KENALI
DIRIMU, MAKA KAU AKAN MENEMUKAN TAKDIRMU
Tahu takdir masing-masing merupakan dambaan
setiap insane di bumi ini. Betulkan? Kita selalu ingin mengetahui apa takdir
kia, apa pekerjaan kita nanti, apa yang cocok untuk saya, jika aku nanti mau
ngambil jurusan ini apakah nanti aku akan berhasil, jika aku menikah dengan
wnaita ini apakah aku akan bahagia dan langgeng nantinya. Manusia selalu
memimpikan bisa meprediksikan masa depan. Maka tak heran kalau banyak sekali
majalah-majalah dan servis-servis ramalan dari berbagai media laris manis
dikonsumsi.
Sudah bukan rahasia umum kalau kita selalu
tertarik dengan hal-hal tersebut. Tetapi pertanyaannya adalah kenapa kita
tertarik untuk mengetahui apa takdir kita? Benarkah takdir itu ada? Apakah kita
manusia bisa merubah takdir kita? Apakah mungkin melihat masa depan?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan umum yang sering kita
ajukan, bahkan ada lebih banyak pertanyaan lain lagi yang berhubungan dengan
takdir.
Membahas takdir itu tak akan ada habisnya.
Bagaimana bisa habis kalau setiap manusia memiliki takdir yang bermacam-macam
dan ada begitu banyak manusia. Pokoknya selama manusia masih ada, maka
pembahasan takdir tidak akan pernah berhenti. Jawabannya simple sekali kenapa
kok bisa begitu, karena manusialah makhluk yang bisa berfikir. Jika kita bukan
manusia, maka kita nggak perlu mikir yang namnaya takdir. Betul?
Manusia tertarik untuk mengetahui takdir karena
manusia ingin tahu dan ingin bisa merubah takdir tersebut kalau takdir yang
digariskan kepada kita itu tidak sesuai dengan keinginan kita. Jika takdirmu
hanya menjadi seorang buruh tani, apakah kamu mau menerimanya begitu saja?
Pasti banyak yang nggak pingin menjadi seperti itu. Dia pasti pingin menjadi
seseorang yang lebih seperti guru mungkin? Atau kalau bisa lebih tinggi lagi
jabatannya.
Jika kita sudah tahu apa takdir kita, seumpama
aku tahu akalau nantinya aku akan memimpin perusahan multinasional yang bergerak
dalam bidang biotekhnologi aku pastinya akan bersyukur sekali diberi takdir seperti
itu. Jika aku orangnya malas, bisa saja aku bertindak seperti ini. Aku nggak
melakukan apapun. Aku akan berhenti belajar dan tinggal di rumah menanti
kejadian tersebut ada. Atau aku juga bisa bertindak sebaliknya, aku mulai
belajar mengenai bioteknologi dan memperluas relasi untuk mempersiapkan
perusahaan yang nantinya akan aku pimin tersebut.
Kedua tindakan tersebut sangat mungkin akan
dilakukan olehku. Tergantung dari kepercayaan yang dianut olehku. Dari sudut
pandang pribadi, aku akan memilih opsi kedua tersebut sebagai opsi yang paling the
best dan berkesempatan terwujud 100%. Sedangkan opsi pertama opsi
terwujudnya nggak ada 50%. Kenapa aku kok nggak menyalahkan opsi pertama?
Karena aku sendiri juga nggka tahu apakah tindakanku pada opsi pertama tersebut
berhasil atau nggak.
Dari situ muncul pertanyaan apakah takdir itu
ada? Aku jawab, YA, TKADIR ITU ADA. Selalu ada yang menggerakkan kita di dunia
ini. Selalu ada, tetapi bukan berarti kita ini boneka. Karena aku beragama
Islam, aku yakin sekali bahwasetiap tindakan kita ini ada yang menggerakkan dan
takdir kita itu sudah ada yang menggariskan. Aku memiliki teori tentang takdir
manusia yang aku hubungkan dengan yang namanya kromosom manusia. Tetapi disini
aku akan menjelaskan secara singkat saja teoriku itu.
Takdir manusia, dalam kepercayaan Islam sudah
tertulis dalam Lauhul Mahfudz, semacam kitab yang mencatat apa-apa yang akan
terjadi pada manusia itu. Didalam tubuh manusia, kita mengenal adanya gen
didalam kromoson yang membentuk sifat-sifat yang dapat dilihat oleh kita.
Rambut hitam, kulit sawo matang, hidung mancung, merupakan ekspresi dari gen
tersebut. Bahkan penyakit-penyakit sudah tercatat dalam gen.
Jika kamu pernah membaca buku yang berjudul
Genom, kamu akan tahu banyak mengenai gen dan pengaruhnya terhadap tubuh kita.
Di dalam kromosom kita sudah tertulis jutaan gen pembentuk diri kita yang
menentukan seperti apa kita ini. Takdir pun juga seperti itu, takdir itu juga
tertulis seperti gen yang menentukan seperti apa masa depan kita nanti.
Gen pada hakikatnya tidak bisa dirubah, namun
bisa terpengaruh oleh lingkungan. Aku pernah membaca disitu kalau kita
mempengaruhi gen kita, kita bisa merubah penampilan kita. Tetapi perubahan yang
saya maksud tersebut ada batas maksimal sesuai gen yang ada. Jika tidak, maka
gagal. Ambil contoh, tinggi badan. Tinggi badan dipengaruhi oleh dua factor.
Lingkungan dan gen. kalau kamu tinggal di temapt yang kurang asupan gizinya,
kamu bisa saja pendek meski genmu aslinya tinggi. Kamu bisa juga memiliki gen
pendek tetapi kamu lebih tinggi daripada orangtuamu (sudah lumrah kalau tinggi
kita biasanya sama dengan orang tua kita. Jika ingin tahu lebih lanjut, belajar
saja biologi). Tetapi setinggi-tingginya kamu, jika kamu memiliki gen pendek,
tinggimu tidak akan lebih daripada temanmu yang Bergen tinggi dan mendapat
asupan gizi yang baik yang otomatis memaksimalkan ekspresi dari gen tersebut.
Begitu pula dengan takdir. Aku percaya bahwa
takdir itu ada dan mengikat seperti gen. Namun kita wajib berusaha untuk
mewujudkan agar takdir tersebut bisa menjadi kenyataan (seperti gen tinggi,
kalau tidak diberi supan gizi yang baik maka juga tidak akan menjadi tinggi
maksimal secara genetis). Takdir tersebut juga bisa berubah, tetapi merubah
takdir tidak semudah yang kita kira lho. Seperti merubah genetis, kebanyakn
perubahan tersebut malah karena terjadi kecelakaan (seperti sel kanker pada
manusia). Tetapi ternyata jika kita berkaca dengan gen, maka takdir tersebut
bisa berubah. Tetapi maksimal seperti apa yang tertulis dalam gen tersebut.
Tetapi mungkin juga ada gen-gen lain yang membantu perubahan tersebut.
Intinya, takdir itu ada. Namun kita wajib
berusaha untuk mewujudkannya. Semuanya itu mungkin, tetapi semuanya tergantung
pada diri kita. Didalam gen semuanya itu mungkin. Semuanya ada gen-gen pemicu
yang tertidur. Didalam tubuhku dan tubuhmu ada gen-gen pemicu kanker dan
diabetes dan bermacam penyakit lainnya. Tetapi kadarnya berbeda. Kalau tidak
diaktifkan, maka juga tidak akan terwujud, tetapi kalau diaktifkan ya tamatlah
kita. Itu juga berfungsi seperti gen.
Itu adalah teoriku mengenai takdir ketika
dikaitkan dengan genetic pada manusia. Lain kali aku akan mencoba
menjelaskannya secara lebih detail.
Kini kita sampai pada pertanyaan terakhir,
bisakah kita melihat masa depan, atau dengan kata lain mengetahui takdir kita.
Mungkin saja, tetapi bukan lewat kartu-kartu tarot, bintang, maupun media yang
lain. Kalau lewat tersebut mungkin saja itu dibisikkan oleh setan dank arena
kebetulan. Tetapi KUNCI TAKDIR KITA ADALAH KITA SENDIRI. Jika kita mampu
memahami diri kita, maka kita akan tahu apa yang sebenarnya kita inginkan adan
keinginan tersebut cocok dengan kemampuan kita.
Jika kita tahu apa yang cocok dengan kita, maka
kita akan tergerak untuk mengikuti kata-kata tersebut kan? Itulah suara Tuhan
yang menuntun kita. Tuhan itu ada dimana-mana. Jika kita bisa memahami diri
kita, kita nggak perlu ramalan, karena sebenarnya diri kita itu tahu di bidang
apa kita nanti bisa berhasil nantinya. Diri kita itu tahu, jika kita membiarkan
diri kita memahami jiwa kita, aku yakin takdir akan tersibak didalam diri kita,
meunjukkan apa jalan yang hasru diambil.
Oke, tulisan ini rasanya teralalu panjang. Lain
kali aku kana mencoba untuk mendeskripsikan dengan lebih jelas kepada kamu jika
kamu punya pertanyaan atau sanggahan. Kamu mungkin juga pengen membantu aku
menyempurnakan teori hubungan genetik dan takdir pada manusia. Aku sedikit
bingung menjelaskannya, tetapi pokoknya takdir manusia itu bekerja seperti gen
yang ada pada diri kita. (naf)