27 Mei 2012

STUCK


Aku benci kata-kata terjebak. Apalagi jika terjebak dalam tugas-tugas skala Q1 yang important dan juga mendesak. Bagaimana tidak? Tugas semacam itu sangat tidak enak untuk dinikmati, karena selain membuat stress juga bisa membuat kepela kita puyeng, hilang konsentrasi, berat badan menurun. Akibat lebih lanjut bisa menimbulkan kegilaan sesaat atau bahkan permanen. Jadi jangan heran kalau di kota-kota besar seperti Jakarta banyak orang gila dan bunuh diri.
Jadi apa hubungannya denganku? Tentu saja ada. Jadi sekarang ini aku sedang stress mengerjakan proyek yearbook 2012 untuk sekolahku. Lumrah juga sebenarnya, stress. Namun yang aku takutkan dari stress ini adalah dampaknya terhadap pelajaranku. See, I'm not the smartest guy here, kalau aku nggak belajar, nilai-nilaiku bisa jeblok dan apa yang aku cita-citakan bisa kabur.
Kami mengerjakan yearbook ini sejak 25 April kemarin namun belum juga selesai-selesai. Bagi orang lain pasti akan bertanya begini. Sudah lama ngerjain kok nggak selesai-selesai? Maka aku menjawab. Kami pelajar. Kami punya bisnis yang sama Q1 nya yang harus dikerjakan seperti mengerjakan PR dan belajar untuk ulangan. Lihat kan? Apalagi didukung kenyataan bahwa kami bekerja secara sukarela. Jadi ya mohon maklum kalau kerjanya sedikit terhalang.
Kadang-kadang aku bingung dengan ini. Pihak sekolah menyuruh kita belajar dengan baik, tapi dilain sisi mereka juga menyuruh kita untuk mengerjakan proyek mereka, atau proyek bersama sebenarnya. Bagi mereka mungkin kita mampu, tapi padahal hal itu belum tentu bukan? Kami mampu kalau diberi cukup waktu atau diberi fokus kerja. Sekolah atau proyek? Namun kenytaannya tidak demikian. Kami harus sekolah dan kami harus kerja. Para direktur, dan pekerja-pekerja lain pasti kalah melihat bagaimana kami harus bekerja. Lembur setiap malam, kadang-kadang tidur baru jam 3 atau 4 pagi. Mash untung kalau bekerja bersama, bisa giliran tidur.
Tapi dari sinilah pengalaman itu ada dan sangat indah, jadi bisa diceritakan ke orang lain atau kalau waktu interview dengan orang bisa dikatakan kita memiliki nilai jual lebih dibanding dengan pelajar SMA lain yang memiliki umur yang sama dengan kita. Hal ini akan sanagt bermanfaat kalau mau apply untuk beasiswa atau masuk ke fakultas favorit. Jika ada yang tanya, jadi apa yang kamu lakukan waktu SMA? Kita bisa menjawab, oh, aku belajar cukup banyak, namun aku juga bekerja cukup banyak. Kita malah terdengar sebagai murid super, apalagi kalau bisa mempertahankan nilai-nilai kita. rata-rata masih diatas 8 dan sukses dalam proye sekolah. Hmm, siapa yang tidak mau?
Dari sini terlintaslah ideku untuk membuat sekolah yang memberikan kredit berdasarkan proyek yang dikerjakan. Jadi ini idenya.
1. Jika ada anak nakal, sebagai hukuman gunakan tenaga mereka untuk melakukan proyek sekolah yang juga bermanfaat bagi dirinya. Jika dia tidak melakukannya, maka dia akan mendapat hukuman yang lebih berat. Hal ini lebih berguna daripada diskors kan?
2. Jika ada yang nggak lulus pelajaran tertentu bahkan dengan 3 kali remedial, suruh mereka melakukan proyek sekolah sebagai syarat kelulusan nilai itu.
3. Sekolah memberikan nilai tambahan kepada siswa yang dengan sukarela maupun ditunjuk yang sah dan diakui oleh komite akademik sekolah agar siswa tersebut lulus sebagai bbentuk kompensasi karena pelajar tidak bisa dibayar.
Lihat, bukankah hal tersebut sangat memotivasi para siswa untuk lebih semangat dalam bekerja?

26 Mei 2012

Violin Baru!

Hmm, nggak sabar untuk dapat biola baru. Skylark 4/4 only Rp 550.000, plus pirastro rosin and steinbach shoulder rest. Murah nggak?
Aku bersyukur sekali bisa dapat violin seeprti itu. Thanks to Bagas udah bantu aku..

24 Mei 2012

Jual John Heinrich Hammigh Violin

Jual John heinrich hammig, hrg 3,5jt lengkap, case kotak, bow, rosin, stemer 4..
Garansi suara selama 2bulan..
Jika anda kurang puas dengan suaranya, kami akan segera men setting ( fitting up).







Kalau berminat dengan ini, langsung saja hubungi music.figaro@yahoo.com. Hp: 0821 3365 2740


Doakan Kami

Wah, hari ini pengumuman LKIR LIPI, deg-degan. Semoga aja kelompokku bisa dibimbing oleh LIPI untuk melakukan penelitian kami. Kau tahu, menjadi finalis LKIR LIPI merupakan salah satu impianku dari SMP sejak aku kenal dengan dunia penelitian.
Bagi kalian mungkin impian seperti ini kurang prestisious. But i know my way, setelah LKIR LIPI, jika aku lolos aku ingin masuk lomba di Intel ISEF 2013. Ini juga salah satu impianku. Aku hanya bisa berusaha dan berdoa kan? Dan menurutku apa yang aku lakukan untuk penelitian LKIR LIPI ini merupakan slaah satu the best effort dari kelompokku. Berapa kali kami harus ke UB untuk studi pustaka dan konsultasi. Berapa hari aku harus begadang untuk menyelesaikannya. Maka, aku dengan ini menyatakan bahwa aku optimis bisa masuk di LKIR LIPI 2012 ini.
Tetapi bagiamana jika tidak? Aku akan sabar dan tetap berjalan. Keep moving forward.

Tapi Ya Allah, aku mohon kepada-Mu agar kelompokku bisa dibimbing oleh LIPI tahun 2013 ini. Berilah kami kelancaran dan kesuksesan dalam menjalani lomba ini.

Aamiin..

18 Mei 2012

Mencangkir Semangat

Hmm, enaknya secangkir penuh semangat pada saat lembur dimalam hari bersama teman-teman tercinta mengerjakan tugas bersama. Secangkir penuh kopi yang dibuat sendiri, panas dan manisnya pas. Hmm bikin mata melek lagi dan bikin otak jalan terus.
Menilik sejarah begadang dalam hidupku, sepertinya aku hanya sedikit sekali begadang. Sampai tujuh belas tahun ini, aku hanya begadang, Hmm... kurang dari 10 kali mungkin. Bukannya aku anti begadang. Tapi untuk apa begadang kalau nggak ada yang patut diperjuangkan? tahu maksudku kan?
Barulah saat ini aku menemukan alasan yang pas untuk begadang. Untuk apa? Mengerjakan yearbook sekolah! Sepertinya menjadi alasan yang masuk akal dan terlihat penting, padahal tidak sepenuhnya. Kau tahukan? Aku hanya menajdi QC (Quality Control). Bukan pekerjaan mudah, tetapi juga bukan pekerjaan sulit karena aku tidak terikat dengan deadline lapangan. Tapi tetep saja aku terikat dengan deadline atasan. Nggak ada pekerjaam yang mudah. Kau tahu? Tapi setidaknya hal itu cocok dengan karakterku.
Doakan kami biarlah kami begdang asal ini cepat selesai dan hasilnya maksimal!

16 Mei 2012

Inspiration-Write a Novel!

I want to write a novel!

After read a novel, the tittle is Confession of Shopaholic. I have no idea why I want to do this. Pokoknya pengen aja. Dulu waktu SMP pernah sesumbar kalau pengen nulis novel dan akan menerbitkannya apad Juni 2012. Aku masih ingat bener aku dulu mengatakan itu. Tapi sepertiny aku harus say sorry that i can't do that yet.
Tapi sepertiny aku punya topik yang menarik untuk diangkat ke dalam novel. Dan aku hampir menangis sekarang. Aneh sekali, pikirku. Aku sebelumnya tak pernah ingin menangis atau terharu seperti ini karena membaca novel. Sepertinya karena aku terharu bahagia setelah membaca novel tersebut. Bukannya aku kenapa-kenapa.
Oh ya, satu hal yang perlu kamu ingat. Jika kamu pernah membaca novel karangan Sophie Kinsella yang dituangkan dalam film, aku harus mengatakannya bahwa film dan bukunya sangat berbeda. Meski nama tokoh utama sama, tetapi settingnya sungguh sangat berbeda dan selendang, the scarf that used in movie and in novel have different color. Agak nggak enak juga sih, namun menurutku tetep bagus aja.

15 Mei 2012

Meraba Profesionalitas Guru

MERABA PROFESIONALITAS GURU MASA DEPAN

Oleh: Muhammad Abdul Manaf

Guru, Pendidikan, dan Masalahnya

Guru sekarang ini menurut saya bukan hanya sebatas orang yang bekerja dalam dunia pendidikan yang mengajar siswa dari hari Senin hingga Sabtu. Namun sekarang definisi tersebut sudah meluas sehingga setiap orang yang membagi pengetahuan darinya bisa dikatakan sebagai seorang guru. Hal itu tidak tergantung dari sedikit banyaknya jumlah ilmu yang dibagikan ke orang lain tetapi lebih ke arti ilmu yang dibagikannya. Sehingga anak SMP pun bisa didaulat sebagai guru.

Namun tentunya guru itu tidak terbatas sebagai figur yang menularkan ilmu saja, Tetapi mereka harus bisa memenuhi fungsinya secara moral dan secara dinas. Secara moral guru harus bisa memberikan contoh moral yang baik kepada muridnya serta mengajar mereka dengan penuh kasih dan tanggung jawab. Selain itu mereka juga harus memenuhi fungsinya secara dinas yakni mendidik mereka agar menjadi insan yang berkualitas dan bermanfaat. Kedua fungsi tersebut harus dilaksanakan secaa beriringan agar bisa memunculkan pribadi-pribadi yang seimbang baik secara intelektual maupun emosional dan spiritual.

Apalagi sekarang ini sedang digiatkan pendidikan berkarakter yang bertujuan untuk mencetak siswa yang memiliki karakter dalam dunia pendidikan, siswa dicetak sebagai seorang murid yang proaktif dalam belajar, bukan hanya menjadi figur yang hanya menjadi imitator. Sehingga diharapkan nantinya akan didapat siswa-siswa yang memiliki karakter dan moral yang baik.

Tetapi nyatanya hal tersebut belum bisa mengatasi masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia. Seperti yang diketahui bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih menduduki peringkat rendah dunia. Hal itu terbukti dengan hasil dari survei yang dilakukan oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) terhadap kualitas pendidikan di negara-negara berkembang di Asia Pasifik. Indonesia ternyata hanya menempati urutan ke-10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kulitasnya berada pada peringkat 14 dari 14 negara berkembang.

Hal tersebut sungguh ironis sekali mengingat jumlah guru di Indonesia sangat banyak. Dari catatan Kemendikbud, saat ini jumlah guru di Indonesia sebanyak 2.925.676 orang. Rasio jumlah guru dan murid secara adalah rata-rata 1:18. Angka tersebut lebih baik jika dibandingkan dengan negara maju seperti Korea (1:30), atau Jerman (1:20).

Sayangnya, jumlah guru yang banyak tersebut selain tidak terditribusi dengan baik juga memiliki kekurangan profesionalitas dan kompetensi yang itu-itu saja. Belum lagi sistem pendidikan yang cenderung menjadikan murid sebagai gelas yang tinggal diisi sesukanya oleh guru yang menjadikan siswa robot yang pandai mencari kerja, karena mereka tidak diberi kesempatan mengolah kreativitas untuk bisa menciptakan lapangan kerja sendiri di masa depan.

Kekurang profesionalitasan guru tersebut jangan sampai dibiarkan terus menerus. Jika hal tersebut tidak segera diambil tindakan penyelesaian maka yang mendapat dampak secara langsung adalah siswa-siswanya. Bagaimana para siswa bisa menjadi orang yang berkompeten kalau orang yang mengajarinya saja kurang profesional dan tidak memenuhi spesifikasi sebagai guru yang berkompeten? Itulah kenapa Kementerian Pendidikan Nasional sangat perlu untuk menjadikan masalah ini sebagai prioritas untuk diselesaikan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, seperti yang dilanisir oleh Kompas pada November 2011, Kemendikbud sedang berkonsentrasi pada proses pengaderan dan pemersiapkan secara matang kompetensi para calon guru yang masih berada di perguruan tinggi. Salah satunya dengan mengasramakan para calon guru yang telah memasuki semester ketujuh. Setelah diasramakan, lanjutnya, para calon guru akan dikirim ke daerah untuk uji kemampuan dan belajar mengenal berbagai macam medan mengajar.

Tapi apakah hal itu cukup? Karena kebanyakan guru ternyata belum memiliki profesionalisme yang memenuhi syarat untuk menjalankan tugasnya sebagaimana disebut dalam pasal 39 UU No 20 tahun 2003 yakni merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Banyak guru yang asal datang ke kelas dan mengajar tanpa memiliki visi kedepannya bagaimana. Sehingga banyak ditemukan siswa yang kadang-kadang bingung juga diajar oleh guru tersebut dan dibiarkan saja oleh gurunya.

Oleh karena itu, untuk mencetak guru-guru yang cakap dan berkompeten perlu sekali diadakan pembenahan sistematik dalam perekrutan guru. Kulaifikasi untuk bisa diangkat menjadi guru mungkin bisa ditingkatkan. Selain itu diperlukan juga peningkatan kesejathteraan guru agar guru lebih termotivasi lagi untuk mengajar. Selain itu alangkah lebih baik lagi jika pemerintah memberikan beasiswa kepada guru-guru yang berprestasi untuk melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu juga bisa dilakukan pelatihan untuk peningkatan kualitas kepada guru-guru.

Meraba Profesionalitas Guru Masa Depan

Seperti yang diungkapkan diatas betapa penting sekali posisi guru dalam dunia pendidikan ini. Tak ayal lagi, mereka disebut sebagai tonggak pendidikan. Hal ini tak lepas dari peranan mereka yang memang besar dalam membina siswa siswi untuk menjadi pribadi berkualitas, bermoral, dan bermanfaat bagi bangsa Indonesia. Untuk itu diperlukanlah guru yang profesional agar tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai dengan maksimal.

Namun apakah yang disebut guru profesional tersebut? Menurut saya guru profesional selain seorang yang kreatif, tak gentar menghadapi tantangan dalam medan pengajaran yang dilaksanakan, selalu termotivasi untuk mencerdsakan bangsa meski kesejahteraannya dikesampingkan oleh pihak-pihak yang diatas. Selain itu tentu saja sebagai seorang guru yang memenuhi kriteria pasal 39 UU No 20 tahun 2003. Selain itu, mereka harus bisa mendeteksi bakat siswa siswinya dan mampu mengantarkan bakat dan potensi tersebut untuk menjadi bekal hidup dimasa mendatang.

Para guru sekarang bisa saja dengan mudah memenuhi kriteria guru profesional secara administrative seperti yang tertuang dalam undang-undang. Namun dalam praktik lapanganlah yang paling menentukan apakah mereka profesional atau tidak. Apakah mereka teguh menghadapi tantangan dan selalu termotivasi atau hanya orang yang bermental tempe. Hal tersebut akan dapat terlihat jelas jika mereka sedang bertarung dalam medan pengajaran yang sulit seperti di Papua.

Jika para guru tersebut tetap sanggup bertahan dalam medan pengajaran yang sulit dan alat-alat pendidikan yang serba terbatas serta mereka tetap termotivasi untuk menularkan ilmu semata-mata demi mencerdaskan bangsa, maka hal tersebut patut diacungi jempol. Karena sudah jelas mereka tidak bekerja bukan karena iming-iming uang.

Apalagi jika ada guru yang mampu mencetak siswa siswi sukses yang seimbang baik itu inteletual, emosional, dan spiritual dan sanggup menggunakan potensi dalam dirinya, maka orang seperti itulah yang patut menjadi figur-figur yang sering diekspos sebagai motivasi kepada yang lain. Bukannya berita-berita picisan mengenai siapa dengan siapa.

Untuk mencetak guru-guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam profesinya seperti itu tentunya tidak bisa dicetak dengan instan. Semisal hanya cukup dengan satu dua kali pelatihan guru. Untuk benar-benar ingin mendapat guru yang berkompeten dan profesioanl harus segera dumali dari generasi muda itu sendiri.

Karena bagaimanapun generasi mudalah nantinya yang akan mewarisi tampuk kemimpinan dan tugas untuk menyebarkan pelita ilmu kepada anak cucu keturunan mereka.

Hal itu bisa dimulai dengan mengenalkan mereka dengan dunia pendidikan dan pengenalan kepada mereka mengenai kondisi pendidikan sekarang ini. Pengenalan tersebut harus dilakukan sedemikian kreatif sehingga mereka tidak akan sadar kalau sebenarnya mereka sedang diajar. Hal itu bisa dilakukan lewat film, iklan, dan berita-berita di media massa yang untungnya sangat sigap dalam meliput dunia pendidikan.

Salah satu gambaran yang sukses mengenai gambaran pendidikan di Indonesia salah satunya adalah film yang berjudul Laskar Pelangi. Dalam film ini ditunjukkan bagaimana seharusnya pendidikan itu berjalan. Meski terhalang dengan keterbatasan fasilitas, namun mereka ditampilkan sanggup mengatasi rintangan yang ada. Hal itu tak lepas dari sosok guru profesional disitu, yakni Ibu Muslimah.

Menurut saya gambaran Ibu Muslimah dalam adaptasi novel yang dibuat oleh Andrea Hirata berdasar pengalaman nyata tersebut merupakan salah satu bentuk gambaran guru yang ideal. Guru yang memiliki dedikasi tinggi untuk membina murid-muridnya. Guru yang mampu mengidentifikasi potensi siswa dan mengarahkannya untuk terus maju. Guru yang mau dibayar hanya dengan beras dan uang seadanya. Andai saja ada banyak guru seperti Ibu Muslimah maka saya yakin kondisi pendidikan di Indonesia sekarang ini pasti lebih baik.

Kesempatan untuk membentuk guru-guru seperti Ibu Muslimah sekarang ini jauh lebih baik. Pasalnya, sekarang ini fasilitas sudah mudah sekali didapatkan. Berbagai macam cara bisa ditempuh untuk mencetak guru-guru profesional dimasa mendatang. Sekarang internet bisa diakses dengan mudah, dana pun juga bukan masalah utama karena pemerintah sudah mengucurkan anggaran 20% dari APBN untuk bidang pendidikan. Sehingga akan sangat memalukan jika pada Indonesia tidak bisa membentuk guru-guru profesional.

Saya sangat yakin bahwa suatu hari nanti ketika masanya tiba generasi saya memimpin, hal itu berarti sekitar lima belas tahun lagi maka Indonesia akan memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik karena selain didukung oleh fasilitas yang tersedia juga karena guru-guru profesional yang siap membina muridnya dengan kasih dan tanggung jawab. Bahkan mungkin perubahan tersebut jika kita mau bisa dimulai dari sekarang, dimulai dari sendiri dulu kemudian barulah ke lingkungan yang lebih besar.

Masa depan nanti tidak perlu diperlukan guru yang banyak banyak namun hasilnya nonsense. Yang paling penting adalah kualitas yang dihasilkan, bukan kuantitas. Jika ada guru-guru profesional yang siap terjun ke medan pendidikan, maka orang tua dan murid sendiri tidak perlu terlalu khawatir dalam menghadapi masa depan mereka,

Jika takdir mengatakan bahwa saya akan menjadi salah satunya, maka hal yang saya lakukan adalah mengidentifikasi potensi yang saya miliki pada anak didik saya. Dengan begitu, dia dan saya bisa bersinergi untuk membentuk lingkaran sukses. Saya dan dia akan tahu kira-kira nanti apa hal yang paling cocok bagi dia dimasa depan. Sehingga tidak menjadi musimnya ketika lulus sekolah yang ditanyakan adalah, aku mau jadi apa? Tapi akan menjadi aku tahu aku akan jadi ini. Itulah harapan saya bahwa mereka punya visi untuk masa depan mereka dan bersemangat untuk meraih itu semua.

Sumber:

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/12/26/171312/2012-Fokuskan-Pemerataan-Guru

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/

http://edukasi.kompas.com/read/2011/11/24/09561786/Rasio.Jumlah.Guru.Indonesia.Termewah.di.Dunia.tetapi.

http://edukasi.kompasiana.com/2012/01/22/masalah-pendidikan-indonesia/

http://www.psb-psma.org/content/blog/5189-masalah-pendidikan-di-indonesia

http://van88.wordpress.com/makalah-permasalahan-pendidikan-di-indonesia/

12 Mei 2012

Bijak Melangkah

"Kemaharajaan masa depan adalah kemaharajaan pikiran"

-Sir Winston Churcill-

Sepertinya benar apa pendapat dari Sir Winston Churcill diatas, bahwa masa depan pikiran adalah sumber daya yang sangat berharga. Ide-ide, kreativitas, dan kemampuan berfikir kritis akan menjadi sumber daya yang dicari oleh banyak orang. Perusahaan-perusahaan kreatif akan tumbuh subur, dan perusahaan primary sector akan mundur.
Apa yang bisa diharapkan oleh sebuah perusahaan primary sector ketika SDA sudah menipis? Hanya menggigit jari pastinya. Karena zaman sekarang sudah tidak umum mengandalkan perusahaan yang hanya menggali batubara, menambang minyak, dan lain sebagainya. Sekarang ya zamannya untuk berkreasi. Baik itu berkreasi dalam dunia bisnis maupun berkreasi dalam dunia sosial.
Nah, sebagai seorang pelajar harusnya kita menjadi lebih kritis. Karena apa, kita sekolah sekarang mungkin akan kita aplikasikan dalam 10-15 tahun mendatang. Nah, 10-15 tahun mendatang barang tambang dan bahan-bahan mentah Indonesia sepertinya sudah menipis. Jadi, jikalau memilih jurusan untuk kuliah jangan sampai salah.
Saranku, jangan sampai memilih yang berfokus pada menggali SDA secara mentah, tapi harus mengolahnya secara kreatif. Cobalah mengambil jurusan yang memiliki kaitan dengan sumber daya yang tidak terbatas seperti teknologi informasi dan dunia kreatif. Masa depan nanti tidak umum bekerja keras, tetapi yang umum adalah bekerja cerdas.
Maka, mulai sekarang asah jiwa kreatif kita. Jangan sampai hanya berfikir bagaimana mengambil, tapi bagaimana caranya mengolah sumber daya itu. Mulai belajar, baca buku mengenai kekuatan otak kita. Tak bisa dipungkiri, otak kita akn menjadi sumber daya yang sangat hebat nanti di masa depan. Maka rawat otak ini baik-baik, diberi informasi yang berguna, diberi gizi dan jaga kesehatannya. Karena setahuku tidak ada atau belum ada transfer otak antar manusia.

09 Mei 2012

Pray For Us!


Ya Allah, finally the list of participants LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja) LIPI has been release. What a relieved!.
Semoga kelompokku dan orang yang aku kenal bisa masuk ke dalam binaan LIPI tahun ini! Doakan kami.
The participants in this year is really huge! the total is 1245 participants across Indonesia. Wow...
Aku berharap semoga kelompokku bisa masuk. Tolong doakan kami!

07 Mei 2012

Taking SAT

I just trying and take the chance! Pray for me please

06 Mei 2012

Jeda

Wah, lama seklai aku nggak nulis di blog ini. Terlalu sibuk, atau terlalu menyibukkan diri dengan hal-hal yang nggak penting aku kurang tahu. Tapi yang pasti tensi darahku sampe turun karena kelelahan. Hah.. (tarik nafas dulu).
Makanya, habis kegiatan selalu tidur, jarang nulis dulu. Bahkan kadang-kadang lupa nggak gosok gigi yang pada akhirnya bikin gigiku sakit. Bener-bener lelah lahir batin kayaknya.
Selama aku nggak nulis n=ini, ada dua peristiwa gede terjadi.
1. Perayaan hari pendidikan tanggal 2 Mei.
2. Art Exhibition 2012 di PU tanggal 4-6 Mei.

Pokoknya tlong ingetin aku buat nulis mengenai ini.

05 Mei 2012

Atomic Idea Explosion Theory


"An idea is like unstable atom"


Sebuah ide bagaikan atom yang sedang berfusi. Oleh karena itu, ide pertama kadang-kadang bukanlah ide terbaik. Ide pertama hanya ide pemancing yang memunculkan beragam ide yang lain yang lebih hebat.
Kumpulan-kumpulan ide tersebut bisa dikumpulkan menjadi satu yang sangat besar dan bisa digunakan untuk berbagai macam keperluan. Mulai dari kop surat, id card, poster, dll. Jadi ide tersebut meski sangat spesifik tapi penggunaannya sangat luas. Jadi jika kamu bisa menemukan ide yang great seperti itu. Waw,you did a good job then.