Pernah nggak, kamu merasa underpressed, semangat kamu ilang, rasanya kamu nggak pernah hidup lagi deh. Seperti ada dementor yang nyedot semangat kamu. Aku pernah merasakannya di sini.
Jika kau tahu seperti apa aku ini dulu, kau bakalan heran bila tahu sekarang seperti apa aku. Aku tak tahu mengapa, kurasa aku hanya butuh sahabat di sini. Sahabat yang mengerti aku, meski aku ini unik. Dan yah, pahamlah tentang aku. Aku di sini punya teman. Bagus!. Tapi hanya sekedar teman. tak lebih.
Di sini aku mulai merasakan menjadi orang belakangan. Orang yang pendiam. Bukan sok cool, tapi emang aku nggak punya teman untuk bicara. Mereka datang dan pergi. Just like that. Cupu, kata temanku. Que sera sera, whatever will be, will be.
Dulu waktu SMP mungkin aku termasuk anak populer. Meski aku tak pintar- pintar amat. Aku tak pernah memintanya. Aku mendapat teman baik, Jayen, waktu kami pulang bersama naik sepeda.
Sekarang, kau tahu, aku hanya anak biasa, mungkin ini kedengarannya parah, tak dipedulikan, tak pernah diajak untuk having fun oleh orang- orang populer. Tapi pasti ada yang lebih parah kok, daripada sekedar di cuekin. Aku masih punya teman, ada buku, yang tak pernah pamrih untuk dijadikan teman. Dan ada Tuhanku. Yang selalu ada.
Orang mungkin berfikir, aku baik- baik saja. Memang, tapi tetap saja aku pengen punya teman sejati seperti masa- masa SMP-ku dulu. Oh, betapa aku merindukan kalian guys! Ada Jayen yang humoris tapi pintar, Ivan, atau Eyang kakung, Rofiq, sok cool dan imut, Ziyda, yang genius tapi nggak sombong, Widi, yang emang cool tapi gokil, Ammar, si arab yang makin arab aja deh, Thoriq, yang dermawan, Yogi, yang genius dan pendiam, Rozaq, logikamu hebat! Fajar, si gokiiil abiez...Fuad, yang pendiam... banget. Dan Aku...
Semoga aku akan segera mendaapt teman seperti kalian lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan beri komentar kamu mengenai apa yang aku tulis di atas. Tapi tolong jaga kesopanan ya,