Harus berkali-kali saya bilang bahwa saya sudah tidak tahan
lagi dengan adik-adik kuman saya. Ada dua orang di kamar saya. Namanya adalah
Mifuk dan Ipuk (bukan nama asli). Mereka berdua sungguh sangat menjengkelkan.
Bukan dalam artian mereka nakal, memakai narkoba, atau sebagainya. Bukan hal
tersebut. Kenakalan mereka lebih parah, yakni suka mengobral janji, jarang
menepati; talk big, but no proof at all; malas-malasan. Yang paling parah
menurut saya adalah mereka yang tidak bertanggung jawab itu.
Mungkin beberapa dari anda tahu kalau saya hidup di asrama.
Yah, di asrama memang banyak jenis orangnya. Yang baik, banyak sekali. Yang
seperti saya sebutkan diatas, hanya sedikit namun sudah membuat cacat, kalau
kain itu ibarat kain yang putih bagus yang terkena tinta hitam setitik.
Memang, saya akui saya bukan baik 100%, tetapi setidaknya
saya itu mencoba untuk menjadi baik. Belajar bagaimana menjadi orang yang
bertanggung jawab dan belajar memotivasi diri sendiri. Mifuk dan Ipuk tadi itu
sepertinya tidak punya motivasi diri untuk berubah, untuk bertanggung jawab
terhadap apa yang mereka perbuat. Sungguh sangat bikin jengkel jika anda
menjadi saya.
Mifuk dan Ipuk itu bagaikan duo kuman. Malah mungkin hewan,
karena mereka dinasehati sudah tidak bisa. Kalau hewan itu benar sekali, karena
mereka kan tidak paham dengan bahasa saya. Saya sudah dibuat putus asa
berkali-kali karena saya gagal menyadarkan mereka sekedar untuk melakukan
hal-hal sepele. Seperti; membuang sampah pada tempatnya setelah memakan makanan
berbungkus (kebanyakan sampahnya hanya ditaruh diatas meja bercampur bersama
buku), merapikan barang-barang yang habis dipakai (mereka jarang sekali
merapikan barang-barang mereka), bertanggung jawab terhadap janji yang mereka
lontarkan, atau untuk lebih banyak berbuat dari pada berkata-kata.
Duo kuman tersebut sungguh sangat pas kalau diacuhkan, tak
usah dianggap saja. Pasalnya, saat ini, ketika saya menulis ini Ipuk punya
janji kepada temannya, A, untuk menghadiri acara English debate course,
nyatanya, dia Cuma obral janji kemudian dia keluar bersama temannya yang lain
untuk bermain bulu tangkis. Mifuk juga seperti itu, jarang sekali merapikan
barang-barangnya, terutama tasnya (dia selalu menelantarkan tas nya
dimana-mana, kalau satu masih oke sih, tapi ada 5 tas yang membuat pusing).
Kelakuan mereka sungguh mencerminkan siswa yang tidak bertanggung jawab.
Saya heran sampai sekarang, apa yang dilihat oleh PSF dari
mereka. Mungkin karena secara akademis mereka tergolong siswa pintar, sedangkan
saya tidak. Bagaimanapun, duo kuman tersebut semoga saja bisa sadar dan menjadi
orang yang lebih baik.
Aku berharap ketika aku lulus mereka akan berubah, aklau
tidak, ya sudah. Setidaknya saya sudah mencoba untuk menyadarkan mereka. Semoga
mereka membaca ini dan sadar kalau mereka butuh berubah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,