27 September 2013
26 September 2013
University Tips #3, Books, oh Books
http://news.detik.com/surabaya/readfoto/2008/05/08/172325/936310/473/3/kampung-ilmu-surabaya |
Kadang-kadang, yang paling menguras budget selain biaya
hidup di universitas adalah buku. Bagaiamana tidak? Kalau kamu membeli buku
ori, yang asli, harganya bisa ratusan ribu. Hal ini diperparah jika kamu
memilih jurusan yang berhubungan dengan medical, seperti pendidikan dokter dan
juga pendidikan dokter gigi. Bukunya bisa sampai satu juta keatas, untuk buku
original yang sudah diterjemahkan.
Untuk jurusan saya sendiri, Biomedical Engineering,
buku-buku yang ada masih berbahasa inggris. Tidak ada dan belum ada yang
menerjemahkan buku-buku Biomedical Engineering ke dalam bahasa Indonesia.
Mungkin karena mata kuliahnya sulit dan hanya ada di Universitas Airlangga saja
untuk S1 dan Negeri sehingga belum ada yang menerjemahkan buku itu.
Karena aku ada di jurusan BME, dan ini termasuk science,
maka yanga ku tahu terbatas pada buku-buku yang berbau science, seperti Fisika,
Kimia, Biologi, dan Kalkulus. Buku-buku referensi untuk mata kuliah ini lumayan
mahal, dengan harga rata-rata Rp 250.000 keatas. Mahal sekali kan? Untuk itu,
diperlukan strategi yang ampuh agar bisa mencukupi buku-buku seperti ini.
Prinsip ku ketika membeli buku untuk kuliah adalah,
bagaiamana mendapatkan buku yang asli namun harga miring. Solusinya adalah
dengan membeli buku bekas. Dibandingkan dengan memfotokopi, yang sebenarnya
juga lebih murah, membeli buku asli namun bekas masih tergolong berkelas. Kalau
dikelompokkan “kelas” buku mata kuliah, ada 5 kelas.
1.
Buku asli, belum terjemahan. Memegang buku ini
pasti terara seperti expert dan juga pintar.
2.
Buku asli, sudah terjemahan. Telihat sekali
kalau kamu serius dengan pelajaran dengan niat membeli buku asli.
3.
Buku asli, namun bekas (milik sendiri). Ini terlihat kalau kamu masih memiliki value
untuk memuji keorisinalitasan suatu produk namun memiliki prinsip ekonomi yang
kuat, yang paling penitng pula kan ini adalah buku milik kamu snediri.
4.
Buku asli, namun pinjam. Kadang-kadang yang
seperti ini asal punya buku yang disyaratkan oelh dosen. Karena, kalau buku
pinjaman kan tidak boleh untuk di coret-coret sehingga asumsi ku biasanya anak
yang melakukan ini Cuma sekedar pinjam dan ada buku, itu saja.
5.
Buku fotokopi. Ini memang yang paling rendah
kelasnya, namun ternyata banyak anak serius yang melakukan hal-hal seperti ini.
Kebanyakan dari mereka itu benar-benar menggunakan buku ini dengan baik,
meskipun fotokopian, dan tidak hanya untuk gaya-gayaan.
Nah, itulah 5 klasifikasi penggolongan penikmat buku kuliah
menurut perspektifku.
Aku paling suka dengan yang normor 3. Milik sendiri, asli,
namun bekas. Buku yang seperti ini yang paling sering aku cari. Yang pentnig
bukan bajakan aku sudah seneng banget.
Untuk mencari buku bekas pun tidak susah kok. Kalau kamu di
Malang, maka kamu bisa menemukan buku-buku bekas yang berkualitas di daerah
Wilis. Sudah terkenal sekali di Malang sana. Kamu bisa menemukan buku-buku mata
kuliah, novel, majalah, dan banyak sekali buku-buku lain baik yang bajakan,
asli, bekas, dengan harga miring. Dulu aku pernah beli buku A/AS Level Biology
Cambridge hanya dengan harga Rp. 95k. harga aslinya? 500 ribuan.
Di Surabaya ada dua sentra buku-buku bekas yang ada. Pertama
adalah Pasar Blauran, dan yang kedua adalah Jalan Semarang. Kedua tempat ini
berdekatan sebenarnya. Tidak terlalu jauh, sehingga jika mencari buku bisa
langsung berkeliling di tempat-tempat ini. Temanku pernah beli buku untuk ISBD
hanya Rp 20k saja disini. Buku bekas, tapi tak pernah dibuka oleh pemiliknya. Looks like new. Padahal harga aslinya
sekitar Rp 50k. Benar-benar murah kan?
AKu juga pernah membeli buku Words Power dari Reader Digest
hanya dengan harga Rp 50k. Padahal buku ini bisa mahal sekali kalau membeli
asli. Dan ternyata pun, buku ini sudah tidak dicetak lagi. Aku hanya melihat di
amazon.com hargayanya sekitar 13 USD.
Selain buku-buku dalam bentuk print out, ada juga buku-buku
dalam bentuk soft file yang free dan bisa kamu download di internet dengan
gratis. Namun kalian harus tahu bahwa buku-buku ini dalam bahasa inggris.
25 September 2013
Saya pikir dengan menjadi mahasiswa, saya akan punya lebih banyak waktu luang. Benar, saya memang punya banyak waktu luang. Namun semuanya habis digunakan untuk mengerjakan tugas, belajar mandiri, urus ini, urus itu. Daripada merasa lelah, lebih baik merasa terberkahi saja, karena tidak semua orang bisa mencicipi menjadi mahasiswa.
21 September 2013
KSSAPL Briefing
Setelah memilih dan memilah BSO yang wajib diikuti di Fakultas Sains dan Teknologi UA akhirnya saya menjatuhkan pilihan di KSSAPL (Dibaca Kaspal), yang merupakan suatu organisasi berbasis lingkungan yang juga terfokus di sosial dan politik.
Dalam acara yang di gelar Sabtu, 21 September ini para peserta magang (yang masih coba-coba) di beri pengarahan dan penjelasan mengnai apa itu KSSAPL dan juga ada interview untuk melihat minat para peserta magang.
Sebenarnya ada banyak divisi di KSSAPL, namun saya lebih memilih Infokom dan Penelitian, karena memang suka ngomong dan juga meneliti.
Acara ini dilaksanakn di AUP (Airlangga University Press) dari pukul 07.00-12.15 WIB.
Dalam acara yang di gelar Sabtu, 21 September ini para peserta magang (yang masih coba-coba) di beri pengarahan dan penjelasan mengnai apa itu KSSAPL dan juga ada interview untuk melihat minat para peserta magang.
Sebenarnya ada banyak divisi di KSSAPL, namun saya lebih memilih Infokom dan Penelitian, karena memang suka ngomong dan juga meneliti.
Acara ini dilaksanakn di AUP (Airlangga University Press) dari pukul 07.00-12.15 WIB.
15 September 2013
Kuis Fisika Malang
Menjadi Panitia di Kuis Fisika, sebuah olimpiade Fisika yang diselenggarakan oleh departemen Fisika Universitas Airlangga tingkat Jawa Timur.
Saya mendapatkan peran untuk menjadi pantia KF di region Malang. Untuk di Malang sendiri dilaksanakan di SMAN 1 Malang (Smansa) pada tanggal 15 September.
Saya mendapatkan peran untuk menjadi pantia KF di region Malang. Untuk di Malang sendiri dilaksanakan di SMAN 1 Malang (Smansa) pada tanggal 15 September.
12 September 2013
11 September 2013
University Tips #2, In Style
http://beritafoto.net/berita-1555-penjualan-baju-bekas-menurun.html |
Sudah jelas, kalau kamu menjadi seorang mahasiswa, gaya
hidup kamu akan terpengaruh oleh orang disekeliling kamu. Apalagi setelah kamu
keluar dari sekolah berasrama seperti saya. Di asrama dulu gak apa-apa memakai
baju seadanya. Semuanya sudah biasa seperti keluarga sendiri. Namun ketika kamu
kuliah, kamu akan semakin sadar dengan apa yang kamu pakai, bagaimana penilaian
orang terhadap kamu, dan hal-hal yang kadang-kadang bisa dipikir sebagai
pikiran sampah.
Nah, jika kebetulan kamu di Surabaya, yang notabene
merupakan kota gede di Indonesia, gaya berpakaian mahasiswa nya pun beragam.
Ada yang seadanya, ada yang selalu pengen ikut style yang ada, atau ada juga
yang menciptakan gaya mereka sendiri.
Hal ini akan tambah parah ketika kamu adalah seoarng
mahasiswa yang berkecimbung dalam dunia humaniora. Di dalam ini, penampilan
juga penting, karena penilaian salah satu klien adalah bagaimana rekan bisnis
mereka tampil. Jika kamu tampil terlihat rapi, maka orang berpikir kamu bisa
bekerja secara profesioanl. Namun jika kamu tampil apa adanya dan tidak melihat
sikon, penilaian orang terhadap mu bisa jelek juga.
Solusinya gimana? Mau belanja outfit yang lagi in juga
budget gak ada. Mau nyari diskon, masih terhitung mahal dan belum tentu
mendapat baju yang bagus. Kalau kamu tinggal di Surabya, ada cara yang lebih
mudah agar kamu bisa tampil “in” tapi dengan budget yang sedikit. Percaya deh,
hanya dengan 100k kamu sudah bisa mendapatkan atasan dan bawahan yang trendy
habis. Semua itu bisa kamu dapatkan di vintage shop, atau bahasa kasarnya toko
bekas.
Banyak sekali toko-toko yang menjual baju-baju bekas di
Surabaya, namun populartias daerah Gembong masih nomor satu dalam hal menjual
baju-baju bekas, tas bekas, sepatu bekas, yang kondisinya masih bagus dan
keren.
Kemarin aku kesana dan berhasil mendapatkan kemeja Giordiano
dengan harga 25k saja. Padahal kalau kamu beli baru, harganya bisa sampai 300k.
Sungguh perbedaan yang mencolok kan?
Membeli baju di toko secondhand
harus pandai memilih. Jika tidak, kamu hanya dapat baju luarnya saja yang
bagus, namun ternyata jelek, ukurannya gak sesuai, ada noda yang tersembunyi di
dalam. Intinya, jika kamu benar-benar niat untuk membeli baju atau celana secondhand, kamu harus siap belanja
lama. Mencari barang yang bagus, harga sesuai dengan kualitas, dan tentunya
sesuai dengan budget yang dianggarkan.
Setelah kamu dapat pakaian yang kamu inginkan, kamu harus
segera mencucinya. Aku sarankan jangan dicuci di laundry. Kamu harus mencucinya
memakai tangan, direndam dahulu beberapa menit memakai sabun agar kotoran yang
tertumpuk di baju itu di perjalanan bisa keluar. Lebih baik lagi kalau kamu
mencucinya menggunakan desinfektan juga, agar kuman-kuman atau bakteri yang ada
bisa mati juga. Pokoknya kalau membeli baju secondhand
yang paling penting adalah perawatan after-buy
nya.
Jika perawatan afte-buy
sudah, keringkan, setrika, dan pakaian yang kamu siap tampil “in” atau bergaya
dengan style kamu dengan budget yang murah. Aku sarankan juga kamu jangan koar-koar
kalau kamu bisa beli baju yang kamu pakai dengan harga segitu. Kamu harus pede,
karena gak semua orang open minded, pasti ada juga yang berpikir bahwa kamu ini
aneh. Well, saran aku sih, biarkan saja anjing menggonggong kahilaf tetap
berlalu.
07 September 2013
Super Sambal Free!
What?
Traktiran gratis makan di Waroeng SS sampai puas.
Who?
Aku dengan teman-teman baik baru dari Universitas Airlangga. Ada Grendy (navigator ulung Surabaya), Ihsan (Ni anak jauh-jauh dari Banjarmasin), sama satu lagi yang gak bosen-bosen nraktir aku, Dika (Anak Bogor).
When?
Sekitar jam makan siang, Sabtu, 7 September 2013.
Where?
Waroeng Spesial Sambal (SS) Surabaya,
Jalan Merapi 12-14 Arjuna Raya, Sawahan, Surabaya.
Jalan Merapi 12-14 Arjuna Raya, Sawahan, Surabaya.
How?
Jadi, kita-kita dapat makanan gratis dalam rangka syukuran nya Dika yang diterima di D1 STAN. Karena di seneng nih, akhrnya kita kena getahnya. Bisa makan gratis. Aku sendiri ini adalah ketiga kalinya aku ditraktir dia makan (benar-benar gak tahu malu). Tapi karena saya anak asrama (kos), maklumlah kalau sedikit kere, ada makanan gratis pasti melek nih mata.
Menurut aku, makan di SS termasuk murah sekali. Kita berempta, makan nasi 2 kali, es teh 5, jus tomat 2, jus alpukat 1, aneka sambal ada 6, telur dadar 2, ayam 2, lalapan, jamur 2, dan berbagai macam makanan yang lain hanya habis Rp. 110.000, kalau gak salah. Atau lebih murah lagi. Pokoknya berkisar 100 ribuan lah. Kalau dibandingkan dengan daerah lain, ini termasuk murah sekali.
Makanannya pun enak dan memuaskan. Bikin nagih sambal-sambalnya, meski tadi kita nggak semapt ngehabisin 2 sambal, sambal terong dan juga sambal jamur, tapi kita sukses ngehabisin banyak sambal yang lain. Lain kali kalau ada rejeki jadi pengen ke sana lagi dan makan bareng-bareng.
See the Pics
04 September 2013
Stok Perkuliahan
Hore, akhirnya kuliah! Tidak ada lagi seragam, yang ada
hanyalah baju bebas rapi dan berkerah. Sesaat, saya senang dengan perubahan
keadaan ini. Namun ketika saya melihat isi lemari saya, saya jadi bingung. Saya
tidak punya kemeja sama sekali. Satu-satunya baju berkerah saya adalah 2 batik
yang saya beli tahun lalu, 1 polo shirt seragam angkatan SA 2nd
batch, dan 1 baju berkerah dengan style
sweater. Oh God! Saya harus belanja, dan memikirkan uang yang akan saya
habiskan membuat saya mendesah kecewa.
Selain harus membeli baju-baju, saya juga harus membeli tas.
Tas untuk kuliah ini lah yang penting. Tas ku semasa SMA sudah layak pensiun.
Ada bagian dari tas saya yang sudah rusak tidak kuat menahan beban buku-buku
masa SMA yang beratnya bisa mencapai 1 kilo hanya satu buku.
Akhirnya, kemarin ketika saya pulang dari Surabaya naik
kereta, saya langsung menuju toko tas ketika kereta berhenti di Stasiun Kediri.
Di toko tersebut saya mencoba dan mencari berbagai macam tas yang cocok. Tas
merk export keren, namun harga juga keren. Tas merk bodypack harga mencekik
sekali. Setelah hampir setengah jam mencari, saya bertemu dengan tas yang bagus
sekali. Dari desain nya sangat professional dan saya lihat dalamnya, keren
sekali dan terlihat tangguh. Tas ber-merk export ini harganya 300 ribu lebih,
yang saya pikir-pikir bisa saya belikan banyak kemeja. Akhirnya saya memilih
tas export yag satunya, dengan harga 239.000 rupiah. Lumayan lah, pokoknya beda
hampir 100 ribu dengan tas yang saya pilih di awal tadi.
Setelah puas mendapat tas, saya memilih dompet. Sebagai
seorang mahasiswa, dompet itu penting sekali. Selama 19 tahun hidup, saya belum
pernah ada keinginan untuk membeli dompet, namun karena saya ingin mencoba
mengelola keuangan saya dan biar tidak childish dengan membawa uang kemana-mana
di kantong, saya putuskan untuk membeli dompet. Lama memilih yang hampir
setengah jam sepertinya penting untuk mendapatkan desain dompet yang elegan dan
murah (yang artinya harganya dibawah 100 ribu). Akhirnya saya mendapatkan
dompet seharga 77 ribu.
Setelah mendapatakan tas dan dompet, saatnya berburu kemeja.
Saya memutuskan untuk pergi ke slaah satu pusat perbelanjaan di Kota Kediri
untuk stok kemeja. Setelah ke lanati 1 untuk menguras ATM, saya kembali dengan
dompet tebal. Di lantai 2 saya segera menuju tempat diskon kemeja dengan harga
80 ribuan. Saya memutuskan untuk mencari kemeja yang elegan, rapi, dan terlihat
classy, tidak norak. Mencari desain kemeja yang seperti itu ternyata juga butuh
waktu. Memilih desai yang cocok, ukuran yang cocok, dan kesesuaian dengan
budget yanga da di kantong. Akhirnya saya memilih kemeja motif kotak-kotak
kecil dengan warna coklat muda dan kemeja warna biru tua dengan garis-garis
renggang berwarna perak. Setealh itu saya mencoba mencari polo shirt, namun
susah sekali mencari yang murah. Akhirnya saya putuskan untuk membeli celana
santai saja. Kebetulan saya tidak memiliki celana santai. Dengan hati-hati saya
memilih celana santai dengan harga 80 ribuan juga. Total membeli kemeja dan celana
itu sudah Rp 247.000.
Ketika pulang di rumah, saya juga memutuskan untuk mencari
celana pendek yang bagus namun murah. Dengan masuk di salah satu toko dan
memilah-milah, akhirnya saya mendapatkan 2 celana yang bagus dan kelihatan
berkelas dengan harga total keduanya 80 ribuan. Lalu saya tambah dengan kaos
keren dengan harga 21 ribuan dan juga handuk seharga 25 ribuan. Total belanja
di toko itu adalah Rp. 127.000. benar-benar harga yang pantas untuk kualitas
yang sesuai.
Melihat stok perkuliahan saya yang hanya materiil, mungkin
kalian tanya, bagaimana dengan ilmunya. Tenang, saya sudah mencari banyak
sekali materi mengenai biomedical engineering (BME) yang kalau beli paperback
harganya selalu 1 juta keatas. Semua sudah terkaver, tinggal dibaca dan dipahami
saja.
Saya harus meulai berhemat nih, saya sudah menghabiskan uang 700 ribuan di awal September ini. Bukan
nya saya boros, namun karena memang saya membutuhkan barang-barang itu semua.
Saya tidak punya celana pendek, andalan saya adalah sarung dan celana kain.
Untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan Surabaya yang panas akhirnya
saya membli itu. Semoga saya tetap digolongkan menjadi orang yang sederhana
saja. Semoga juga bisa menjadi orang hemat. Karena kalau sudah salah manajemen
keuangan, bisa-bisa saya kelaparan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)