27 April 2012
Sik Asik...
26 April 2012
Orang Ilmiah
24 April 2012
Tersibukan Oleh Urusan
Padahal, kalau boleh jujur dulu aku pernah memimpikan aku menjadi orang yang seperti ini sekarang. Orang yang sibuk, dikenal guru, bla bla bla. Tetapi ketika sudah masuk di dalamnya, ternyata menjalankannya tidak semudah seperti dulu waktu aku membayangkannya. Tetapi aku nggak bisa protes kan? Yang bisa aku lakukan adalah syukuri dan jalani.
Bahkan meski aku sudah mewanti wanti diriku bahwa aku akan menjadi orang yang bisa menyeimbangkan antara akademis dan non akademis, namun kenyataanya susah juga ya. Trust me ternayat memanajemen waktu itu susah juga. Bayangin aja, seumpama kamu punya 4 tugas dalam sehari yang harus dikerjakan. Wah, kalau nggak kuat bisa pusing dan stress. Tetapi kalau kamu bisa melakukannya ya alhamdulillah, berarti kamu bisa menjadi pelajar yang hebat!
Aku hanya bisa berdoa kepada Tuhan yang Maha Kuasa agar aku diberik kekuatan dalam menjalankannya, aku sungguh berdoa, agar proyek yearbook sekolah bisa lancar, lomba LKIR bisa lolos dan menang (aku sekarang lagi menggodoknya bersama partnerku), lomba essay UMM bisa menang juga, lomba cerpen kedai sinau juga bisa menang. Beberapa sudah selesai usahanya tinggal berdoa saja. Tetapi aku butuh kalian agar doaku lebih bisa terkabul
20 April 2012
Mendebat Prasangka
Karena mungkin yang kalian sadari yang membuat hubungan kalian renggang dengan si pacar, atau dengan orang tua atau teman adalah prasangka. Ketika melihat pacar kamu jalan dengan cowok lain, langsung berfikir, emang dasar cewek genit, satu cowok nggak puas. Kemudian hal ini berlanjut dengan berkonfrontasi dengan cewek kamu. Mending kalau dibicarain dengan baik-baik. Tapi kalau nggak gimana? Cuma dipendam dalam hati yang membuat masalah makin rumit. Bingung kan jadinya?
Prasangka dengan teman adalah kasus yang paling sering dijumpai dalam masa remaja ini. Hal ini lumrah saja asal prasangkanya cuma sebentar, kemudian semuanya langsung bisa clear. Apalagi bagi anak-anak asrama seperti aku, huih prasangkanya ada banyak yang beredar. Mulai dari eh, si anak itu loh egois, eh dia suka ngutil, eh kemayu, eh pinter tapi sombong, eh areke kuper, dan berbagai macam prasangka yang lain yang tertanam dalam otak kecil narrow-minded kita.
Padahal kenyataannya adalah bahwa kita memang berhak untuk berfikir bebas, itu memnag kehendak. Tapi juga bebas bukan yang nggak bertanggung jawab. Gimana kalau ada orang yang berfikirnya sudah keterlaluan. Nyebarin gosip ada yang gay atau apa yang tidak berdasarkan fakta yang ada. Wah, hal itu akan membuat korban dijauhi orang, nggak punya teman, dan akan membatasi ruang gerak nya. Mau berkomunikasi dengan teman cowok yang lain, teman yang cowok-cowok udah pada menjauh karena takut jadi korabn. Suatu hal yang sangat menyedihkan.
Pokoknya jangan sampai prasangka yang ada pada diri kita itu membuat pikiran kita menjadi narrow-minded. Gini sebentar udah jangan lah, jangan dekat-dekat sama dia, jangan melakuka ini, itu yang akhirnya berujung pada pematian karakter. Wah mengerikan seklai itu. Maka dari itu, sebagai generai muda yang baik, jangan asal main prasangka. Karena akibatnya sungguh mengerikan. Ok?
19 April 2012
Sampai Asrama
HATE people like this!
The example of this person is,
One day, there is a competition. A competition about writing for example. And then, He know about that and will join that competition. He just tell his friends, only one or two and didn't tell the others. Although they ask help from the their friends, they didn't share this kind of competition to the person who also expert on writing and the person who like writing. So, simply when there is announcement that they entered the final round, the person who like writing or expert on writing didn't know and start to regreting this action.
Kenapa mereka nggak sharing kompetisi itu ke orang lain? Takutkah akalu kesempatan mereka akan menurun karena mereka menceritakan lomba itu ke anak-anak yang menyukai dunia tulis menulis? Aku sangat heran dengan mereka dan aku berdoa semoga aku tidak termasuk orang yang seperti itu. Karena rasanya sungguh menjengkelkan ketika kamu tahu ada lomba yang sangat perfectly matched with your ability and you didn't know if that kind of competition exist. Bukankah sungguh kasihan dan bagaimana mereka tega melakukannya?
Oke, bagi kamu yang merasa menjadi orang egois, janganlah melakukan hal seperti itu. Yang ingin ikut lomba kayak kamu itu banyak dan mereka juga seharusnya punya kesempatan yang sama dan bila takdirnya kamu yang lolos toh juga kamu yang lolos kan? Jadi kenapa harus takut untuk sharing kepada orang yang lebih cinta dan jago nulis? Kenapa? Kenapa? Kenapa?
Bukannya aku sombong atau apa, tapi aku akan berusaha menceritakan jika ada lomba tersebut kepada orang yang cocok untuk itu. Meyebarkannya lewat FB, blog, atau bahkan berbicara langsung kepada orang yang bersangkutan merupakan salah satu diantara cara yang aku lakukan.
18 April 2012
I Iike Orchestra!
17 April 2012
Menipu Kereta (part 2)
Aku mengambil tasku dan berjalan pelan menuju pintu keluar stasiun. Aku berharap kalau aku bisa masuk lewat pintu keluar. Tapi sayangnya, pintu keluar masih ditutup. Aku berpura-pura mencari seseorang disitu dan tidak menemukannya. Kemudian aku kembali ke ruang tunggu.
Aku duduk kembali di bangku yang tadi aku tinggalkan. Plan A gagal, maka mulai plan B. Yakni menerobos masuk peron. Aku mulai mengawasi jalan masuk peron. Cuma ada A jalan untuk memasukinya dan itu pun dijaga. Kalau ingin masuk, maka perlihatkan tiket dulu. Kalau tiket tidak sesuai, maka harus menunggu. Kalau tiketku berangkat jam 1, maka mustahil aku bisa berangkaj jam setengah delapan.
Aku sudah mulai putus asa mengikuti plan B, tapi aku melihat banyak orang tinggal masuk saja tidak diperiksa tiketnya sesuai atau tidak. Harapan tumbuh dihatiku yang mau mati. Aku mengawasi lagi dan lagi, kadang-kadang aku berjalan melihat peron dan kembali lagi seperti mencari seseorang. Aku lihat peronnya sepi.
Aku duduk kembali dibangkuku. Berfikir. Seketika itu juga, muncul devil dan angel dikiri kananku. Mereka berperang apakah aku ikut plan B ini atau tidak. Devil berbicara, “Ayo nerobos masuk saja, toh kamu sudah beli tiket. Kamu tidak melanggar peraturan, ikuti saja permainan ini. Tidak apa-apa kok, kamu orang baik, tidak berdosa,”.
Angel berkata melawan devil, “Jangan Manaf, kamu adalah pemimpin. Sudah seharusnya pemimpin member contoh yang baik. Ini sama saja dengan korupsi namanaya, korupsi waktu. Memang kamu sudah membeli tiket, tapi akibatnya nanti bagaimana? Kamu mau seperti itu?”.
Aku berfikir sendiri, tidak mempedulikan bisikan devil dan angel itu. Aku melihat jam di hp ku. Masih jam 7 kurang 10 menit. Aku terus sibuk berfikir. Haruskah aku lakukan ini?
Aku telah memutuskan. Aku mengambil barang-barangku yang ada disamigku dan membawanya mendekati jalan masuk peron. Aku mengawasi sejenak, melihat anak-aak kecil berseragam yang akan berwisata ke Blitar dan juga melihat beberapa orang masuk tanpa dilihat dulu tiketnya leh petugas.
Aku menarik nafas pelan dan kemudian aku berjalan sesantai mungkin melewati petugas yang asyik berbincang. Jantungku berdebar dengan keras, namun aku terus meredanya. Akhirnya aku bisa lewat dengan lancer, orang-orang tua dan anak-anak kecil disekelilingku membuat aku susah berjalan. Sambil tersenyum lega penuh kemenangan aku berjalan ke jalan bawah tanaha yag tedapat di stasiun. Penjaga tidak mengawasiku.
Aku sampai dijalur 3 yang akan membawaku pulang. Petugas masih saja duduk ditempatnya. Tidak tahu kalau mereka telah kecolongan satu penumpang. Aku segera mencari tempat duduk yang nyaman, meski tepat duduk tidak ada, aku duduk dilantai bersandar pada tembok. Untuk berjaga-jaga aku melatih kebohonganku. Aku akna berpura-pura sebagai penumpang polos yang lupa kalau tiketnya baru akan berangkat jam 1 siang. Kurasa itu kebohongan yang meyakinkan. Kemudian jika dikereta aku tertangkap, aku hanya tinggal mengadu domba petugas yang ada dikereta dengan petugas yang ada di stasiun. Bahwa aku diijinkan naik oleh petugas stasiun karena tiket yang jam 07.30 sudah habis, makanya sebagai ganti aku diberi tiket berdiri pada pukul 1 namun boleh berangkat pada pukul 07.30. Kebohongan yang bagus, aku piker.
Sambil menunggu aku membuka kembali Student Globe yang aku baca tadi. Aku bernafas legas sambil menunggu keretaku yang akan membawaku pulang.
Aku melihat sekeliling sambil menunggu. Sepi menyelimuti stasiun kota baru. Aku jadi heran bagaiaman bisa tiketnya habis jika tidak ada penumpang yang mau naik? Ini aneh dan hal ini entah kenapa menguangi rasa bersalahku telah menyerobot masuk. Aku malah merasa telah menghukum petugas yang pelit tiket. Aku sempat bertanya kepada orang, namun ia juga tidak tahu. Karena hal ini tidak seperti biasanya.
International Essay Contest for Young People
Organized by The Goi Peace Foundation and UNESCO
Endorsed by the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology of Japan
Japanese National Commission for UNESCO, Japan Private High School Federation
Japan Broadcasting Corporation, Nikkei Inc., Tokyo Metropolitan Board of Education
Supported by FELISSIMO CORPORATION
As today's young people are crucial for the shaping of our future, it is imperative that they are enabled to develop to their full potential. UNESCO's objective is to help empower young people, reaching out to them, responding to their expectations and ideas, and fostering useful and long-lasting skills.
THEME:
"Creating the Future We Want"
Future begins with the vision we hold now. What kind of future do you wish to create for yourself and the world? Please share your dream and ideas for making it a reality.
GUIDELINES:
1. Essays may be submitted by anyone up to 25 years old (as of June 30, 2012) in one of the following age categories:
a) Children (ages up to 14) b) Youth (ages 15 - 25)
2. Essays must be 800 words or less in English, French, Spanish or German; or 1600 characters or less in Japanese, typed or printed.
3. Essays must have a cover page indicating
(1) category (Children or Youth) (2) essay title (3) your name (4) address (5) phone number (6) e-mail (7) nationality (8) age as of June 30, 2012 (9) gender (10) school name (if applicable) (11) word count.
Teachers and youth directors may submit a collection of essays from their class or group. Please enclose a list of participants' names and the name and contact information of the submitting teacher or director.
* Entries missing any of the above information will not be considered.
4. Entries may be submitted by postal mail or online.
* IMPORTANT: To send your essay online, you must go to the online registration page at www.goipeace.or.jp and follow the required steps.
5. Essays must be original and unpublished.
6. Essays must be written by one person. Co-authored essays are not accepted.
7. Copyright of the essays entered will be assigned to the organizers.
DEADLINE: Entries must be received by June 30, 2012.
AWARD: The following awards will be given in the Children’s category and Youth category respectively:
1st Prize: Certificate and prize of 100,000 Yen (approx. US$1,300) ... 1 entrant
2nd Prize: Certificate and prize of 50,000 Yen (approx. US$650) ... 2 entrants
3rd Prize: Certificate and gift ... 5 entrants
Honorable Mention: Certificate and gift
... 25 entrants
* 1st prize winners will be invited to the award ceremony in Tokyo, Japan scheduled for November 2012. (Travel expenses will be covered by the organizers.)
** All prize winners will be announced in November 2012 on the Goi Peace Foundation web site (www.goipeace.or.jp) and UNESCO web site (www.unesco.org/youth). Certificates and gifts will be mailed to the winners in December.
Download th flyer HERE
PLEASE SEND YOUR ENTRIES TO: International Essay Contest
c/o The Goi Peace Foundation
1-4-5 Hirakawacho, Chiyoda-ku, Tokyo 102-0093 Japan
OR Send online
* For inquires, please contact essay@goipeace.or.jp
Litro & IGGY Internatinal Short Story Award for Young People
Calling all young storytellers, share your tales with us and have a chance to win £2,500 and see your words published.
Inspiring, encouraging and acknowledging the creativity of young people is a common goal for IGGY and Litro Magazine. Therefore we have come together to once again run the Litro & IGGY International Young Person’s Short Story Award open to all young people from around the world aged 11-19.
This year we're looking for short stories with an international theme.
In addition to a cash prize of £2,500 the winner will be published in the free short story and poetry magazine Litro and will see excerpts of their work displayed on a poster in a London Underground station.
Entries open: 7 March 2012
Closing date: 24 July 2012
Longlist announced: 5 September 2012
Shortlist announced: 14 September 2012
Winner announced: October 2012
Entries must:
- be no more than 3,000 words in length
- have an international theme
- be submitted by 24 July 2012
- submitted using the online form below
Please read the Terms and Conditions of Entry before submitting your work.
- The longlist of nominated writers will be announced on 5 September 2012
- A shortlist of six writers will be announced on 14 September 2012
- The winner will be announced at the Award Ceremony in London at the end of October 2012
16 April 2012
Love it or hate it?
Kamu tahu, aku sudah berkoar-koar agar setiap orang ngelike punyaku. But, you know, cuma empat yang ngelike. Bayangin nih. Sebenarnya kamu ini adalah 3 orang, namun nggak tahu kenapa kamu hanya sendirian bekerja (nggak tahu juga sih, pokoknya rasanya begitu). Kesel nggak?
Lalu bagaimana? Apakah aku akan give up begitu saja? No, i will not do that! Enak saja, selagi aku bisa promosi kenapa nggak gitu? Biarin deh nggak punya malu toh ini cuma di facebook kan? Mereka pasti jarang yang kenal aku secar pribadi. Jadi ya, it works i think.
Soal menang atau kalah, kalau saatnya menang maka biarkan Tuhan yang mengatur, kita sebagai manusia cuma bisa berusaha kan? Kita nggak bisa menyulap apapun, ini bukan Hogwarts. Tapi kita bisa berdoa kepadanya. Semoga Allah memberikan kelompokku hasil yang terbaik. Kami telah berusaha, maka Engkau lah yang akan memutuskan.
15 April 2012
Semoga Sukses Kakak-kakakku
Aamiin...
Menipu Kereta (part 1)
Menipu Kereta
Kejadian ni adalah kejadian yang membekas dlaam liburanku kali ini. Bagaimana tidak? AKu telah menjadi anak nakal bahkan sebelum liburan benar-benar dimulai. Tapi aku bertanya pada diriku sendiri, apa salahnya menjadi nakal? Selama ini tidak merugikan orang lain dan tidak melanggar norma-norma yang ada? Atau setidaknya hanya melanggar sedikit norma. hehehe
Jadi kisah ini terjadi dimana gerbong-gerbong berpenumpang akan berlayar. Ya, kejadian ini terjadi di stasiun kereta api. Tepatnya ada di Stasiun Kota Baru Malang. Aku terpaksa meneyerobot masuk ke peron untuk pulang. Nakal sekali bukan?
---
Hari sebelumnya,
“Bu Dita, besok ada kendaraan yang mengantar siswa tidak?”, aku bertanya kepada Bu Dita di suatu jumat malam di kantornya.
“Ada, tapi jam 7 pagi”. Degh, aku yang mendengarnya langsung berpikir. Nggak mungkin jam segini berangkat, bisa telat aku.
Dengan memberanikan diri lagi aku bertanya kepadanya, “Kira-kira besok ada satpam yang bisa nganter saya ke pertigaan hamid rusdi nggak Bu, biar nanti saya bisa naik AMG”,
“Nggak ada, semuanya tugas”. Wah, aku kecewa nih.
Akhirnya malam itu aku sedikit bingung dengan acara kepulanganku. Tapi sudah aku putuskan aku harus naik kereta api dan meskipun ada aral melintang aku harus tetap bisa ke sana. Maka langkah pertama yang aku tempuh ialah meminta surat ijin dari Pak Muslich yang merupakan Head of Dorm dan mau curhat mengenai kepulanganku yang membingungkan itu. Kebetulan sekali aku bertanya kembali ke Bu Dita, ada kabar gembira untukku.
Aku bisa pulang nebeng ke Stasiun Kota Baru dengan Travello yang mengantar anak-anak ke UB. Yes! Batinku. Maka malam itu suasana hatiku yang kelabu kembali cerah. Maka malam itu aku habiskan waktuku dengan mencari bekal untuk pulang, bukan uang. Tapi buku dan film yang akan aku tonton nantinya di rumah. Jadi saat itu aku pergi ke teman-temanku dan mencari film yang bagus. Akhirnya aku dapat film The vow, The Chronicles of Narnia, Sherlock Holmes, Just Like Heaven, Nancy McPhee, A Walk to Remember, dan aku lupa yang lainnya.
Setelah itu belum lagi pakaian-pakaianku memanggilku untuk mengemasknya kedalam tas. Tak sabar untuk pulan katanya, jadi aku segera mengemas pakaiankau ke dalam tas dan memasukkan buku-buku yang ingin aku bawa ke tas yang lain. Aku melihat sekeliling dan aku merasa ada sesuatu perasaan aneh meresap adalah hatiku. Aku sedih karena harus meninggalkan kamar dan asrama. Aneh tetapia kau tahu aku memang sedikit aneh sih.
_-_-_-_-_-_
Akhirnya pagi terbit. Aku segera mandi dan bersih-bersih kamarku yang akan aku tinggalkan selama hamper seminggu ini. Setelah memakai seragam aku sarapan dan menata pakaianku untuk berangkat. Ternyata anak –anak yang ke UB belum siap. Pdahal janjainnya sebenarnya jam 05.30, tetapi ternyata kita bernagkatnya abru jam 06.00. Tapi nggak masalah, aku juga bisa menyelesaikan sarapanku untuk itu.
Aku berangkat kesnaa bersama dengan Virgi, Galih, Fahmi, Fahrul dan Ariyanto yang biasa kami panggil dengan Pak Pet.Pak Pet mau numpang untuk pergi ke Arjosari soalnya, sedang aku ke stasiun kota baru.
Akhirnya Pak Pet turun di perempatan samping stasiun (perempatan rampal terus), sedang aku sebentar lagi akan turun di stasiun. Aku siap-siap, aku memakai tas punggungku, megambil biola kesayanganku dan bersiap akan turun.
Aku pun berpamitan dengan teman-temanku.
Stasiun kota baru kali ini tidak seperti biasanya aku dating kesana ketika liburan tiba. Hanya sedikit orang yang lalu lalang di depan stasiun, meski angkot, becak, dan sedikit taksi tetap bersemayam seperti biasanya.
Aku melangkah masuk dan melihat jajaran kursi metal di kanan kiri lobi masuk. Ternyata itu merupakan tempat antrian dan juga tempat tunggu. “Untung tidak antri”, gumamku melihat loker tiket yang kosong. Tetapi sejenak aku menyadari sesuatu, 07.28 HABIS. Aku bertanya kepada petugas.
“Pak, tiket ke Kediri pagi,”, aku berkata kepada petugasnya
“Habis Mas, adanya jam 10”, Katanya ramah sambil melihat monitor yang tak bisa aku lihat.
“Hmm, kalau tiket ke Blitar ada?”, aku berharap bisa membeli tiket ke Blitar tappi nanti turun di Kediri.
“Sebentar ya”, dia mengecek komputernya kemudian berkata pelan, “Habis juga dek, adanya jam 1 siang, Mau?”
AKu berfikir sejenak, aku hanya punya uang 10,000. Mustahil bisa naik bus. “Baiklah Mas, tiket ke Kediri jam 1 ya”. Tak berapa lama, tiket itu ada ditaganku. Tertulis dengan jelas, diberi lingkaran malah, Kediri, jam 13.00. Aku mendengus dan bergegas mencari tempat duduk.
Sekarang masih pukul 06,30. Aku harus menunggu 5 jam lebih untuk pulang. Tak menyia-nyiakan waktu, aku mengambil Student Globe dan membacanya. Satu-satunya bacaan tipis yang aku bawa ke rumah. Akun membacanya, tapi otakku berfikir keras. Aku harus bisa pergi dari sini. Akhirnya terlintas ide diotakku.
14 April 2012
Vote Vote Vote!
KLIK INI
13 April 2012
Libur telah tiba!
1. Belajar biola, lagu baru
2. Belajar english
3. Bantu ortu
4. Hang out bersama teman
5. Nulis di blog
6. Belajar TOEFL dan SAT kalau sempat
7. Ngerjain karya tulis ilmiah buat LKIR
8. Tidur-tiduran dan bermalas-malasan... (finally)
I feel 'something'
I always feel like this when i want to go home from dormitory. I don't know why. Although i still can meet them a week later. But i really sad to leave. I don't know why.
Berjuang Membuat Koran
Jadi mekanisme lombanya adalah kami harus membuat koran di A3 hasil wawancara, studi pustaka, maupun berbagai hal lain kecuali adalah plagiarisme. Kelompokku adalah adik kelas semua, yakni Deva dan Vivid. Aku bermaksud memilih mereka agar mereka memiliki pengalaman dalam lomba dan administratif sekolah yang rumit.
Jadilah kami mengerjakan koran kami dengan bahagia dan semangat, meski sempat tertunda. Sebenarnya ini adalah kelemahanku yang selalu memilih mengerjakan sesuatu di saat-saat terakhir. Aku ingin bisa menjadi seorang yang bisa mengerjakan sesuatu secara terencana dan disiplin. But I'm not kind of that person.
Akhirnya dihari-hari terkahir kami mengerjakan hingga larut malam, tidur jam 1, sedikit bertengkar gara-gara silang pendapat merupakan hal yang lumrah disini. Tetapi akhirnya kami bisa mengerjakannya, alhamdulillah. Kami bisa menyelesaikannya tepat waktu meski harus tersandung-sandung oleh tantangan.
-------
Air pelan-pelan terjatuh dari angkasa yang berwarna abu-abu. Empat orang yang bernama Manaf, Virgi, Karlita dan Deva tergopoh-gopoh menuju percetakan. Seskali mata mereka mengerling jalanan dan bangunan-bangunan di kiri kanan jalan.
"Lit, mau hujan nih, masih jauh ya?", tanya Manaf memandang Karlita.
"Nggak, udah deket. Nikmati aja hujannya", jawab Karlita santai.
"Enak sebenarnya kalau hujan-hujan, tapi kita kan bawa dokumen penting", Manaf berargumen. Memang benar, mereka membawa dokumen berharga yakni koran yang akan digunakan untuk lomba di FK UNAIR.
Di belakang mereka, Virgi asyik berbincang dengan Deva. Mereka masih melanjutkan perjalanan.
"Haduh, Lit laptopku bagaimana?", Virgi menatap khawatir ke laptopnya sedangkan hujan semakin besar menderap turun. Mereka berlari kecil menuju percetakan.
Tibalah mereka di Jadu (percetakan milik keluarganya Karlita, aku nggak tahu namanya bener apa nggak, lupa). Kemudian mereka segera memproses koran mereka.
_-_-_-_-_
Koranku adalah yang palin lama diproses. Bagaimana tidak? Waktu itu di print pertama kali jelek sekali kualitas gambarnya. Sangat jelek malah, tulisanku yang memang banyak bejubel dlaam ruang yang sempit. Untung saja kami diberi dummy nya (Sampel) jadi aku bisa tahu mana yang salah dan mana yang nggak. Kami pake Indesign, sayang mereka nggak punya jadi harus di export dulu ke JPG jadinya.
Akhirnya setelah itu selesailah koran yang kami buat. Masalah lain datang ketika kami harus mengirim koran tersebut ke Surabaya. datanglah pertolongan dari Mamanya Karlita yang bersedia mengantarkan kami ke JNE. Ya udah kami berangkat ke JNE memakai mobilnya beliau.
Kami cuma menghabiskan 9000 untuk pengiriman JNE. Kemudian kami mikir bagaimana caranya pulang. Akhirnya gabung deh sama teman-teman choir GBN (Gita Bahana Nusantara, paduan suara siswa/siswi Malang). Pertama kmai sempat keimpungan soalnya kami harus pergi jauh-jauh ke SMAN 8, eh mereka ternyata ada di Balai Kota. Balik lagi deh ke Balaikota sana. Kami ketemu mereka pas saat mereka selesai latihan. Seteah sholat maghrib kami naik travello balik ke asrama. Mampir dulu pergi beli nasi goreng di daerah dekat asrama. Happy, meski aku nggak beli.
Pokoknya hai itu adalah hari tersibuk dalam hari sebelum liburan sekolah. Mana aku nggak bawa uang sama sekali jadinya minjem uangnya Virgi dulu deh.
Thanks to
1. Allah SWT yang memberi kekuatan
2. Deva dan Vivid yang setia bekerja
3. Virgi dan XI IPA 4 yang bersedia meminjami aku uang
4. Karlita yang bersedia mencarikan transportasi
5. Mamanya Karlita yang telah membelikan kami makan siang dan juga mengantar kami
6. Teman-temna GBN yang bersedia memberi tebengan.
7. Pak Wawan yang mengantar kami balik ke asrama
8. Pak Gunawan yang bersedia mengantar kami ke percetakan
Terimakasih kepada sekolah guru guru yang bersedia menginjinkan kmai mengikuti lomba itu. Semoga bisa menghasilkan yang terbaik
10 April 2012
Petal
08 April 2012
Looking for the past
This is the first time!
Mas Manaf brengsek, jambu perih mataku ndul,
Aku sungguh kaget membacanya, bisa-bisanya adik kelas mengirim sms seperti itu. Namun aku hanya bersabar, it's fake. Aromaterapi nggak membuat mata perih. Aku tahu dia menyebutkan seperti itu agar dia boleh matiin aromaterapi yang aku pasang. Aku hanya menjawab terserah, memang apa yang bisa aku lakukan, biarlah dia menang malam itu, toh nggak ada gunanya marah dengan orang seperti 'itu'.
Paginya, aku memberi tahu kakak kelasku, dia yang menulis atau memang si W yang menulis sms itu? Tapi dia menjawab bahwa W yang menulis, maka dari itu, aku diam saja dan membiarkannya berlalu. Aku hanya berpikir bahwa sungguh munafik dan konyol berbohong agar orang lain menuruti apa yang kita inginkan. Tapi aku sudah bicara padanya, kalau kamu ingin aku melakukan apa yang kamu inginkan, aku bilang "Kamu nggak perlu berbohong dan menyakiti perasaan orang lain. Jujur aja, hal itu malah membuat lega aku". Aku memberitahunya dengan wajah datar dan sedikit geleng-geleng kepala, ada-ada saja, pikirku.
Soal mata dia yang perih, pasti karena laptop. Karena dia memakai laptop dari sore hingga malam, pasti perih karena pedas kekurangan air mata. Tapi ketika dia membantah, aku nya minta pendapat kakak kelas yang lain, memang yang lain perh matanya? Tidak jawab mereak. Jadi aku putuskan dan aku berbicara kepada si W, "Itu malah bagus lo untuk ide penelitian. Bagaimana sebuah aromaterapi alami membuat mata perih". Dia hanya menundukkan kepala, kalah.
Sungguh wasting energy melayani orang caper seperti itu.
Menyebar Undangan Art Exhibition 2012
Mereka bertiga akan menyebarkan undangan beserta poster Spectrum of Art 2012 kepada sekolah-sekolah di Kota Malang. Jadi, pada pukul 08.00 WIB pagi, mereka berangkat bersama rombongan comserv di SDN Lesanpuro 4 untuk menuju SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy) yang memang terletak searah. Disana mereka akan bergabung dengan Bu Farida dan Pak Aji untuk mengantarkan undangan.
Setelah berjumpa dengan Pembina, mereka segera menyortir 150 surat undangan tersebut. Surat tersebut dibagi menjadi tiga bagian, bagian satu adalah surat yang akan di kirim oleh rombongan yang berangkat bersama Bu Farida, bagian kedua adalah surat yang akan diantar oleh rombongan dari Pak Aji, dan bagian ketiga adalah surat yang akan dikirim oleh Tata Usaha SMAN 10 Malang (Sampoerna Academy).
Pada pukul 10.00 WIB, mereka berangkat dari sekolah. Rombongan Bu Farida yang meliputi Manaf dan Pau berangkat ke daerah Sawojajar, Landungsari, Dinoyo, Madyapuro, Ijen, dan Bareng. Sedangkan rombongan Pak Aji berangkat ke daerah Sawojajar, Blimbing, Soekarno Hatta, Arjosari dan Dinoyo. Tapi sayangnya, dari bagian yang dibagikan ke rombongan Bu Farida dan Pak Aji, tidak semuanya tersampaikan ke sekolah. Karena beberapa sekolah libur, sudah tutup, dan daerah yang sulit dijangkau. Jadi mereka memutuskan untuk dikirim lewat sekolah saja.
Setelah sekian lama berputar putar Kota Malang, mereka bertemu di daerah dinoyo untuk makan siang dan kemudian perjalanan diteruskan ke Yan’s keramik yang terletak di Dinoyo. Karena mereka perlu berbicara mengenai Art Exhibition 2012 kepada Yan’s keramik yang merupakan sponsor lomba. Oleh karena itu, lomba yang diselenggrakan pun berkaitan dengan keramik, seperti mewarnai dan menggambar di media keramik dan juga membuat desain keramik dan mengaplikasikannya ditempat. Disana mereka juga turut membantu siswa yang mengikuti program YEP karena Yan’s Keramik juga merupakan partner sekolah dalam kegiatan YEP sekolah.
07 April 2012
Creative things in Yan's Ceramic
06 April 2012
A Boy With The Red Coat
Aku dalam perjalanan menuju sholat jumat ketika hujan menyapa kami ditengah jalan. Rintik-rintiknya jelas tak sekedar bercanda. Sambil mengingat salah satu hadits rosul yang melarang untuk terburu-buru, aku mencoba menenangkan l angkahku. Tapi tiba-tiba hujan turun semakin ganas dan kami terpaksa berlari.
Di dalam sholat jumat pun, hujan mencoba turut meramaikan suasana khutbah jumat siang itu. Aku melihat hujan menari-nari diluar jendela membasuh Tlogowaru yang miskin air. Aku yakin banyak orang yang menyukai hujan turun membasuh wilayah mereka. Meskipun aku pribadi juga senang dan bingung sekaligus, bagaimana cara kami untuk kembali dari masjid menuju asrama.
Setelah sholat, hujan malu-malu untuk turun, sekaan memahami kondisi kami yang memang tidak membawa payung maupun jas hujan. Jadilah aku dan teman-teman, dengan sarung yang diangkat keatas tinggi-tinggi menebas hujan yang malu-malu. Untuk aku memakai celana pendek, pikirku. Aku melihat banyak anak-anak yang memakai jas merah pemberian PSF untuk kami, murid Sampoerna Academy. Sungguh siap mereka, pikirku. Aku berjalan kembali dan ditengah jalan, aku bergabung dengan rombongan adik kelas yang bernama Tito, Arka, dan satunya kurang aku kenal. Kami nebeng dibawah jas hujan hijau yang dipakai oleh Tito. Jadilah kami berempat berjalan tersu diatas hujan menuju asrama. Tetapi akhirnya kami sampai dengan sedikit berbasah di asrama, meski terjadi insiden nsalah jalan yang mana kami memilih jalan yang berlumpur dibandingkan dengan jalan aspal. Kami berpikir bahwa jalan asal akan ramai dan juga penuh dengan air yang akan bisa menyiprat kemana-mana saat orang lewat, tetapi ternyata kami salah. Kami melewati jalan berlumpur yang hampir membuat Arka terjatuh dan tanganku yang kebas karena kedinginan sudah pegal-pegal. Tetapi ternyata kami sudah sampai asrama dengan selamat.
So i went there by foot. Walk around 1,5 km away from dormitory.In the noon, my brother came to dormitory to visit me and give me the laptop. Thank you so much to my brother, Ali Masykur Mubtadi who gave me a laptop for 18th birthday present in 2 months later. Of course thanks to God who give me everything.
In the afternoon, at 2 pm i went out from dormitory eith my brother. I accompany him to get angkot while i also go to the photocopy shop. Unfortunately, hujan hujan turun dengan gemulainya membasahi wajah dan bajuku tanpa sempat aku lindungi.
Tanpa pikir panjang aku dan kakaku segera mencari tempat berteduh terdekat. Untung sekali di depan kami pas ada tenda orang jualan dan juga rumah warung kecil dibelakangnya. Akhirnya kami berteduh di situ. Tetapi sayangnya, aku harus segera melanjutkan perjalanan, dari warung tersebut hingga ke tempat aku memfotokopi masih jauh. Makanya aku putuskan untuk segera berangkat. Aku memakai mantel merah pemberian PSF di tubuhku, aku ganti baju SA ku dengan kaos aku bungkus sepatuku dan tasku dengan kresek dan coat bag yang memang sudah ada di tasku. Setelah berpamitan dengan kakaku, aku berangkat.
Aku berjalan menembus hujan yang tak henti hentinya mengucur dari langit. Jalanan basah dan penuh dengan air hujn yang berwarna kecoklatan karena lumpur. Aku berjalan disisi pinggir jalan yang sebenarnya merupakan pembatas antara jalan dengan sawah. Tak peduli dengan label PSF yang tertera dan warna yang mecolok, aku menembus hujan sambil berbicara sendiri menggunakan bahasa inggris untuk membuat diriku nyaman. Aku merasa pandangan orang selalu terarah kepadaku. Entah kenapa, apakah mungkin karena warna merah mantelku, atau karena label aku adalah siswa asrama berbeasiswa? Entahlah.
Aku sempat bingung ketika sampai di pinggir jalan. Suasana hujan menyulitkanku untuk menyeberang jalan dan warna hujan yang kelabu membutaku susah melihat. Aku hanya berharap bahwa jas hujan merah yang aku pakai akan membuat orang menyadarai keberadaanku. Setelah menemukan tempat yang cocok, aku menyeberang.
Akhirnya, sampailah aku di tempat fotokopi. Segera aku ambil fotokopiannya dengan membayar 97000 rupiah. Sungguh jumlah yang sangat banyak. Namun, padahal itu sudah di discount sama orangnya. Sunggguh-sungguh gara-gara efek BBM nih.
Orang yang di fotokopian sempat bertanya padaku bagaimana aku bisa sampai kesini. AKu hanya menjawab dengan senyuman bahwa aku berjalan. Orangnya sempat tidak percaya bahwa aku berjalan menembus hujan hanya untuk mengambil fotokopi. Aku hanya membalas, asrama saya dekat, di atas Tlogowaru sana, akhirnya orangnya paham, Aku juga menjelaskan bahwa tadi sbeenarnya tidak hujan, hujannya memang baru ditengah-tengah ini. Orangnya hanya mengangguk-agguk tanda paham.
Akumenerukan perjalanku sambil menggalau sedikit, bernyanyi nyanyi dan melakukan sesuatu degan pikiranku. Berpikir bahwa aku adalah seseorang dengan msisi yang penting, aku adalah murid hogwarts yang menjalankan misi untuk melawan voldemort, dan berbagai imajinasi positif yang lain.
Hingga akhinya bantuan datang ketika aku berpikir tentang kakiku yang lebar. Ternya ada hikmahnya juga memiliki kaki yang lebar, yakni au bisa jalan jauh lebih jauh daripada yang orang lain pikir mungkin. Ternyata bantuan tersebut datang dari anak-anak koperasi yang baru belanja dari pasar besar. Akhirnya aku naik ke angkot itu dengan segra melepas jas hujan merah yang ada ditubuhku. Mereka semua kaget kenapa aku bersedia keluar pada saat hujan itu. Aku menvceriktakan dengan nada dan jawaban yang nyaris sama dengan apa yang aku ceritakan kepada tukang fotokopi. Akhirnya aku berbincang-bincang dengan mereka dengan topik lain yang lebih luas, tanpa aku saari aku dan teman-teman sudah sampai di asrama. Free! Aku bersorak terimakasih dan sambil tersenyum karena aku diberi tumpangan gratis.
Alhamdulillah