I'm sick right now. Although i feel that i'm not sick, but my body is really tired and i just want to lay down in may bed, sleeping to gain a spirit for tomorrow. Nggak enak banget kalau sakit. Kita nggak bisa ngapa-ngapain. Lha gimana bisa beraktifitas kalau tubuh nggak bisa diajak kompromi. Apalagi kepala pusing. Hal itu membuatku menjadi malas.
Aku yakin ini pasti dari kemarin mandi nggak bener. Bayangin aja aku mandi malam pukul 9 malem. Gimana nggak sakit kalau mandi pada waktu malam pake air dingin. Aku sih yang nggak pernah makanya masuk angin paginya. Pertama-tama sih rasanya biasa aja, tapi waktu siang, udah masuk sekolah tubuhku rasanya nggak bisa digerakkan. Padahal aku masih bisa tertawa sebelum itu.
Untung aja tadi nggak ada pelajaran di sekolah. Kebetulan masuk siang, datang makan siang kemudian menunggu guru. Eh yang ditunggu nggak datang karena ada tamu. Akhirnya pelajaran kimia aku habiskan untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru sambil tidur-tiduran menahan sakit yang mendera. Kepalaku seperti ada yang memukul-mukul memakai palu dan tubuhku seperti dikeringkan. Panas didalam.
Untung akhirnya bisa ikut kloter pertama untuk pulang ke asrama. Sewaktu di bus aku habsikan dengan tidur dan sampai asrama pun aku hanya memperbanyak tidur dan minum air putih. Tak terasa aku bangun hampir setengah enam malam. Cepat aku segera ambil wudhlu karena ternyata aku belum sholat ashar. Dengan penyesalan diirngi bacaan astaghfirullah, aku terburu-buru ke kamar mandi dan sholat.
Barulah pukul enam lebih aku memberanikan diri pergi ke klinik untuk periksa. Setidaknya aku akan dapat paracetamol, pikirku. Tetapi ternyata di G.A ada tamu yang sedang rapat dengan Kepala Asrama yang menggiringku untuk lewat belakang gedung A untuk sampai di klinik. Lorong gelap di G.A membuat diriku sedikit berkeringat dan mengurangi panas tubuhku. Ibuku selalu bilang aklau aku panas aku harus bisa berkeringat supaya sembuh. Tapi ternyata hal itu benar sekali adanya.
Sampai di klinik aku segera disuruh mengukur suhu badan memakai termometer yang aku pasang diketiak. Pertama-tama aku pikir suhu tubuhku normal, eh ternyata aku kurang lama memasangnya. Akhirnya sambil menunggu hasil termometer aku tidur-tiduran dulu di kasur klinik. Sayup-sayup aku dengar suara Bagas yang ternyata juga sakit, Evi, temenku sempat nyeletuk, "Emang anak Manta janjian sakit ya?", aku hanya menjawab dengan senyuman dan bergumam bahwa aku nggak tahu dan itu mungkin saja.
Setelah menunggu lama aku mendapatkan obat yang aku inginkan. Aku balik lewat depan aja. Nggak peduli apa kata satpam yang menyuruhku lewat belakang tadi. Aku toh akhirnya lewat depan juga. Di depan ketemu dengan Pak Yudi, ditanya mengenai kenapa kok nggak ikut jurnalis DBL, aku hanya menjawab bahwa aku sedang berkonsentrasi dengan KIR. Aku harap ini benar.
Samapi di kamar aku segera ambil makan malam dan minum obat. Habis itu aku leyeh-leyeh di aksur melihat teman-temanku mengolok-olok cara bernyanyinya Adele. Entah kenapa aku hanya bisa tertawa melihat mereka menghina penyanyi favoritku. Mungkin aku butuh hiburan disaat sakit ini.
Aku putuskan untuk membungkus diriku dengan selimut tebalku untuk merangsang keringat. Akhirnya aku mulai merasa bahwa keringat mulai keluar dari tubuhku dan suhu tubuhku pun menurun. Aku bisa berjalan-jalan dan membaca-baca artikel, mendengarkan musik, dan mengetik pengalaman sakit satu hari ini.
Sesakitnya aku, aku nggak tahu kenapa masih bisa menulis di blog ini. Mungkin karena aku udah minum obat kali ya, atau karena hobi nulis udah di dalam darahku aku kurang tahu tapi aku suka menulis. Menulis bisa dijadikan ajang untuk merenung. Aku tahu kita butuh sakit agar bisa merasakan kenikmatan kesehatan. Jika kita nggak sakit, kita nggak bakal tahu seberapa nikmat itu kesehatan dan seberap mahal kesehatan itu sehingga banyak orang rela mengeluarkan banyak uang demi kesehatan. (naf/28 Maret 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,