Tampilkan postingan dengan label Jurnalistik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jurnalistik. Tampilkan semua postingan

21 November 2011

M-Teens Model Competition, Keindahan Fisik Bukanlah Modal Utama

M-Teens Model Competition, Keindahan Fisik Bukanlah Modal Utama

Minggu (20/11), sejak pukul 08.30 WIB kantor Malang Post yang biasanya sepi karena libur kelihatan ramai oleh banyak remaja. Kantor yang terletak di Jl. Sriwijaya No.1 dipadati oleh siswa SMP dan SMA se-Kota Malang yang akan mengikuti lomba modelling dan juga lomba jurnalistik yang memang dimulai pada hari ini.

Suasana ramai di ruang tunggu yang dipadati oleh peserta menyepi ketika panitia memberikan pengarahan singkat mengenai mekanisme lomba yang dipimpin oleh Adinda Zaeni, Koordinator Event. Banyak sekali pelajar yang ikut, “Tahun ini yang mendaftar ada sekitar 70-an” ungkap perempuan yang juga wartawan familia ini. Di lain pihak, Tang Ting selaku koreografer modelling menyatakan hal yang sama bahwa lomba yang tahun ini lebih memiliki banyak peserta dibandingkan tahun lalu.

Lomba yang dilaksanakan kedua kali ini merupakan lomba yang digagas oleh M-Teens yang bertujuan untuk mencari anak remaja yang inspiring, tidak sekedar cantik tapi menginspirasi dan berwawasan luas, tutur Dewi Yuhana selaku Penanggung Jawab Malang School Competition (MSC) 2011. “Karena selain menang, mereka juga akan menjadi brand ambassador rubrik M-Teens Malang Post”. Kriteria dalam lomba modeling ini ada banyak, diantaranya adalah postur tubuh yang ideal, gaya berjalan, kemampuan public speaking dan wawasan mereka. “Bisa diringkas dengan 3B (Brain, Beauty, and Behaviour) atau otak, keindahan fisik, dan juga perilaku”, pungkas Hana.

Ada tiga seleksi dalam lomba modeling ini, yakni sesi foto, interview, dan juga aksi on stage (catwalk). Hari ini hanya dilaksanakan pemotretan dan juga interview. Sedangkan aksi catwalk baru akan dilaksanakan pada tanggal 25 November nanti.

Seleksi yang pertama merupakan sesi foto yang dilaksanakan di Pink Room atau kantor M-Teens. Para peserta dipanggil satu-satu ke sana untuk sesi pemotretan kemudian mereka diberi kesempatan 10 kali foto dengan berbagai gaya dan ekspresi. Fotografer dalam sesi ini adalah Guest Gesang yang telah mengenyam dunia fotografi secara serius sejak kuliah.

Setelah pemotretan dilanjutkan dengan sesi interview yang dilaksanakan di Mini Hall Malang Post. Ada tiga juri yang akan menilai kecakapan para model ini berbicara, kepantasan berbusana, bagaimana mereka bermake up dan juga yang tak kepribadian mereka. Selain itu, interview yang berlangsung ssekitar lima menit ini dilakukan untuk mengetahui seberapa dalam pengetahuan para model ini mengenai dunia remaja.

Juri dalam sesi interview ini ada tiga, yakni Dewi Yuhana sebagai perwakilan dari M-Teens, Lettisa yang merupakan fotografer model yang berpengalaman, dan juga Agus Sunandar, Dosen Tata Busana Universitas Negeri Malang yang sudah berkecimbung dalam dunia mode sejak lama dan menjadi master di dalamnya. Ketiga juri tersebut sepakat bahwa keindahan fisik bukanlah hal yang paling utama dalam dunia modeling. Lettisa lebih menekankan kepada wawasan dan penguasaan tubuh, sedangkan Agus lebih menekankan kepada proporsi tubuh dan cara berjalan agar tampak cantik memeragakan sebuah busana.

Kebanyakan peserta model mendapat dukungan penuh dari orang tua mereka. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Maya yang merupakan ibu dari Bunga, peserta M-Teens Model Competition dari SMPN 21. “Saya ingin anak saya bisa meningkatkan rasa kepercayaan dirinya dan juga mendapat teman”, ungkap ibu berkerudung ini sambil tersenyum.

Motivasi para peserta pun beragam. Mulai dari sekedar coba-coba, ingin menggeluti lebih dalam dunia modeling, mencari teman, meningkatkan rasa percaya diri, hingga menadapat hadiah. Hal berbeda diungkapkan oleh M. Djodi Hardi Prajuri dari SMAK 1 Albertus Malang. Dia menyatakan ingin mengikuti lomba modeling ini agar bisa lebih meningkatkan sense dalam berbusana dan juga membuat jaringan. “Saya ingin menjadi pemilik brand pakaian yang terkenal di seluruh dunia”, ujar cowok yang sudah hidup mandiri sejak kelas 2 SMA ini.

Dari M-Teens Model Competition 2011 ini akan diambil 3 juara. Yakni juara 1, 2 dan 3. Selain itu juga akan diambil Juara Fotojenik dari hasil pemotretan dan juga Juara Favorit yang diperoleh melalui poling. Para pemenang akan mendapatkan berbagai hadiah yakni ada uang pembinaan, trophy, hadiah dari sponsor, sertifikat dan juga kontrak menjadi brand ambassador M-Teens.(naf)

17 Agustus 2011

Apel OBOR kemerdekaan, refleksi perjuangan bangsa






Keprihatinan atas berkurangnya semangat nasionalisme generasi muda menjadi dasar terselenggaranya Apel Obor Kemerdekaan yang dilaksanakan atas inisiatif Walikota Malang, Drs. Peni Suparto, M.AP. Apel akbar yang digelar Selasa (16/8) kemarin, dipadati oleh ratusan generasi tua dan muda dengan obor di tangan mereka. Halaman depan Balaikota Malang pun diramaikan oleh berbagai instansi dan golongan kepemudaan yang ikut serta dalam apel obor refleksi kemerdekaan RI yang ke-66.
“Supaya kita bisa mengenang sejarah perjuangan bangsa,” ujar Yanto salah satu peserta pawai yang mewakili karang taruna Kelurahan Kauman. Acara ini memang diikuti oleh berbagai elemen yang terdiri dari seluruh anggota pramuka Kota Malang, Karang Taruna Kota Malang dan beberapa organisasi kepemudaan mahasiswa Kota Malang.
“Sebagai bangsa Indonesia, kami tidak hanya meramaikan tapi kami bangga terhadap kemerdekaan bangsa ini,” terang Irul anggota organisasi kepemudaan yang bernama HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Organisasi mahasiswa yang ada di seluruh Indonesia ini memang mengagendakan acara ini sebagai salah satu rutinitas mereka setiap tahunnya. Selain itu, acara ini juga dihadiri MKPPI, KMPI, BMMI,dan PMII serta organisasi kepemudaan lainnya.
Meski acara baru dimulai pada pukul 22.00 WIB, para peserta sudah memadati halaman balaikota sejak pukul 20.00 WIB. Acara dimulai setelah diadakannya upacara gladi bersih selama satu jam hingga jam sembilan malam dilanjutkan dengan doa lintas agama oleh para pemuka agama di dalam Balaikota Malang.
Acara pun dimulai dengan dinyalakannya obor kemerdekaan oleh Walikota Malang diikuti oleh seluruh peserta pawai. Asap dan api dari obor di sekitar halaman balaikota mengingatkan peristiwa pembumihangusan gedung oleh masyarakat Kota Malang pada tahun 1947 untuk menghindari pemakaian gedung oleh kolonial Belanda. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan ikrar Apel Obor Kemerdekaan Republik Indonesia.
Acara dilanjutkan dengan pembacaan puisi berjudul Karawang Bekasi ciptaan Chairil Anwar yang dibacakan oleh Muhammad Faiz, pelajar dari SMAN 3 Malang. Suasana khidmad menyelimuti tempat acara saat pembacaan puisi tersebut.
Pembukaan, Sambutan oleh Walikota, Sambutan oleh Ir. Arif Ramadhan, Sambutan dari Prof Suprayogo menjadi serangkaian acara inti pawai obor tahun ini. Ikrar kebangsaan apel obor kemerdekaan RI yang intinya meneruskan tanggung jawab kepahlawanan bangsa dan bangkit bersatu kembali untuk membangun bangsa kembali ditanamkan kepada para peserta apel.
Guna mengingat perjuangan bangsa merebut kemerdekaan, acara selanjutnya diisi dengan jalan kaki dari Balaikota ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati. Segenap peserta dan pejabat Kota Malang termasuk walikota dan ketua DPRD Kota Malang berjalan kaki menuju salah satu tempat sakral dikota malang tersebut. Dengan langkah sigap dan cepat mengiringi langkah kaki mereka yang tetap semangat.
“Mengenang perjuangan pahlawan sembari menambah semangat pembangunan” , ujar Joko salah satu pejabat kota malang saat ditanyai kesannya mengikuti acara ini.
Tepat sebelum pukul 00.00 wib, rombongan pawai obor kemerdekaan telah sampai di TMP Suropati untuk menghadiri renungan suci. Para peserta pawai disambut oleh anggota TNI, POLRI dan sipil yang sudah siap sebelumnya. Mereka pun bersiap untuk berpartisipasi di kegiatan sakral militer itu.
Letupan senapan terdengar sangat keras mengawali acara. Tepat pada pukul 00.00 WIB 17 Agustus 2011, upacara renungan suci pun digelar. Upacara yang diselenggarakan untuk menghormati perjuangan para pejuang ini dipimpin oleh Tatang Sulaiman kolonel infantri di Kota Malang. Inspektur upacara memimpin para peserta upacara unntuk mengheningkan cipta merenungkan perjuangan kebaktian para pejuang dilanjutkan penyalaan obor utama oleh Waliota Malang beserta wakilnya.
Acara pun selesai dan para peserta upacara obor meninggalkan tempat yakni TMP Suropati sembari menutup serangkaian acara Apel Obor Refleksi Kemerdekaan RI ke-66. (vrg/naf)