam (Himpunan Pengguna Air Minum) yang hanya ada 3 untuk memenuhi kebutuhan sekitar 5000 warga. Beberapa warga menggantungkan kebutuhan mereka menggunakan air sungai irigasi yang kotor untuk kegiatan MCK (Mandi, Cuci, Kakus).
Oleh karena itu, kami melakukan hal yang kami bisa seperti dengan menanam pohon dilingkungan sekolah, menghemat air, dan juga membuat berbagai konservasi air seperti IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dan juga biopori. Meski hasilnya lama, tetapi manfaat yang didapat akan terasa dimana depan.
 
6.       Memakai Produk yang Bisa Dipakai Berkali-kali
 

Tolak minuman botol, pakai botol sendiri yang sehat!
Kalau kamu haus, jangan beli minuman botol yang sekali buang, tetapi belilah botol minum dan isi dengan air yang siap dibawa kemana-mana. Botol plastik juga terbuat dari bahan fosil, jadi ketika kita membuang botol berarti kita juga buang-buang energi yang semakin langka didapat. Banyak sekali produk yang bisa dipakai berkali-kali yang sehat, tinggal saja lihat logo di bawah botolnya.
 
7.       Menanam Pohon dan Berkebun
 
Menanam pohon dan berkebun selain menyelamatkan kehidupan juga menyenangkan lho!

Menanam pohon merupakan cara yang paling bijak yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kadar CO2 yang ada di bumi. Tanaman menyerap CO2 dan mengubahnya menjadi oksigen yang kita hirup untuk respirasi. Satu pohon bisa meproduksi oksigen yang cukup untuk tiga orang.
Jika lahan yang kita punyai kecil, kita bisa berkebun secara vertikultur. Saya dan teman-teman memiliki kebun vertikultur di sekolah selain kebun secara umum. Ada tim khusus yang merawatnya. Bahkan kami memiliki kebun jati yang juga menjadi naungan untuk parkiran. Selain itu, disekolah kami juga memiliki program satu jiwa satu tanaman. Kamu bisa menginisiasikan ide ini ke sekolahmu untuk berpartisipasi dalam program satu jiwa satu tanaman.
 
8.       Membawa Bekal Sendiri
 
Kadang kita malu membawa bekal sendiri ke sekolah karena dianggap anak kecil atau anak mama. Jangan salah, aku dan teman-temanku malah setiap hari membawa bekal ke sekolah. Selain menghemat uang saku, ini juga menghemat energi dengan tidak membuang bungkus makanan dan energi yang dibutuhkan untuk membuat makanan baru di kantin. Kami bahkan biasanya bertukar makanan. Trust me! Membawa makanan ke sekolah itu keren.

<<Biasakan membawa bekal ketika pergi ke sekolah






 
 
9.       Menggunakan Produk Ramah Lingkungan

Pakai dan kenali produk ramah lingkungan.
 
Produk ramah lingkungan artinya produk tersebut memiliki efisiensi yang tinggi, melbutuhkan energi yang rendah, atau tidak mengeluarkan gas-gas sisa yang berbahaya. Produk ramah lingkungan bisa juga merupakan produk dari alam itu sendiri, seperti pembungkus dari daun pisang.
 
10.   Menjadi Penjaga Energi, = Menyelamatkan Kehidupan
 
Ayo menjadi penjaga energi!

Menjadi pejuang lingkungan itu ada banyak caranya. Hal ini bukan berarti kita harus bergabung dengan organisasi lingkungan, bukan! Yang perlu kita lakukan adalah berkomitmen untuk menyelamatkan lingkungan itu. Hal itu bisa dilulai dari apa saja, mulai dari hal yang terkecil seperti mematikan lampu jika tidak dipakai hingga melakukan hal-hal yang bisa member sumbangan positif ke lingkungan.
Disekolah, ada teman saya yang bernama Nando dan Inayah meneliti penggunaan urin sebagai bahan bakar alternatif untuk mobil yang tentu ramah lingkungan. Saya sendiri pernah melakukan penelitian mengenai sampah menjadi bioethanol dan menguji efektivitas system satu jiwa satu tanaman untuk menjaga biodiversitas.
Bagi Sobat Bumi yang belum bisa melakukan seperti hal ini, jangan merasa minder. Yang paling penting adalah kita sadar untuk menjaga lingkungan ini, agar alur energi tetap terjaga dan kita bisa membayar hutang kita ke bumi yang telah menaungi makhluk hidup diatasnya selama berjuta-juta tahun.
Lingkaran energi yang ada di dunia ini bagaikan jaring-jaring pembentuk lingkaran yang saling mepengaruhi. Setiap hal yang kita lakukan selalu berefek ke lingkungan. Kepedulian kita atau keacuhan kita selalu ikut berpartisipasi dalam aliran energi yang ada di bumi. Aliran energi tersebut menali semua makhluk hidup di bumi ini menjadi satu. Ada satu yang tidak beres, maka kehidupan ini menjadi terganggu. Perubahan iklim dan global warming sepertinya sudah menjadi bukti yang meyakinkan bahwa keseimbangan lingkaran energi ini mulai goyah, yang artinya, kehidupan di bumi ini terancam. Tanpa ada tindakan nyata dari kita untuk menyelamatkannya, maka tamatlah sudah kita semua. Sekali lagi, tindakan yang kita lakukan akan menentukan wajah rumah kita dan nasib saudara-saudara kita ke depan.

"UNLESS someone like you cares a whole awful lot, nothing is going to get better.
It's not."

-Dr. Seuss (dalam The Lorax)


Thanks to:
Virgiawan Alfianto dan Akhmad F R (Memed), yang bersedia menjadi model
Eka Pras yang meminjami kameranya ke saya, ipang yang meminjami modemnya, dan buku-buku Ensiklopedi Britannica di Perpustakaan yang setia menjadi sumber referensi saya sekaligus mendampingi saya menulis artikel ini.
 
semua foto disini hak cipta ada di Muhammad Abdul Manaf