Begini nih kalau melanggar peraturan. Akibatnya apa? Aku jalan dari terimnal Gadang hingga ke Asrama Tlogowaru yang jaraknya 3 km lebih dengan membawa barang yang beratnya lebih dari 5 kg lebih plus 2 tas tambahan.
Memang apa sih yang membuat aku dihukum oleh Allah seperti ini? Tak lain karena sewaktu aku naik kereta, aku memakai tiket yang salah dengan sengaja.
Jadi ceritanya seperti ini. Aku ingin balik ke asrama pada tanggal 1 Juli 2012 dengan naik kereta. Nah, karena tiket yang ke Malang habis, aku beli tiket ke Blitar dengan pertimbangan yang penting bisa masuk ke kereta pagi, pukul 08.15. Padahal aku sudah antri dari jam 6, nunggu hingga jam 7 baru dapat tiket. Melelahkan sekali demi sebuah tiket yang murah meriah.
Namun, berbekal dengan kepercayaan diri, aku berhasil mengelabui petugas. Aku dapat duduk dari Kediri hingga Biltar terus hingga memasuki Kab. Malang. Barulah dari sebelum Stasiun Kepanjen aku berdiri. Tak masalah sebenarnya karena sebentar lagi aku sudah sampai di Malang.
Berbagai macam cerita mengenai penumpang yang berdiri pun bergulir disepanjang perjalanan. Ada Mbak-mbak yang nggak mau disuruh pindah oleh petugas, bahkan terlibat adu mulut. Ada juga nenek-nenek dan Ibu-ibu yang dengan pedenya naik kereta tanpa tiket duduk tetapi mendapat tempat duduk. Seru sekali mengamati kelakuan manusia di public transportation.
Akhirnya, aku sampai di Malang. Aku turun di stasiun Kota Lama dengan hati lega. Kemudian aku menuju angkot yang akan membawaku ke asrama, sebenarnya Gadang dulu. Nah, dengan naik AG bersama berbagai macam orang di dalam angkot aku sempat mendengar cerita bahwa Bapak-bapak tersebut ada juga yang nggak beli tiket karena rumitnya sistem yang baru ini demi mendpaat tiket. Meskipun perubahan yang dimaksud ini demi kemakmuran penumpang juga.
Tibalah aku di Gadang. Matahari bersinar dengan cerah di langit, sedangkan aku melongok kanan kiri untuk mencari TGT atau TST yang bisa membawaku ke Tlogowaru. Bahkan ojek pun nggak ada. Akhirnya dengan sangat terpaksa dan dengan tabah aku mulai berjalan ke asrama. Dari gadang aku bisa melihat asrama ku mengundang sekali dengan menaranya. Aku sudah tak sabar sampai disana dan istirahat di kamarku yang nyaman.
Di tengah perjalanan matahari semakin membakar wajahku. Aku hanya bisa tabah. Tasku mulai terasa berat sekali seakan mengajakku untuk jatuh ke tanah. Tetapi aku terus berjuang. Jangan sampai aku menyerah dalam tantangan ini. Aku terus berjalan sambil bernyanyi dan berfikir hal yang lain seperti penelitianku yang menuntut untuk aku selesaikan.
Akhirnya dengan susah payah, mata berair, kulitku tambah hitam (hahaha :-) tubuh pegal-pegal, dan kaki sakit, aku bisa sampai di asrama dengan selamat.
Dari sini aku bisa dapat pelajaran bahwa Tuhan itu maha adil, Dia nggak akan membiarkan ketidakadilan itu merajalela. Semoga aku bisa menjadi orang yang lebih baik setelah peristiwa ini. Aaamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,