Setelah melihat film Schindler's List, entah kenapa aku menjadi orang yang lebih bersyukur daripada sebelumnya. Setiap masalah yang menimpa diri ini rasanya menjadi lebih ringan dibandingkan penderitaan yang dirasakan oleh para Jews di dalam ghetto di era NAZI. Sungguh, jika tidak percaya, bisa kamu lihat sendiri film yang berdurasi dua jam ini akan mengguncang hatimu, meski aku saranin lihat film ini secara objektif.
Hari-hari setelah pengumuman SAT mau tak mau menjadi hari yang begitu berat bagiku, sorry to be so emotional, tetapi memang begitulah adanya. Aku sedih dan itu manusiawi. Bayangkan, sudah satu bulan aku luangkan waktuku yang berharga untuk belajar SAT. Satu bulan tidak menyentuh pelajaran KTSP. Padahal aku sudah kelas 3 dan ini sungguh sangat penuh risiko. Satu bulan menjadi terasa sia-sia gara-gara nilai ku jelek, dan itu tambah berat lagi ketika nilai teman-temanku gede-gede. Padahal, SAT itu termasuk tiket menuju universitas di USA yang merupakan universitas impianku, tentunya selain UK.
Semua itu berubah setelah aku melihat film Schindler's List. Film yang disutradarai Steven Spielberg dan meraih banyak penghargaan Oscar itu mengubah perspektifku terhadap apa yang menimpa diriku. Nilai jelek SAT pun menjadi ringan, setidaknya aku kan masih menjadi orang yang merdeka. Makan satt hari 3 kali, bisa melakukan apa yang aku ingin lakukan. Intinya, apa yang menimpa aku itu sungguh sangat ringan dibandingkan dengan penderitaan para Jews di kamp konsentrasi.
Jadi, setiap aku mendapatkan cobaan atau setiap aku melihat hasil SAT, aku tahu, ada yang lebih buruk daripada itu. Aku harusnya lebih bersyukur terhadap apa yang sudah aku dapat, karena apa pun itu, itu lebih baik.
Ingatlah bahwa Tuhan itu selalu menyayangi umatnya, yang kita perlukan hanyalah percaya.
Maaf kalau tulisanku yang ini agak alay. Aku cuma ingin melepas apa yang aku rasakan disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,