After hesitantly watching my mark on my exam papers, I know
something important about me. I'm not A straight student compared with my
friends in my class. Just take example, I got 45 in Physic exam, while my
friend Rizka got 95 in that exam. After that, she got a perfect score!
Despite of that
fact, actually I'm not too bad though, I got 90 in Biology and the best score
in Bahasa Indonesia. So, I can conclude that I'm O student. An ordinary
student.
Boleh-boleh aja
kok jadi siswa yang biasa- biasa saj, namun yang perlu diingat adalah kita
nggak boleh menjadi seperti itu selamanya. Kita sebagai siswa yang biasa harus
bangkit dari kebiasa-biasa ini. Sekali-kali perlu untuk menjadi siswa yang luar
biasa dan itu wajib. Apalagi tahun depan, angkatan tahun 2013 90% jalur lewat
undangan. 10 % lewat tes. Kalau menjadi biasa terus, kapan kita mau diirik oleh
universitas?
Meskipun untuk menjadi luar biasa itu nggak mudah. Mungkin kamu
bisa mendapatkan nilai 100, menang dalam kejuaraan, terpilih menjadi ketua
OSIS, menjadi artis, dan sebagainya, namun yang perlu diingat adalah kita harus
tetap menjadi diri kita. Jangan mentang-mentang kita jadi siswa yang luar biasa
kemudian kita bertindak seenaknya.
Ternyata ada untungnya juga lho kalau menjadi biasa saja. Yakni
kita nggak terllau ribet. Karena guru akan jadi sedikit memperhatikan kita.
Negatifnya, kita jarang dikenal dan untuk rekomendasi universitas itu jadi
sulit soalnya siapa yang tahu kita? Cuma kita sendiri mungkin.
Inilah saat yang tepat bagi kita untuk bangkit, dari biasa menjadi
luar biasa. Mungkin bisa dimulai dengan melakukan sesutau dengan cara yang luar
biasa. Seperti menulis novel atau menunjukkan bahwa kita sudah berusaha keras
juga merupakan salah satu indikasi bahwa kita bukan siswa biasa-biasa saja.
Asal jangan sampai terkesan atau diniati pamer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,