Kios-kios yang ada di Ampel. Ramai jika siang hari, (untung waktu kunjung saya malam, sehingga tidak seramai ini) gambar diambil dari demotix.com |
Setelah memikir-mikir, akhirnya pada hari Jumat sore, tgl 18 Oktober saya mau menerima ajakan Syafiq, untuk berkunjung ke Ampel, menginap di rumahnya sekaligus pergi jalan-jalan berwisata religi ke situs Sunan Ampel.
Dengan naik motor, saya dan Syafiq berangkat ke sana. Sebelum itu kami mampir dulu ke optik langganan keluarga Syafiq untuk mengambil kacamata pesanan dia, karena kacamata yang dia pakai sebelumnya keinjak dan pecah. Saat itu sudah waktu sholat maghrib. Jadi kami sholat dulu di mushola samping optik itu kemudian kami meneruskan perjalanan ke Ampel.
Di wilayah Ampel, kami disambut dengan gapura selamat datang di wisata religi Sunan Ampel. Setelah berkendara sebentar, kami belok kiri memasuki gang. Sampailah kami di rumah nenek Syafiq. Rumah tersebut seperti rumah di daerah itu, merupakan rumah kuno dan besar. Ternyata dihuni oleh keluarga besar dia. Saya tidak sempat bertemu dengan keluarga dia karena kami langsung lewat samping untuk langusng menuju kamar Syafiq yang terletak dilantai atas.
Saya tak menyangka kalau Syafiq membelikan tahu tek. Saya baru tahu kalau makanan ini , tahu dicampur telor dengan bumbu kacang dinamakan tahu tek. Di asrama dulu cukup sering saya merasakan makanan ini namun tidak tahu namanya.
Setelah makan, kami berjalan menuju situs Sunan Ampel. Sebenarnya tujuan saya ke Ampel adalah untuk membeli Al-Quran, karena AL-Quran yang ada di saya tulisannya terlalu kecil. Maka kami berjalan-jalan di sepanjang kios-kios penjual yang menjajakan aneka baju muslim, kopyah, akseosirs muslim, mukena, parfum, kurma, dan banyak yang lainnya. Mata saya tak henti hentinya melihat aneka motif baju koko yang bagus-bagus disini. Sungguh keren seklai motifnya. Kalau baju seperti ini ada di Matahari, harganya pasti 120 rb lebih. Disini harganya seperinya berkisar 100 rb, namun masih bisa ditawar lagi.
Sebenarnya sudah ada Al-Quran yang cocok, namun saya teruskan saja perjalanan sambil melihat-lihat wilayah Masjid Ampel yang besar sekali. Selain itu saya juga mencari harga A-Quran yang mungkin ada yang lebih murah. Syafiq juga membeli kitab Fathul Qorib, kitab mengenai Fiqh disana. Setelah dia membei kitab barulah kami kembali ke tempat dimana saya menemukan Al-Quran yang menyita penglihatan saya. Meskipun harganya 90 rb, sepertinya cocok dengan kualitasnya yang keren (sepertinya saya pernah melihat Al-Quran serupa dengan harga 100 rb lebih di Gramed).
Tidur di rumah Syafiq membuat saya melihat teman saya ini dengan perspektif yang berbeda. Ternyata dia adalah anak yang religius, lulusan pondok juga. Jauh sekali dengan saya yang egaliter dan agamanya belum kuat ini. Saya jadi malu, mengingat ayah saya sebenarnya adalah pemuka agama di kampung saya.
Semoga dengan adanya Al-Quran baru, saya bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.