Thank God! I'm passed the documents selection for PBUTM UGM 2013. I hope I can be accepeted in UGM, although I will consider ITB as a first choice. However, who knows this path will lead me into.
So, this evening I'll go to Jogja and on 30th of June I'll have test. Please pray for me.
28 Juni 2013
Celestial Being's story
I must say that I can not help my self smiling over the pages of the story created by Alexandra in Halo, Hades, and Heaven. It's so romantic and awesome story. Sp honest and it can keep the good opinion about an angels. Because some novels make a fallen angel like a vampire.
20 Juni 2013
19 Juni 2013
17 Juni 2013
Fighting SBMPTN 2013!
Tomorrow I will face university entrance exam that called SBMPTN, don't ask me what it is stand for, because I don't know.
This exam will be held in two days, 18th and 19th June 2013. I hope I will get through this safely and can win this damn exam!.
Then, wait...
SITH-Rekayasa ITB 2013! I will join your force!
This exam will be held in two days, 18th and 19th June 2013. I hope I will get through this safely and can win this damn exam!.
Then, wait...
SITH-Rekayasa ITB 2013! I will join your force!
11 Juni 2013
Bekicot Brengsek
Suatu hari, saya berjalan melewati gedung
belakang asrama cowok. Tanpa sengaja, saya melihat enam bunga mawar yang sedang
sekarat karena kekuragan cahaya matahari dan nutrisi untuk bisa bertahan hidup.
Tak tega, lantas saya membawanya ke kebun House Manta ray, yang merupakan house
saya. Dari situlah akhirnya saya berusaha menyelamatkan enam bunga mawar itu.
Bertepatan sekali aksi penyelamatan saya
diiringi dengan event lomba taman vertikultur antar House, sehingga saya lebih
bisa leluasa untuk menyelamatkan tanaman malang ini. Dengan sisa-sisa media
tanam yang tersedia, saya mulai merombak media tanam bunga mawar yang ada.
Ternyata mereka hanya disokong oleh sekam yang sudah kering dan segenggam tanah
tempat kaar mereka merekat. Tanpa ba bi bu lagi, saya keluarkan semua sekam dan
saya rendam akar bunga mawar itu dalam air agar bisa mengatasi kehausan mereka.
Setelah itu saya mulai meracik kompos, abu sekam, tanah, serbuk gergaji, dan
akar paku-pakuan untuk media tanam. Kemudian saya tanami satu-satu.
Selang beberapa hari kemudain, dari 6
tanaman mawar, 5 diantaranya sudah menunjukkan gejala-gejala kesembuhan seperti
munculnya tunas yang sangat membahagiakan saya pada saat itu. Sedangkan yang
satu lagi sepertinya sudah terlalu telat ditolong. Kalau ada waktu, saya selalu
menyempatkan menengok tanaman tersebut.
Kejadian menyesakkan baru saja terjadi sore
ini ketika saya menengok tanaman mawar. Dari 5 yang sudah berdaun, 4
diantaranya telah gundul. Setelah saya berhasil mengatasai rasa terkejut saya,
saya lihat samping tanaman malang ini. Ternyata banyak bekicot, dengan marah
saya lemparkan bekicot tersebut ke tembok hingga cangkangnya pecah. Saya tak
peduli. Betapa jahat mereka menggunduli tanaman rawatan saya. Meski pada
akhirnya saya sedikit menyesal sudah menyiksa hewan, namun setidaknya tindakan
saya masih beralasan.
Melihat kenyataan yang ada, kemungkinan
besar tanaman mawar tersebut akan saya rawat di teras kamar asarama saya saja
agar lebih aman dan cepat sembuh. Mumpung syaa punya waktu sekitar satu minggu
lagi untuk mengawal mereka hingga bisa dilepas di alam liar lagi.
June 11, 2012
After my birthday yesterday, I didn't suspect anything. However, here they are! my best friends in my dormitory visiting me. I'm so glad they came for me.
10 Juni 2013
Happy Birthday to My Self!
Happy Birthday!
Ketika aku bangun dini hari tadi, yang aku pikirkan adalah, "Thank God, I'm still alive". Few seconds later, "Shit! I'm old right now!".
Kagak nyangka kalau sekarang aku sudah tua. Nggak perlu aku kasih tahu berapa umurku deh. Pastinya, setiap tahun ajaran baru aku pasti juga nambah umur. Agak susah emang menghadapi kenyataan ini. Namun mau bagaimana lagi, aku terlahir emang tua.
DI ulang tahun ganjilku sekarang ini, prima juga angkanya, satu kebutuhanku.
Masuk jurusan SITH-Rekayasa ITB. That will be enough for me birthday present. You don't need to buy me a teddy bear, a wonderful book. I just need to be accepted in ITB and become its student. It will be wonderful, meet my friends who has been accepted and meet many great great professors and seniors.
Semoga tahun ini cita-cita ini bisa menjadi kenyataan.
Ketika aku bangun dini hari tadi, yang aku pikirkan adalah, "Thank God, I'm still alive". Few seconds later, "Shit! I'm old right now!".
Kagak nyangka kalau sekarang aku sudah tua. Nggak perlu aku kasih tahu berapa umurku deh. Pastinya, setiap tahun ajaran baru aku pasti juga nambah umur. Agak susah emang menghadapi kenyataan ini. Namun mau bagaimana lagi, aku terlahir emang tua.
DI ulang tahun ganjilku sekarang ini, prima juga angkanya, satu kebutuhanku.
Masuk jurusan SITH-Rekayasa ITB. That will be enough for me birthday present. You don't need to buy me a teddy bear, a wonderful book. I just need to be accepted in ITB and become its student. It will be wonderful, meet my friends who has been accepted and meet many great great professors and seniors.
Semoga tahun ini cita-cita ini bisa menjadi kenyataan.
Sekolah Kepemimpinan, Sekolah Idaman
Saat
ini, konsep pendidikan di sekolah diobral. Berbagai macam opsi sekolah dengan beragam
konsep tersedia. Ada konsep pendidikan
karakter, holistic education, sekolah kepemimpinan, keagamaan, sekolah
yang menonjolkan prestasi akademis seperti olimpiade hingga RSBI (Rintisan
Sekolah Bertaraf Internasional) yang menuai kontroversi.
Meskipun
begitu, tidak ada satupun konsep sekolah yang mampu menarik hati saya hingga
membuat saya tersenyum senang jika saya berhasil menjadi siswanya kecuali
sekolah kepemimpinan. Saya terinspirasi dari sekolah saya sendiri, SMAN 10
Malang (Sampoerna Academy), buku The Leader in Me, dan juga buku Seven
Habbits for Highly Effective Teens yang keduanya merupakan karangan Steve R
Covey dan Sean Covey. Dari situ, kemudian saya olah dengan ide saya sendiri.
Sekolah
kepemimpinan yang saya maksud bukan hanya mencetak pemimpin masa depan yang
berkarakter, namun juga yang mampu menjadikan kepemimpinan itu sebagai gaya
hidup. Artinya, setiap siswa di sekolah itu mampu membawa diri mereka dengan
baik, memiliki visi yang jelas bagaimana merayakan kehidupan ini dan mampu
berkontribusi terhadap masyarakat atas apa yang mereka peroleh sekarang.
Menurut
saya, banyak sekolah yang terlena dengan angka. Maksudnya, banyak sekolah yang
selalu ingin menjadi terbaik dalam bidang akademis. Hal itu dapat dibuktikan
dengan banyaknya sekolah yang memforsir siswanya untuk mendapatkan nilai tinggi
dalam ujian, mendapatkan emas dalam olimpiade, dan selalu unggul dalam
akademis. Efek sampingnya, banyak siswa yang lupa dengan hal-hal kecil dan
mendasar untuk hidup dimasa depan, seperti cara berkomunikasi yang baik,
bagaimana memotivasi diri, bertanggung jawab, bagaimana cara menyelesaikan
masalah dengan cara pro aktif dan sebagainya. Sehingga banyak kan, orang-orang
pintar namun tidak bisa bersosialisasi, atau orang pintar namun egois.
Tentunya,
untuk menjadi sekolah berbasis kepemimpinan, ada unsur-unsur yang harus mendukung
di dalamnya. Seperti bagaimana kualitas guru dan attitude-nya, fasilitas
dan lingkungan sekolah yang ada, bagaimana hubungan guru dan orang tua,
bagaimana hubungan antar siswa, dan yang paling penting, bagaimana
kurikulumnya.
Guru,
yang paling penting bukan hanya kemampuannya dalam mengajar, namun juga
sikapnya kepada siswa. Guru harus bisa memahami siswa, memotivasi siswa, dan
menunjukkan contoh-contoh positif yang dapat membangun jiwa kepemimpinan
siswanya. Mereka juga bisa menjadi orang tua sekaligus teman bagi siswa.
Sehingga, tugas guru akan menjadi lebih luas dan juga lebih lama, tugas guru
tak terbatas dalam kelas dan sekolah. Di luar kelas pun, guru harus menjadi
contoh bagaimana sifat kepemimpinan itu berlangsung.
Selain
guru yang mendukung, perlu juga menciptakan atmosfer sekolah yang mampu
memotivasi siswa untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya. Saya sudah
sering mendengar banyak anak yang punya potensi dalam bidang seni, namun karena
atmosfer sekolahnya lebih mengedepankan akademis, maka potensi anak itu
meredup. Saya tidak ingin di sekolah kepemimpinan yang saya idamkan hal ini
terjadi. Saya ingin setiap anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensi
dan menemukan impian mereka. Oleh karena itu, sekolah kepemimpinan harus bisa
menciptakan kesempatan ini dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang
mendukung seperti alat-alat seni untuk pencinta seni dan science laboratory untuk
anak yang gila dengan penelitian sains. Selain itu sekolah juga harus mendukung
kegiatan olahraga, organisasi, dan kegiatan bakti masyarakat yang bertujuan
untuk mengamalkan apa yang sudah dipelajari di sekolah ke masyarakat.
Dalam
sekolah yang baik, hubungan antar orang tua dan guru merupakan salah satu
parameter yang harus diukur. Orang tua dan guru harus bisa menjadi partner yang
harmonis dalam memberikan pendidikan kepemimpinan kepada siswa. Jangan sampai
sifat kepemimpinan melekat pada siswa di sekolah, namun ketika di rumah
karakter-karakter kepemimpinan itu terlupakan. Selain itu, guru dan orang tua
harus bahu membahu untuk memantau perkembangan siswa, untuk itu perlu dijaga
komunikasi yang baik antar kedua belah pihak.
Selain
hubungan antara orang tua dan guru, hubungan antar siswa juga parameter yang
tak kalah penting. Sudah selayaknya hubungan antar siswa itu akrab dan
harmonis. Antar siswa saling mendukung satu sama lain dalam hal kebaikan, saling
menghormati, toleransi, menghargai satu sama lain, mengingatkan satu samal lain
jika ada yang khilaf, dan bisa saling memotivasi antar teman. Jika pun ada
kompetisi, maka diharapkan kompetisi itu berlangsung secara sehat. Saya sudah
sering melihat teman-teman saya melakukan kompetisi secara sehat. Meskipun A
dan B berkompetisi untuk mendapat nilai tinggi dalam pelajaran biologi, kompetisi
itu hanya akan berlaku saat jam ujian saja. Diluar itu, mereka berdua aktif
membantu dalam belajar. Saya berharap di sekolah kepemimpinan nanti hubungan
antar teman itu bisa seperti itu.
Karena
ini adalah sekolah kepemimpinan, maka kurikulum di dalam sekolah ini memegang
peranan fundamental. Selain menjadi fondasi untuk menentukan bekal apa saja
yang perlu dibawa siswa-siswi mereka berlayar mengarungi hidup, kurikulum itu
juga dibutuhkan untuk mengasah potensi mereka.
Jujur,
saya kurang ‘sreg’ dengan kurikulum Indonesia sekarang ini. Menurut saya,
pembatasan minat untuk IPA atau IPS sungguh membuat siswa terperangkap dan
membuat mereka galau untuk meraih cita-cita mereka. Orang seperti saya
yang cinta biologi namun kurang berminat untuk memperdalam fisika akan
terperangkap di kelas IPA yang membuat jenuh. Kurikulum yang saya inginkan
adalah kurikulum yang membuat siswa-siswi nya berhak memilih pelajaran yang
mereka inginkan, meskipun mereka juga wajib mengikuti mata pelajaran wajib
seperti kewarganegaraan.
Saya
ingin sekolah kepemimpinan juga memiliki kurikulum seperti itu. Nanti, setiap
siswa akan mengikuti pelajaran wajib seperti kewarganegaraan, matematika, sejarah
dan budaya Indonesia, agama (disesuaikan dengan agama masing-masing), dan yang
penting kepemimpinan. Untuk pelajaran kepemimpinan akan menggunakan metode dari
7-Habbits dan juga The Leader in Me dari Steven R Covey. Selain itu mereka
berhak memilih pelajaran yang lain. Bagi yang suka sains mereka bisa memilih
Fisika, Kimia, atau Biologi. Begitupun dengan siswa yang suka IPS. Diharapkan,
dengan memilih pelajaran yang sesuai dengan minat mereka, mereka akan lebih
fokus dan serius dalam mempelajarinya.
Permasalahan
lain yang mungkin muncul adalah bagaimana dengan pendidikan lanjutan mereka. Sistem
masuk universitas akan diganti. Bukan berdasarkan IPA, IPS, atau IPC lagi.
Namun mereka cukup mengambil tes kemampuan dasar, potensi akademik, rapor dan
hasil ujian mereka. Untuk menambah poin, mereka juga bisa mengambil tes mata pelajaran yang sesuai dengan jurusan
mereka yang sudah terintegrasi secara nasional. Contoh, jika saya akan
mengambil jurusan bioteknologi waktu kuliah, maka di SMA setidaknya harus
mengambil pelajaran Biologi dan mengambil tes mata pelajaran Biologi untuk
masuk kuliah selain persyaratan regular yang sudah ada.
Karena
sistem masuk universitas berbeda, maka setiap sekolah akan memiliki konselor
yang menjadi konsultan siswa untuk bertanya mata pelajaran apa saja yang harus
diambil untuk masuk jurusan tertentu di universitas pada tahun pertama di
semester kedua tahun SMA mereka. Kurikulum dan sistem perkuliahan akan
dijadikan selaras. Sehingga tidak ada istilah mata pelajaran yang sia-sia untuk
dipelajari, karena mata pelajaran yang mereka ambil di waktu SMA otomatis akan
menjadi bekal untuk masuk universitas.
Ketika
kurikulum sudah diset, maka yang penting sekarang adalah penentuan ujian
kelulusan. Ujian kelulusan akan dilakukan berdasarkan mata pelajaran yang akan
mereka ambil. Bentuk ujiannya pun berbeda. Ujian kelulusan merupakan adaptasi
dari ujian internasional dari Cambridge, atau International General
Certificate of Secondary Education (IGCSE). Ada dua tipe ujian, tipe
pilihan ganda dan juga esai. Meskipun begitu, jumlah tipe per pelajaran juga
akan berbeda.
Contohnya,
saya mengambil 5 mata pelajaran, yakni Ekonomi, Biologi, Kimia, Bahasa Inggris,
dan IT. Maka ujian kelulusan saya yang dilaksanakan secara nasional hanyalah 5
ini. Sedangkan pelajaran wajib ujiannya dilaksanakn secara intern oleh sekolah.
Meskipun hanya 5 mata pelajaran, sebenarnya saya nanti akan melakukan sekitar
15 kali ujian. Karena di beberapa mata pelajaran akan ada ujian praktik,
seperti Biologi, Kimia, Bahasa Inggris, dan IT. Ujiannya pun tidak berlangsung
setiap hari. Oleh karena itu, meski hanya 5 mata pelajaran, ujiannya bisa
berlangsung selama satu bulan.
Untuk
waktu ujian dilakukan pada pagi hari sesuai dengan jadwal yang telah disediakan
dan terintegrasi. Sehingga tidak ada jadwal pelajaran yang akan bertabrakan
jadwalnya. Namun, yang mungkin terjadi adalah satu hari dia bisa ujian 3-4 kali
kalau dia mengambil banyak mata pelajaran.
Ruangan
yang digunakan untuk ujian harus bersih, jarak meja ujian per siswa adalah 1,5
meter, yang merupakan standar ujian dari IGCSE sendiri. Hal ini akan melatih
siswa untuk percaya pada kemampuan diri sendiri dan mandiri. Selain itu
peraturan ujian juga sama seperti ujian nasional di Indonesia sekarang ini.
Tipe
ujian kelulusan seperti ini selain akan mendapatkan hasil yang ‘lebih’ murni
juga dapat mengasah kepemimpinan siswa. Pemimpin itu bisa memanajemn waktu
mereka, dengan ujian yang dilaksanakan dalam jangla waktu satu bulan, maka
mereka harus benar-benar pandai mengatur waktu. Dengan demikian, selain hasil
akademis juga dicapai, mereka secara tidak langsung juga mendapatkan soft
skill yang sangat berguna.
Ini
adlah mimpi saya mengani sekolah kepemimpinan. Kepemimpinan itu bukan posisi,
namun sikap. Sekolah ini lah yang melatih sikap tersebut. Bukan secara militer,
namun dengan senyuman para gurunya, dengan canda tawa siswa siswanya. Saya
ingin sekali sekolah kepemimpinan bia dirasakan oleh banyak anak. Bisa
diterapkan di Indonesia.
Melihat
fakta dunia kependidikan di Indonesia membuat saya miris. Betapa saya ingin
mengubah semua itu. Saya yakin banyak orang yang berpikiran sama dengan saya,
namun sayangnya sedikit sekali fasilitas yang mampu menampun ide-ide seperti
ini.
Saya
berharap pendidikan di Indonesia lebih memberikan ruang bergerak kepada
siswi-siswinya. Cukup sudah sistem
pendidikan yang hanya menciptakan robot dan penghafal, cukup sudah ujian tidak
jujur, cukup sudah perilaku amoral yang dilakukan pelajar, cukup sudah berita
anak yang tida bersekolah karena tidak ada biaya, cukup sudah dengan segala ketimpangan
yang ada. Saya hanya berharap, suatu hari nanti, ketika generasi dari saya
memimpin, apa yang saya cita-citakan bisa terwujud, dan ketika saya melihat
anak-anak Indonesia tersenyum dengan bangga dibawah bendera merah putih pada
hari Senin pagi, saya tahu bahwa mimpi-mimpi ini menjadi kenyataan.
tulisan ini dibuat untuk mengikuti lomba sekolah dambaanku yang helat oleh Youth ESN
09 Juni 2013
02 Juni 2013
Prejudice Effect
Saya baru saja mengalami kejadian yang sangat memalukan.
Lebih memalukan lagi karena saya tidak menggunakan otak dingin saya untuk
menganalisa keadaan. Saya bercerita agar kalian tidak melakukan hal yang sama seperti
yang saya lakukan. Saya juga berharap saya bisa menjadi lebih bijak dan
menjadikan pengalaman ini pelajaran yang berharga.
Sudah sejak lama saya kehilangan modem. Tepatnya tanggal 21
Mei 2013 lalu. Saya sangat syok dengan kejadian itu, karena modem yang saya
gunakan saya taruh diatas lemari. Jadi sangat kecil kemungkinannya kalau modem
itu hilang begitu saja. Pasti ada tangan-tangan liar yang ikut campur dalam hal
tersebut.
Besoknya saya langsung berkeliaran untuk mencari modem
tersebut. Tanya sana Tanya sini, tapi hasilnya nihil. Tanya ke pihak
administrasi asrama, tidak ada. Tanya kepada satpam yang shift hari itu,
hasilnya juga nol. Saya benar-benar depresi.
Hari berlalu begitu saja. Tiba-tiba 1 Juni malam, hari
Sabtu, adik kelas saya membawa modem yang mirip sekali dengan kepunyaan saya.
Pertama saya curiga, jangan-jangan itu modem saya. Namun ketika dia menjelaskan
bahwa modem itu dari movie night, kecurigaan saya hilang. Pasti ada banyak anak
yang memiliki modem yang sama seperti ini.
Kemudian pada hari Minggu pagi tiba-tiba ada hasrat untuk
mengecek apakah modem tersebut milik saya atau bukan. Saya coba, dan ternyata…
dari histori modem itu menunjukkan kalau itu modem saya. Betapa lega hati ini.
Meskipun pada saat itu adik kelas saya mengatakan kalau modem itu punyanya A, temannya,
aku tetap percaya kalau modem itu kepunyaanku dan aku memiliki bukti-bukti yang
kuat mengenai hal tersebut.
Sorenya saya bertemu dengan A untuk menjelaskan kalau modem
itu kepunyaanku. AKu tunjukkan histori yang ada di modem tersebut yang ke show di
dalam laptopku. Dia hanya diam dan mengalah. Dalam hati, aku tersenyum bahagia,
modem itu bisa aku klaim, namun rasa bahagia itu langsung menjadi rasa bersalah
dan malu ketika esoknya aku mencoba mengisi modem tersebut dengan pulsa.
Rasanya bahagia sekali bisa memakai modem ini dengan
leluasa. Namun rasa aneh menyelumi hati saya ketika saya menyadari, pulsa yang
saya beli ternyata belum juga saya terima. Saya cek berkali-kali modemnya.
Kemudian, ketika saya cek nomor modem itu, ternyata bukan nomor modemku. Ini
modemnya A. Selama ini saya salah. Rasa malu membungkus muka saya dan
membakarnya. Aaargh.
Akhirnya dengan menanggung rasa malu, saya sms A dan setelah
basa basi sejenak mengatakan kalau modem yang saya bawa ternyata punyanya A.
Saya berikan ke dia dan saya masukkan wadah rajutan tangan. Setidaknya untuk
mengatakan bahwa saya juga menyesal secara tidak langsung. A hanya tersenyum
saja dan mengatakan tidak apa-apa.
Pelajaran yang dapat diambil.
Dari sini ada banyak pelajaran yang dapat diambil. Terutama
adalah kita jangan jadi sok tahu ketika menyelesaikan masalah. Apalagi kalau
nanti yang kita percayai “fakta” ternyata hanyalah delusi.
Jangan pernah “prejudice” kepada orang lain atau terhadap
masalah. Jadi ketika ada suatu problem, saya yang dulunya langsung men-judge
kalau itu adalah salah dan buruk, saya mulai memilih menganalisa masalah
dari awal. Apa kesalahan, kenapa begini, kenapa begitu. Terus juga harus
dilakukan dengan otak dingin dan objektif.
Semoga aku tidaka kan mengalami kesalahan yang sama untuk
ini.
Langganan:
Postingan (Atom)