Kepada Tatsuya Fujisawa
Hai Tatsuya, comment allez-vous?
Langsung saja, Tatsuya Fujisawa, aku tidak memiliki waktu banyak untuk menulis surat ini.
Salahkah jika aku menyatakan bahwa kau adalah orang yang beruntung? Karena kau pernah mengenal cintamu dan berusaha meraihnya. Meski takdir mengatakan tidak. Karena orang yang pernah mengejar cintanya adalah orang yang beruntung. Meski gagal, setidaknya mereka telah mencoba, dan kebanyakan mereka menjadi lebih bijaksana karena itu.
Mungkin kau bertanya-tanya siapakah orang yang berani menasehatimu seperti ini. Asal kau tahu saja, aku selalu mengikutimu, apalagi jika kau bersama Tara Dupont, aku mulai mengamati kalian berdua sejak kau turun di bandara Charles de Gaulle dan mampir di salah satu kafe kopi untuk menikmati café crème dan bertemu Tara. Sederhananya, aku mulai mengikutimu sejak kau tiba di Prancis. Aku punya banyak nama, setidaknya aku memiliki darah Perancis, Indonesia, dan tentu saja, Jepang. Sama sepertimu.
Tatsuya Fujisawa, aku iri padamu. Karena kau mencintai Tara Dupont. Setidaknya kau bisa mengenalnya. Sedangkan aku tidak bisa berkenalan dengannya sama sekali. Mengirimimu surat inipun dengan sangat terpaksa kulakukan. Karena aku mendengar apa yang terjadi padamu dan Tara. Aku tidak tahu apakah aku harus senang atu sedih. Tapi aku adalah orang baik, jadi kau tahu pasti bagimana perasaanku.
Seandainya bisa, sebenarnya aku ingin sekali bersaing denganmu. Kita lihat siapa yang akan dipiilh oleh Tara. Tetapi tidak, Tatsuya, aku tidak bisa karena suatu alasan yang tak bisa aku ceritakan padamu. Aku hanya bisa mengagumi Tara dari jauh. Aku hanya bisa melihatnya tersenyum ketika kalian pergi ke Taman Jardin du Luxembourg, Musée Rodin, Arc de Triomphe, dan jalan- jalan kota Prancis yang indah.
Jika kau merasa bahwa kau terluka karena mengetahui bahwa kau TIDAK LAGI BISA mencintai Tara Dupont, bagaimana perasaanku yang hanya bisa mencintainya tanpa dia tahu bahwa aku ada, dan aku mencintainya? Aku ingin menukarkan segala- galanya agar aku bisa melihatnya tertawa bahagia ketika melihatku. Tahu bahwa aku ada.
Sekali saja aku ingin bisa berjabat tangan dengannya, mendengarnya berbicara padaku, memandang mata abu- abunya yang hangat, melihat rambutnya yang diterbangkan oleh angina musim gugur Prancis.
Tatsuya Fujisawa, bukankah sudah aku bilang aku iri padamu. Bahwa kau pernah merasakan apa yang aku inginkan? Jika satu- satunya jalan adalah menukar diriku denganmu agar aku bisa merasakan cinta kepada Tara Dupont, aku akan mengambilnya. Meski aku tahu bahwa suatu saat hatiku akan berdarah karena cinta itu. Aku harus mengubah rasa cintaku itu menjadi rasa sayang kepada seorang adik. Hal itu mungkin cukup bagiku, karena aku tetap punya alasan untuk menjaga Tara agar dia tetap bahagia, sebagai kakak yang baik. Meski aku harus tersenyum kepadanya tetapi hatiku menangis.
Kuau boleh mengataiku sebagai pria yang melankolis. Terserah padamu saja, sebelum aku tak bisa berkomunikasi denganmu lagi, aku ingin berkata padamu. Setidaknya kita sama-sama menyukai Gadis Musim Gugur itu dan kita terluka karena tak bisa memilikinya karena takdir yang berbicara. Tapi tetap saja, aku telah kalah dan aku puas dengan itu.
Selamat tinggal dan salam persahabatan,
Hiroshi Aki
Tahu gak, aku belum pernah ngegombal sebelumnya. Yah, secara aku cowok apa adanya, tapi mencoba aja, pasti berguna. Betul tidak?
Sungguh luar biasa! Seandainya Tatsuya dapat membaca dan membalasnya... 😶
BalasHapusTerharu. Tapi sayang, Tatsuya sudah mninggal..
BalasHapusTwo Thumbs Up buat pnulis surat ini. Aku terharu bangat..
Kereeeeennn
BalasHapusTatsuya Fujisawa, aku iri padamu!
BalasHapusWih kata-katanya keren gan!